Monday, August 31, 2015

Hati Yang Jernih

HATI YANG JERNIH

Terlalu indah untuk tidak diteruskan.

Kiriman Dr. Hidayat Nur Wahid:
Alangkah bahagianya diriku. Saya mendapatkan kiriman dari seorang sahabat nun jauh di sana..
Seorang sahabat yang sekarang sedang sibuk menjadi Menteri Urusan Islam di negaranya.
Namun kesibukannya tidak menjadikannya lupa kepada diriku yang jauh darinya di sini.
Tidak lupa untuk memberi nasihat yang sangat luar biasa ini.
Saya pun meneruskan nasihatnya agar diri yang lemah ini pun mendapatkan bagian dari kebaikan meneruskan nasihat kebaikan
Semoga bermanfaat…
Selamat menyimak

عِبَادَةٌ غَالِيَةٌ عِنْدَ اللهِ، قَلِيْلَةُ الْوُجُوْدِ بَيْنَ النَّاسِ ..
Ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah SWT, sayangnya, keberadaannya di tengah manusia sangat sedikit
(هِيَ صَفَاءُ الْقَلْبِ)
Yaitu: Hati yang Jernih

- قَالَ بَعْضُهُمْ: كُلَّمَا مَرَرْتُ عَلَى بَيْتِ مُسْلِمٍ مَشِيْدٍ دَعَوْتُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ !؟
Sebagian mereka berkata, “Setiap kali melewati rumah megah milik seorang Muslim, saya berdo’a semoga Allah SWT memberkahinya.”
- وَقَالَ بَعْضُهُمْ: كُلَّمَا رَأَيْتُ نِعْمَةً عَلَى مُسْلِمٍ (سَيَّارَةً، مَشْرُوْعًا، مَصْنَعًا، زَوْجَةً صَالِحَةً، ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ...) قُلْتُ: اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مُعِيْنًا لَهُ عَلَى طَاعَتِكَ وَبَارَكَ لَهُ فِيْهَا !
Sebagiannya lagi berkata, “Setiap kali melihat satu kenikmatan pada seorang Muslim (mobil, proyek, pabrik, istri shalihah, anak keturunan yang baik), saya berkata: ‘Ya Allah..Jadikanlah kenikmatan itu penolong baginya untuk taat kepada-Mu dan berikanlah keberkahan kepadanya’”!
- وَقَالَ آخَرُ: كُلَّمَا رَأَيْتُ مُسْلِمًا يَمْشِيْ مَعَ زَوْجَتِهِ، دَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُؤَلِّفَ بَيْنَ قَلْبَيْهِمَا عَلَى طَاعَتِهِ.
Ada juga yang berkata, “Setiap kali melihat seorang Muslim berjalan bersama istrinya, saya berdo’a kepada Allah semoga Allah SWT menyatukan hati keduanya dalam rangka taat kepada Allah SWT”.
وَقَالَ بَعْضُهُمْ: كُلَّمَا مَرَرْتُ عَلَى عَاصِيْ، دَعَوْتُ لَهُ بِالْهِدَايَةِ.
Ada lagi yang berkata, “Setiap kali bertemu pelaku maksiat, saya berdo’a semoga Allah SWT memberikan hidayah kepadanya”.
وَآخَرُ يَقُوْلُ: أَنَا أَدْعُو اللهَ أَنْ يَهْدِيَ قُلُوْبَ النَّاسِ أَجْمَعِيْنَ، فَتُعْتَقُ رِقَابُهُمْ، وَتُحْرَمُ وُجُوْهُهُمْ عَلَى النَّارِ.
Yang satu ini berkata, “Saya selalu berdo’a semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada hati manusia seluruhnya, lalu leher mereka terbebas dari belenggu dan wajah mereka terhindar dari neraka”.
وَقَالَ آخَرُ: عِنْدَ نَوْمِيْ أَقُوْلُ: يَا رَبِّ، مَنْ ظَلَمَنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فَقَدْ عَفَوْتُ عَنْهُ، فَاعْفُ عَنْهُ، فَأَنَا أَقَلُّ مِنْ أَنْ يُعَذَّبَ مُسْلِمٌ بِسَبَبِيْ فِي النَّارِ ..
Yang ini lain lagi perkataannya: “Setiap kali mau tidur, saya berkata: ‘Ya Allah Rabb-ku, siapa pun kaum Muslimin yang men-zhalimi diriku, sesungguhnya aku telah memaafkannya. Oleh karena itu, maafkanlah dia karena diriku terlalu hina untuk menjadi penyebab seorang Muslim tersiksa di neraka gara-gara aku’”.
قُلُوْبٌ صَافِيَةٌ مَا أَحْوَجَنَا إِلَى مِثْلِهَا !!
Semua itu adalah hati-hati yang jernih. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati semisal ini.

اَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا مِنْهَا، فَإِنَّ الْقُلُوْبَ الصَّافِيَةَ سَبَبٌ فِيْ دُخُوْلِنَا الْجَنَّةَ ..
Ya Allah..Jangan halangi kami untuk memiliki hati seperti ini karena hati yang jernih adalah penyebab kami masuk surga.

ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦُ ﺍﻟْﺒَﺼْﺮِﻱُّ ﻳَﺪْﻋُﻮْ ﺫَﺍﺕَ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ وَيَقُوْلُ: ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ اﻋْﻒُ عَمَّنْ ﻇَﻠَﻤَﻨِﻲْ .. ﻓَﺄَﻛْﺜَﺮَ ﻓِﻲْ ﺫَﻟِﻚَ!
Pada suatu malam, al-Hasan al-Bashri berdo’a, “Ya Allah, berikanlah maaf kepada siapa saja yang men-zhalimi diriku”… dan ia terus-menerus berdo’a demikian!
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺭَﺟُﻞٌ: ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ... ﻟَﻘَﺪْ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻚَ اللَّيْلَةَ ﺗَﺪْﻋُﻮْ ﻟِﻤَﻦْ ﻇَﻠَﻤَﻚَ، ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻤَﻨَّﻴْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃَﻛُﻮْﻥَ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﻇَﻠَﻤَﻚَ. فَمَا ﺩَﻋَﺎﻙَ ﺇِﻟَﻰ ﺫَﻟِﻚَ؟
Maka seorang lelaki berkata, “Wahai Abu Sai’d .. Sungguh, tadi malam aku telah mendengar engkau mendo’akan baik orang yang men-zhalimimu, sehingga aku berangan-angan kalau saja aku termasuk yang men-zhalimi dirimu. Apa sih yang membuat engkau berbuat demikian?
ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﻮْﻟُﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : {ﻓَﻤَﻦْ ﻋَﻔَﺎ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺢَ ﻓَﺄَﺟْﺮُﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ} [الشورى: 40]
Al-Hasan menjawab: “Allah SWT berfirman: "... Barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada yang berbuat jahat kepadanya), maka pahalanya dari Allah’”. (Q.S. Asy-Syura: 40).
ﺇِﻧَّﻬَﺎ ﻗُﻠُﻮْﺏٌ ﺃَﺻْﻠَﺤَﻬَﺎ ﻭَﺭَﺑَّﺎﻫَﺎ الْمُرَبُّوْنَ وَالْمُرْشِدُوْنَ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ، فَهَنِيْئًا لَهَا الْجَنَّةَ.
Sungguh, itu semua adalah hati yang menjadi shalih dan telah dibina oleh para murabbi dan para mursyid dengan berlandaskan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Maka.. selamat atas surga yang didapatkannya
لَا تَحْزَنْ عَلَى طِيْبَتِكَ؛ فَإِنْ لَمْ يُوْجَدْ فِي الْأَرْضِ مَنْ يُقَدِّرُهَا؛ فَفِي السَّمَاءِ مَنْ يُبَارِكُهَا.
Janganlah engkau bersedih meratapi kebaikanmu. Sebab jika di dunia ini tidak ada yang menghargainya, yakinlah bahwa di langit ada yang memberkahinya.
حَيَاتُنَا كَالْوُرُوْدِ، فِيْهَا مِنَ الْجَمَالِ مَا يُسْعِدُنَا، وَفِيْهَا مِنَ الشَّوْكِ مَا يُؤْلِمُنَا.
Hidup kita ini bagai bunga mawar. Padanya terdapat keindahan yang membuat kita berbahagia, namun padanya pula terdapat duri yang menyakiti kita.
مَا كَانَ لَكَ سَيَأْتِيْكَ رَغْمَ ضَعْفِكَ!! وَمَا لَيْسَ لَكَ لَنْ تَنَالَهُ بِقُوَّتِكَ!!
Apa saja yang telah (ditakdirkan) menjadi milikmu akan datang kepadamu meskipun engkau begitu lemah!!
Dan apa saja yang telah (ditakdirkan) bukan menjadi milikmu, engkau tidak akan mendapatkannya dengan kekuatanmu!!

اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى نِعَمِهِ وَفَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ..
Segala puji bagi Allah atas segala limpahan nikmat, karunia dan kebaikan-Nya..
أَسْعَدَ اللهُ أَيَّامَكُمْ بِكُلِّ خَيْرٍ وَبَرَكَةٍ
Semoga Allah SWT menjadikan hari-harimu penuh bahagian dengan segala kebaikan dan keberkahan.

Saturday, August 29, 2015

Analisa Barat Terhadap Proses Sembelih Hewan Ternak Sesuai Syariat Islam

Menjelang hari raya qurban

ORANG BARAT SANGAT TERKEJUT DG SYARIAT INI, SETELAH DI ILMIAHKAN....

JANGAN PERNAH MAKAN DAGING SAPI TANPA DI SEMBELIH SECARA SYARIAT ISLAM......CAMKAN ITU!!!

🐂Semakin Maju Penelitian Ilmiyah Semakin Membuktikan Kebenaran Islam.

🐂Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari'atnya membuktikan penelitian ilmu modern.

🐄Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?

🐄Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.

🐄Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.

🐄Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.

🐄Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

🐄Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!

🐄Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:

🐄Penyembelihan Menurut Syariat Islam

🐄Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:

Pertama

pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.

Kedua

pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

Ketiga

setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).

Keempat

karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Penyembelihan Cara Barat

Pertama

🐪segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).

Kedua

🐪segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).

Ketiga

🐪grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempat

🐪karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.

Bukan Ekspresi Rasa Sakit!

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.

Subhanallah…  Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.

Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega melihat proses penyembelihan kurban, karena aku sudah tahu bahwa hewan ternak tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih. Dan yang paling penting, aku dapat mengerti hikmah dari salah satu Syariah Islam dan keberkahan  yang tersimpan di dalamnya.

🐫🐪🐄🐂🐏

Friday, August 28, 2015

JANGAN PERNAH BOSAN MENYURUH ANAK KITA SHOLAT

JANGAN PERNAH BOSAN MENYURUH ANAK KITA SHOLAT

Seandainya kemarin kemarin setiap kita ajak sholat anak kita tidak mau, mungkin hari ini mau. Jangan pernah memastikan bahwa hari ini/kali ini atau kali besok mereka akan menolak lagi. Karena Hidayah adalah Hak Alloh. Jangan pernah kita bosan atau patah arang untuk mengajak anak-anak kita mengerjakan sholat. Usaha harus terus menerus dilakukan. Ingat kita melakukan sholat sekarang adalah buah hasil kerja keras orang2 yg mencintai kita (Ayah. mama, kakek/nenek, paman, kakak/adek, guru, sahabat muslim) yg tidak bosan2nya mengingatkan kita sejak kecil.
Sekalipun anak kita sudah besar dan jauh di sebrang/negeri orang, maka tanyakan padanya pertama-tama , apakah ananda sudah sholat?
Karena nanti ketika di akherat yg PERTAMA DIHISAB adalah sholatnya.
Berdoalah agar anak-anak kita selalu mendapat hidayah dari Alloh SWT. Semoga. Amiin. !!!

Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat, maka ia kafir” [HR. MUSLIM 978].

Salah seorang tabi’in bernama Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata, “Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.”[
HR.Tirmidzi]

> Shalat adalah tiang agama dan agama seseorang tidak tegak kecuali dengan menegakkan shalat.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.”[HR. TIRMIDZI 2825]

> Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.”[ HR. Abu Daud. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Masyobih no. 1330 ]
Semoga keluarga kita dan keluarga sahabat muslim termasuk hamba2 Nya yg ahli mengerjakan sholat. Aamiin YRA.

Thursday, August 27, 2015

4 Amalan Yang Bisa Buang Kesedihan

4 Amalan Yang Bisa Buang Kesedihan

Imam Nawawi 

SEDIH merupakan bagian dari fitrah manusia. Tak satupun manusia bisa lepas dari kepedihan, termasuk para Nabi dan Rasul. Semua hampir bisa dipastikan pernah mengalami yang namanya lara.

Nabi Ya’kub sampai kehilangan penglihatan karena menahan amarah kepada saudara Nabi Yusuf dan kepedihan karena kehilangan Nabi Yusuf Alayhissalam. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wasallam pun tak sanggup untuk tidak bermuram durja kala kehilangan istri dan paman tercintanya, Abu Tholib.

Namun demikian kesedihan Nabi dan Rasul tidak melampaui batas, sehingga kepedihan tidak melemahkan iman. Namun, masih ada sebagian dari umat Islam yang belum memahami batas-batas kesedihan, sehingga sebagian larut dalam kegundahan sampai-sampai ada yang berubah sikap dan karakter secara signifikan bersebab kepedihan yang diturutkan.

Biasanya, yang mengalami keadaan seperti itu adalah mereka yang gersang jiwanya, lemah agamanya dan minim pengetahuannya, tetapi besar harapan dan angan-angannya, sehingga kala apa yang sangat dicintainya hilang, ia seperti tak punya pegangan. Ada yang menjerit-jerit, stress bahkan gila dan putus asa, hingga bunuh diri.

Semua itu tidak lepas dari rasa cinta yang begitu besar terhadap selain Allah Ta’ala. Mulai dari kecintaan terhadap diri sendiri, harta dan tahta. Dan, orang yang sedih karena hal-hal tersebut tidak sedikit.

Oleh karena itu, penting bagi seorang Muslim mengerti bagaimana terbebas dari rasa cinta yang sewaktu-waktu bisa menimbulkan kesayuan tak tertahankan, yang jika tidak diwaspadai justru bisa mematikan iman.

Pertama, pelihara dan perkuat iman

Di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman;

وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran [3]: 139).

Dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan bahwa, bagi orang-orang yang beriman diberikan kesudahan yang baik dan pertolongan dari Allah.

Seperti apa yang Allah berikan kepada Nabi Yusuf Alayhissalam, kala beliau mesti mengalami takdir terpisah dari ayah, keluarga dan kampung halamannya dalam kurun yang begitu lama, dengan bekal iman, akhirnya Allah pertemukan Nabi Yusuf kembali dengan ayah dan keluarganya dalam keadaan yang kuat lagi bermartabat, baik di sisi manusia dan di sisi Allah.

Bagaimana Nabi Yusuf menjaga dan mempertangguh keimanannya, bisa kita lihat pada keteguhan hatinya dalam mengedepankan iman.

قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلاَّ تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ الْجَاهِلِينَ

“Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf [12]: 33).

Dengan kata lain, iman akan menghindarkan seorang Muslim dari kebodohan dan kesedihan yang tidak beralasan, sehingga hidupnya, meski secara kasat mata tampak tidak bahagia, hakikatnya hatinya teguh, perkasa dan optimis akan pertolongan-Nya.

Kedua, istiqomah

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat [41]: 30).

Ibn Katsir menjelaskan, ayat tersebut menghendaki agar umat Islam memurnikan amal untuk Allah dan beramal karena taat kepada Allah Ta’ala atas apa yang disyari’atkan-Nya kepada mereka (sepanjang hayat).

Dalam konteks operasionalnya setiap 24 jam, tentu umat Islam mesti konsisten dalam mendirikan sholat 5 waktu, menunaikan zakat, dan beramal sholeh (QS. Al-Baqarah: 277) dalam segala situasi dan kondisi. Sebab, pada akhirnya, kabar gembira berupa surga akan Allah berikan kepada siapa saja dari umat Islam yang benar-benar istiqomah.

Ketiga, dekat dengan Al-Qur’an

قُلْنَا اهْبِطُواْ مِنْهَا جَمِيعاً فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

“Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS: Al-Baqarah [2]: 38).

Ibn Katsir menjelaskan bahwa ayat itu memerintahkan agar umat Islam benar-benar dekat dan akrab dengan Al-Qur’an disertai komitmen meneladani Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam. Dengan seperti itu, setiap diri dari umat ini akan terberbas dari kesedihan karena urusan dunia yang luput dari tangannya.

Sungguh tidak mengherankan jika para sahabat dan ulama terdahulu begitu cinta dan bangga membaca, mengkaji dan mengamalkan Al-Qur’an.

Keempat, ittiba’ Rasulullah Shallalahu Alayhi Wasallam

يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS:  Al-A’raaf [7]: 35).

Makna khusus ayat tersebut tentu berlaku kepada umat Islam, yang sudah semestinya dalam hidupnya mesti ittiba’ (mengikuti) Rasulullah dalam segala situasi dan kondisi. Adapun implementasinya adalah bagaimana setiap Muslim senantiasa bertakwa dan tidak melakukan apapun melainkan perbaikan demi perbaikan bagi umat, rakyat, bangsa, agama dan negara, sebagaimana yang telah Rasulullah teladankan.

Empat amalan dalam uraian ini adalah sebagian dari makna-makna dan panduan yang gamblang dari Al-Qur’an agar setiap Muslim terbebas dari kesedihan yang kontraproduktif. Andaikata pun sedih itu merasuk dalam hati karena alasan yang fitrah, tentu setelah kesedihan itu akan semakin menguatkan keimanan, sehingga hidup akan semakin progressif dalam iman dan takwa, bukan malah retrogressif. Wallahu a’lam.*

(Imam Nawawi,Hidayatullah.com - Berita Dunia Islam, Mengabarkan Kebenaran)

Tuesday, August 18, 2015

BERUNTUNGNYA ORANG YG RAJIN SEDEKAH & TAHAJUD

BERUNTUNGNYA ORANG YG RAJIN SEDEKAH & TAHAJUD

Belum lama ini saya diundang untuk mengisi ceramah di salah satu masjid di Banjarmasin. Saya sungguh merasa tak pantas sebenarnya untuk berkisah di atas mimbar sementara dosa diri masihlah banyak. Saya pun tidak sesempurna yang sahabat semua bayangkan. Hanya karena Allah masih menutup segala aib saya sajalah, maka yang baik tetap nampak baik. Namun, karena permintaan ini tak sanggup untuk saya tolak karena keinginan kuat mereka untuk belajar, maka saya pun berangkat.

Sesampainya di sana, saya pun mengurungkan niat untuk mengajar. Saya menyadari kekurangan ilmu diri dan kurang matangnya hidup ini. Sehingga saya pun memutuskan untuk sekedar berkisah tentang kekuatan sholat sunnah saja.

Begitu amanah selesai saya tunaikan, ada seorang bapak dari salah satu jamaah yang mendekat dan memperkenalkan dirinya. Dari obrolan kami, saya jadi tahu bahwa si bapak tadi adalah seorang yang bangkrut. Paling tidak sebelum 2 tahun yang lalu. Saking bangkrutnya, selama 14 tahun terakhir, beliau tidak mampu menafkahi istrinya. Padahal dulunya, beliau adalah salah satu pemimpin tinggi perusahaan daerah di Banjarmasin sana.

Singkat cerita, pada usaha-usaha terakhirnya untuk bangkit kembali, beliau pun melakukan “Positioning”kepada Allah sebagai pelengkap ikhtiarnya. Oiya, sebelum lupa, pada saat beliau bercerita ke saya, beliau ini berprofesi sebagai penjual nasi bungkus.

Lalu apa yang membuat saya berkeinginan untuk menceritakannya? Adalah kisah beliau membangun pipa rejekinya lah yang membuat saya terpukau. Dari sejak hari pertama beliau membuka warungnya, dipasanglah sebuah spanduk MMT bertuliskan,“Target Sedekah 100 Juta”.

Waduh…!! gak salah nih bapak. Bukannya lagi bangkrut? Bukannya Cuma jualan nasi bungkus? Ngapain nyusahin diri dengan membuat target besar di suatu amalan yang sunnah, yang kalau nggak dilakukan pun juga tidak berdosa.

Saudara boleh bingung, tapi inilah cara beliau mengambil posisi di mata Allah. Beliau langsung pede nyuri perhatiannya Allah dengan niat besar. Memang begitulah, barangsiapa yang menyempurnakan niatnya, maka Allah pun akan menyempurnakan pertolonganNya. Dan benarlah, dalam 2 tahun terakhir, hanya dari berjualan nasi bungkus saja, beliau kembali berjaya dan telah mampu bersedekah ratusan juta sesuai dengan tulisan di spanduknya. Dan saat beliau berkisah, sekarang telah ditingkatkan target sedekahnya menjadi 1 Milyar.

Kita malu, harus malu. Kita yang sok keren ini paling yang ditargetkan Milyaran baru cuma bisnisnya, baru cuma omsetnya. Lha ini??? penjual nasi bungkus pake tenda doang saja berani menargetkan sedekah 1 milyar. Kurang malu apa kita harusnya.

Maka saya pun tahu, kenapa saya diperjalankan oleh Allah ke kota Banjarmasin. Rupanya Allah meminta saya untuk mengambil hikmah ini untuk Anda. Luqman al-Hakim berwasiat kepada puteranya:“Wahai anakku! pelajarilah hikmah dan berbanggalah dengannya, karena hikmah menunjukkan seseorang kepada agama, memuliakan seorang hamba atas orang  merdeka, meninggikan orang miskin atas orang kaya, dan mengedepankan yang kecil atas yang besar.”

Dan saat itu saya pun takjub dengan kisahnya. Belum selesai takjub saya, beliau pun menambahkan sebuah informasi lagi tentang amalan rahasianya. Yang beliau yakini, ini adalah kunci suksesnya kembali. Yaitu, selama 2 tahun belakangan, beliau tidak ninggalin Tahajud.
Penasaran alasannya, saya pun bertanya kenapa tahajud yang dipilihnya. Beginilah jawabannya:

“Saya ini kan pedagang mas, kalau sholat dhuha nggak sempet. Buka dari ba’da shubuh sampai dzuhur. Maka saya pilih tahajud sekalian bangun nyiapin buat jualan. Lagi pula, tahajud itu lebih hebat dari malam Lailatul Qadar. Kalau Lailatul Qadar, Allah perintahkan malaikat untuk turun. Tapi kalau sepertiga malam, Allah sendiri yang turun ke langit dunia menemui hambaNya. Jadi saya berpikir, Tahajud ini lebih hebat dari malam Lailatul Qadar“.

Subhanallah, belum habis takjub saya dengan kisah sedekah dan bangkitnya. Kini lagi, saya dibuat takjub dengan ilmu yang Allah antarkan kepada saya. Pantaslah Allah ingin saya berangkat. Karena sejatinya, hari itu, bukan saya yang ngajar, tapi saya lah yang belajar.

Kita ini sering menunggu malam Lailatul Qadar yang belum tentu pasti di dapati, tapi kita lupa untuk mendawamkan apa yang jelas dan pasti. Mari tahajud, dan jadikanlah sebagai nafasmu. Maka dunia pastilah melayani segala kebutuhanmu.

Maka tak salah jika saya pernah menulis, “Jika impianmu tidak mampu membuatmu bangun malam dan mendirikan tahajud, maka impian itu tidaklah seserius yang engkau inginkan”.

 

Wallahu’alam..

Just share. (Kisah nyata dr tmn SMA)