Saturday, December 22, 2018

BELAJAR DARI MR. SANDWiCH

Belajar dari Mr. Sandwich

Mr. Sandwich adalah seorang milyuner Thailand yang jatuh miskin saat krisis ekonomi Asia tahun 1997, lalu ia menjadi penjaja sandwich jalanan. 

Sirivat Voravetvuthikun, nama asli Mr. Sandwich, tadinya hidup super mewah sebagai pengembang properti dan pemain saham. 
Ia biasa berjudi, dan pernah menghabiskan Rp. 2 milyar dalam semalam.

Saat krisis, bank menyita seluruh propertinya, namun Sirivat masih berhutang Rp. 180 milyar.
Ia sempat depresi,
tetapi tidak bunuh diri seperti beberapa pengusaha lain yang bangkrut saat itu.
Sirivat menyalahkan dirinya karena terlalu rakus berhutang untuk bisnis.
Tetapi ia menerima kenyataan lalu memutuskan untuk berjualan sandwich di pinggir jalan dengan sebuah kardus yang dikalungkan di lehernya. 

Hari pertama, ia harus menahan malu mendengar orang bertanya:Anda kan multi milyuner, mengapa berjualan sandwich?
Ia menjual 40 sandwich hari itu. Ia pernah dikejar-kejar polisi karena berjualan di pinggir jalan. 
Kini usaha sandwich-nya bernilai lebih dari Rp. 45 milyar, meluas menjadi usaha restoran dan minuman kaleng.
Ia berencana membuka warabala serta mendaftarkan bisnisnya di bursa saham.

Walaupun sangat sulit,
Mr. Sandwich menerima hidup apa adanya.
Ia berkisah, ada seorang pengusaha menembak diri gara-gara bangkrut, tetapi ia tidak meninggal justru lumpuh! 

Motto Mr. Sandwich, “Lebih baik bangkrut daripada mati.” 

Keberhasilannya ini didukung oleh kemampuannya mengelola emosi negatif (malu, menyesal, depresi, dll). 
Ia tidak berandai-andai (“Coba waktu itu saya...”), karena ini tidak akan menyelesaikan masalah.

Fokus pada kegagalan justru akan membuat seseorang bertambah gagal.
Fokuslah pada masa depan.

Kata Nelson Mandela: "Jangan nilai aku dengan kesuksesanku, tetapi dari berapa kali aku jatuh dan bangkit kembali.”

SUATU SAAT KEHIDUPAN MEMBERIKU SEBUAH KOTAK PENUH KEGELAPAN.
BUTUH BERTAHUN-TAHUN BAGIKU UNTUK MENGERTI, BAHWA INIPUN SEBUAH HADIAH (Mary Oliver, adapted)

Life once gave me a box full of darkness.
It took me years to understand that this, too, was a gift.
(Mary Oliver, adapted)

Tetap Semangat !!!

Semoga menginspirasi semua........

Wednesday, December 5, 2018

Future-Proof Mentality

Future-Proof Mentality

TERKADANG, kita hanya terpana mendengar atau membaca berita seperti:“Artificial Intelligence akan mengambil alih banyak kegiatan kita”, atau “Bekerja seumur hidup tidak berlaku lagi”. Juga: “Kebanyakan dari kita akan menjadi freelancer di tahun 2025.”

Berita-berita seperti ini seakan membuat kita helpless dan tidak tahu harus berbuat apabila tidak berpikiran positif. Namun, bisakah kita hanya termangu dan tidak berbuat apa-apa? Apa yang bisa kita lakukan untuk bisa bertahan dan eksis pada masa depan?

Teknologi yang berkembang sedemikian pesat sudah mengubah cara kerja manusia. Hasil studi mengatakan, 50 persen dari pekerjaan, memang bisa diambil alih oleh mesin ataupun diefisienkan oleh teknologi. Keterampilan baru seperti data science atau penguasaan digital disadari memang sangat penting, tetapi masih sedikit jumlah manusia yang menguasainya. Sementara itu, banyak orang dengan keterampilan yang diajarkan di bangku sekolah konvensional merasa terancam menganggur. Pertanyaannya, apakah kita yang memang mendapat pendidikan gaya lama, perlu mempelajari teknologi atau ilmu-ilmu baru agar bisa mengikuti perkembangan jaman dan beradaptasi terhadap disrupsi yang sewaktu-waktu muncul? Ataukah ada jalan lain?

Pada tahun 2018 ini, laporan yang dikeluarkan LinkedIn justru menyatakan bahwa pelatihan yang paling banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan adalah pelatihan softskills seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kolaborasi. Apa artinya? Ternyata, kekuatan manusiawilah yang dibutuhkan ketika teknologi semakin maju dengan semua alat-alat digital ini.

“Stretch"

Ditulis oleh Karie Willyerd dan Barbara Mistick, buku Stretch sedikit membuka pikiran kita tentang bagaimana menyikapi masa depan di dunia yang berubah secara kilat ini. Bila kita lihat di kamus Oxford, kata “stretch” berarti kapabilitas untuk membuat diri lebih panjang, lebar, tetapi tanpa robek atau patah. Di dalam dunia olahraga, kita tidak pernah bisa meniadakan stretching. Sekuat apapun seorang juara, ia tidak akan meninggalkan stretching. Tanpa stretching otot menjadi tegang, kaku, dan pada akhirnya tidak bertenaga.

Secara mental, kita pun harus untuk meregangkan diri kita sejauh mungkin bila kita ingin survive di masa depan yang serba tak jelas ini. Hal yang tampaknya sederhana ini tidak bisa kita lakukan bila kita tidak dengan sengaja berlatih peregangan diri. Secara mental, kita perlu meregangkan cara kita belajar, bersikap terbuka dalam berfikir, membuka pergaulan dan pengalaman, serta meregang motivasi kita.

Ada tiga prinsip yang selalu perlu kita pegang untuk peregangan mental ini. Pertama, kita perlu menyadari bahwa kitalah subyek karier dan kehidupan, bukan orang apalagi alat-alat canggih di sekeliling kita. Kita tidak bisa bertahan pada apa yang kita sudah tahu dan sudah kita pelajari. Kita perlu membuka diri terhadap pelajaran dan pengalaman-pengalaman baru. Kita perlu siap membuang kebiasaan-kebiasaan lama.

Prinsip kedua yang perlu kita pegang adalah bahwa kita tidak pernah boleh terjebak pada pilihan tunggal. Kita harus selalu mempunyai rencana B atau C dan dengan keyakinan bahwa pilihan lain ini pasti bisa diimplementasikan. Tidak ada satu solusi yang sama bagi setiap keadaan. Oleh karena itu, kita perlu menjadi manusia yang rakus akan pengalaman sehingga kesempatan lebih terbuka dan kemungkinan untuk mendapatkan solusi menjadi lebih besar.

Prinsip ketiga adalah “my network is my net worth”, yaitu individu tidak bisa lagi menyepelekan pertemanan, hubungan interpersonal, karena dari hubungan inilah kreativitas, kesamaan tujuan, dan kolaborasi dihidupkan. Kita tidak bisa lagi bermental bounce back karena berdiri di tempat yang sudah tidak in lagi. Kita perlu bounce forward. Untuk itu, kita perlu memiliki semangat ekstra yang tidak pernah boleh pudar, bahkan harus disertai kekuatan genjotan, memantul, dan menyembuhkan luka. Jauh sebelum masa ini, Steven Spielberg sudah bersikap demikian. Kegagalannya diterima di sekolah film USC tidak membuatnya kecut. Ia memulai karirnya tanpa gaji sebagai editor film di Universal Studio. Sekarang nilai film-filmnya sudah lebih dari 10 miliar dollar AS.

Pahami diri dan belajar

Be conscious of the unconscious”. Dengan rutinitas bekerja dan tuntutan berproduksi, kita sering tidak menyadari kekuatan dan kelemahan. Ungkapan Don’t be the best in the world at what you do. Be the only one in the world who does what you do, kita setujui. Namun, dalam hati kita katakan bahwa ini hanya tertuju pada mereka yang terpilih. Kita lupa bahwa kita bisa saja menjadi kunci dari suatu organisasi karena kemampuan kita yang khas, yang bisa berasal dari gabungan beberapa disiplin ilmu yang sudah terinternalisasi dalam diri kita.

Dari sini saja kita bisa terlihat menonjol karena tidak semua orang yang datang dari pendidikan yang sama mempunyai kombinasi kapasitas seperti ini. Untuk itu, dalam menghadapi masa depan yang serba gelap ini, kita setidaknya harus selalu terang dalam melihat diri sendiri, khususnya pada posisi kita dalam percaturan kompetensi yang dibutuhkan untuk menyambut kondisi baru pada masa depan.

Itulah sebabnya, hanya pembelajarlah yang akan bertahan di situasi disruptif masa depan ini. “In times of change, learners inherit the earth” kata Eric Hoffer. Kegiatan belajar tidak berhenti setelah kita mengenyam pendidikan, bahkan sampai S-3 sekalipun. Kita juga tidak bisa duduk manis mengharapkan pekerjaan datang untuk digarap dengan keterampilan yang hanya kita dapatkan dari pendidikan. Kevin Kelly menyebutkan bahwa learning how to learn adalah keterampilan yang menjadi jawaban untuk menghadapi masa depan.

Mindset inilah yang perlu kita tanamkan untuk memperkuat dan melenturkan mental kita. Tidak hanya menghafalkan rumus-rumus jitu, tetapi kita perlu berlatih untuk memetik esensi informasi dari data yang jumlahnya hampir tidak terhingga dan think of the unthinkable.

Like the world and future of work — we’re constantly evolving.

Diterbitkan di harian Kompas 17 November 2018

Monday, September 24, 2018

TEMAN BERGAUL, CERMINAN DIRI ANDA

TEMAN BERGAUL, CERMINAN DIRI ANDA

Oleh
Ustadz Abu Ahmad Said Yai, Lc

Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering bergaul, seperti itulah cerminan diri Anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ

Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin [1]

Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Allah Azza wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan hakekat ini dengan bersabda:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah) [2]

Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman [3]

Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qâsim [4] berkata, “Sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan teman pergaulannya". Manusia saja bisa terpengaruh bahkan dengan seekor binatang ternak.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْفَخْرُ وَالْخُيَلاَءُ فِي الْفَدَّادِينَ أَهْلِ الْوَبَرِ وَالسَّكِينَةُ فِي أَهْلِ الْغَنَمِ

Kesombongan dan keangkuhan terdapat pada orang-orang yang meninggikan suara di kalangan pengembala onta. Dan ketenangan terdapat pada pengembala kambing [5]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa mengembalakan onta akan berpengaruh akan timbulnya kesombongan dan keangkuhan dan mengembalakan kambing berpengaruh akan timbulnya sifat ketenangan. Jika dengan hewan saja, makhluk yang tidak punya berakal dan kita tidak tahu apa maksud dari suara yang dikeluarkannya, manusia saja bisa terpengaruh .… maka bagaimana pendapat Anda dengan orang yang bisa bicara dengan Anda, paham perkataan Anda, bahkan terkadang membohongi dan mengajak Anda untuk memenuhi hawa nafsunya serta memperdayai Anda dengan syahwat? Bukankan orang itu akan lebih berpengaruh? [6]

Setelah mengetahui betapa pentingnya memilih teman yang baik, di sini akan dipaparkan sifat dan karakter orang yang pantas dijadikan sebagai teman dan sahabat karib. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Berakidah Lurus
Ini menjadi syarat mutlak dalam memilih teman. Dia harus beragama Islam dan berakidah Ahlus sunnah wa -jamâ’ah. Bukankah kita semua tahu kisah kematian Abu Thalib, paman Rasulullah?

Ya, dalam keadaan terbaring dan menghadapi detik-detik kematian, ada tiga orang yang menyertainya. Mereka adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Jahl dan ‘Abdullah bin Abi Umayyah, dua orang terakhir ini adalah tokoh kaum kafir Quraisy. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak pamannya dengan berseru, “Paman! Katakanlah lâ ilâha illallâh! Satu kalimat yang akan ku jadikan bahan pembelaan bagimu di hadapan Allah.” Dua tokoh kafir itu menimpali, “Abu Thalib! Apakah kamu membenci agama Abdul-Muththalib?”

Tanpa henti, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “menawarkan” kalimat itu dan sebaliknya mereka berdua juga terus melancarkan pengaruh. Sampai akhirnya Abu Thalib masih enggan mengucapkan lâ ilâha illallâh dan tetap memilih agama Abdul-Muththalib.[7] Ia pun mati dalam kekufuran.

Cobalah lihat buruknya pengaruh orang-orang yang ada di sekitarnya! Padahal Abu Thalib sudah membenarkan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hatinya.

2. Bermanhaj Lurus
Ini juga menjadi sifat mutlak yang kedua. Oleh karena itu, Islam melarang berteman dengan ahlul-bid’ah dan ahlul-hawa’. Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma berkata, “Janganlah kalian duduk-duduk bersama dengan ahlulhawa! Sesungguhnya duduk-duduk dengan mereka menimbulkan penyakit dalam hati (yaitu bid’ah ).”[8]

3. Taat Beribadah Dan Menjauhi Perbuatan Maksiat
Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Allah, pada waktu pagi dan petang, (yang mereka itu) menginginkan wajah-Nya [al-Kahfi/18: 28]

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menyatakan, “Duduklah bersama orang-orang yang mengingat Allâh, yang ber-tahlîl (mengucapkan lâ ilâha illallâh), memuji, ber-tasbiih (mengucapkan subhaanallah), bertakbir (mengucapkan Allâhu akbar) dan memohon pada-Nya di waktu pagi dan petang di antara hamba-hamba Allâh, baik mereka itu orang-orang miskin atau orang-orang kaya, baik mereka itu orang-orang kuat maupun orang-orang yang lemah.”

4. Berakhlak Terpuji Dan Bertutur Kata Baik
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mukmin yang paling baik akhlaknya [9]

Al-Ahnaf bin Qais rahimahullah berkata, “Kami dulu selalu mengikuti Qais bin ‘Ashim. Melalui dirinya, kami belajar kesabaran dan kemurahan hati sebagaimana kami belajar ilmu fikih.”[10]

5. Teman Yang Suka Menasehati Dalam Kebaikan
Teman yang baik tentu tidak senang jika kawannya sendiri terjatuh dalam perbuatan dosa. Jika Anda memiliki teman, tetapi tidak pernah menegur dan tidak memperdulikan diri Anda ketika melakukan kesalahan, maka perlu dipertanyakan landasan persahabatan yang mengikat mereka berdua. Ia bukan seorang teman?

Salah satu ciri orang yang tidak rugi sebagaimana disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla pada surat al-‘Ashr, mereka saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri [11]

6. Zuhud Terhadap Dunia Dan Tidak Berambisi Mengejar Kedudukan
Teman yang baik tentu tidak akan menyibukkan saudaranya dengan hal-hal yang bersifat keduniawian, seperti sibuk membicarakan model-model handphone, mobil mewah keluaran terbaru dan barang-barang konsumtif yang menjadi incaran kaum hedonis.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersikaplah zuhud terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan bersikaplah tidak membutuhkan terhadap apa-apa yang dimiliki manusia, maka manusia akan mencintaimu.”[12]

7. Banyak Ilmu Atau Dapat Berbagi Ilmu Dengannya
Tidak salah lagi, berteman dengan orang-orang yang punya dan mengamalkan ilmu agama akan memberi pengaruh positif yang besar pada diri kita.

8. Berpakaian Yang Islami
Teman yang baik selalu memperhatikan pakaiannya, baik dari segi syariat, kebersihan dan kerapiannya. Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berkata dalam kitab al-Hilyah, “Perhiasan yang tampak menunjukkan kecondongan hati. Orang-orang akan mengklasifikasikan dirimu hanya dengan melihat pakaianmu…Maka pakailah pakaian yang menghiasimu dan tidak menjelekkanmu, dan tidak menjadi bahan celaan dalam pembicaraan orang atau bahan ejekan orang-orang tukang cemooh.”[13]

9. Ia Selalu Menjaga Kewibawaan Dan Kehormatan Dirinya Dari Hal-Hal Yang Tidak Layak Menurut Pandangan Masyarakat
Teman yang baik selalu memelihara dirinya dari perkara-perkara tersebut, kendatipun merupakan hal-hal yang diperbolehkan dalam agama, bukan maksiat. Seandainya suatu daerah menganggap bahwa main bola sodok adalah permainan tercela (sebuah aib bagi orang yang ikut bermain), maka tidak sepantasnya bergaul dengan orang-orang yang suka bermain permainan itu.

Betapa indah ucapan Imam Syâfi’i rahimahullah :

لَوْ أَنَّ اْلمَاءَ اْلبَارِدَ يَثْلَمُ مِنْ مُرُوْءَتِيْ شَيْئًا مَا شَرِبْتُ اْلمَاءَ إلاَّ حَارًّا

Seandainya air yang dingin merusak kewibawaanku (kehormatanku), maka saya tidak akan minum air kecuali yang panas saja [14]

10. Sosok Yang Tidak Banyak Bergurau Dan Meninggalkan Hal-Hal Yang Tak Bermanfaat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

Di antara ciri baiknya keislaman seseorang, dia meninggalkan hal-hal yang tak bermanfaat baginya [15]

Memang kelihatannya agak sulit mendapatkan teman ideal sesuai dengan pemaparan di atas. Akan tetapi, dengan idzin Allah Azza wa Jalla kemudian dengan usaha yang kuat serta doa kepada Allah, kita akan mendapatkan orang-orang seperti itu.

Catatan Penting :
Perlu menjadi catatan, melalui keterangan di atas yang menganjurkan mencari teman yang berlatar-belakang baik, bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang-orang di sekitar kita. Bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang kafir, ahlul-bid’ah, orang-orang fasik dan orang-orang berkarakter buruk lainnya. Akan tetapi, pergaulan dengan mereka mesti dilandasi keinginan dan niat untuk mendakwahi dan memperbaiki mereka.

Dalam masalah ini, kita harus melihat dan mempertimbangkan sisi kemaslahatan (kebaikan) dan madharat (bahaya) yang akan terjadi pada diri kita dan orang orang lain di sekitar kita pada saat kita bergaul dengan mereka. Jika pergaulan kita dengan mereka mendatangkan manfaat yang besar bagi mereka, maka kita boleh bergaul dengan mereka. Begitu pula sebaliknya, jika tidak mendatangkan manfaat tetapi justru mendatangkan bahaya, maka bergaul dengan mereka menjadi perkara larangan.

Simaklah keterangan Syaikh Muhammad al-‘Utsaimîn rahimahullah berikut, “Jika di dalam pergaulan dengan orang-orang fasik menjadikan sebab datangnya hidayah baginya, maka tidak mengapa berteman dengannya. Engkau bisa undang dia ke rumahmu, kamu datang ke rumahnya atau kamu jalan-jalan bersamanya, dengan syarat tidak mengotori kehormatan dirimu dalam andangan masyarakat. Betapa banyak orang-orang fasik mendapatkan hidayah dengan berteman dengan orang-orang yang baik.”[16]

Di tengah masyarakat, jika Anda tidak memilih teman yang baik, maka tinggal pilih; Andakah yang akan mempengaruhi orang-orang untuk menjadi lebih baik atau Andakah menjadi korban pengaruh buruk lingkungan (kawan-kawan) Ingat! Tidak ada pilihan yang ketiga.

Wallâhul muwaffiq.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XIII/1431/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. HR al-Bukhâri (al-Adabul -Mufrad no. 239) dan Abu Dâwud no. 4918 (ash-Shahîhah no. 926)
[2]. HR al-Bukhâri no. 3336 dan Muslim no. 6708
[3]. HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)
[4]. Beliau adalah imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah Syariah Madinah.
[5]. HR. al-Bukhâri no. 3499 dan Muslim no. 187
[6]. Khuthuwât ila as-Sa’âdah hlm. 141
[7]. Lihat al-Bukhâri no. 1360, Muslim no. 131 dan an-Nasâ’i no.2034
[8]. Asy-Syarî’ah, Imam al-Ajurri hlm. 61 dan al-Ibânah al-Kubrâ, Imam Ibnu Baththah (2/ 438). Nukilan dari Mauqif Ahlis Sunnah wa Jjamâ’ah min Ahlil hawâ’ wal Bida’, DR. Ibrâhîm ar-Ruhaili (2/535)
[9]. HR Abu Dâwud no. 4682 dan at-Tirmidzi no.1163. (ash-Shahîhah no. 284)
[10]. Al-‘Afwu wa al-A’dzâr, Ibni ar-Raqqâm. Nukilan dari Sû’ul Khuluq, Muhammad Ibrâhîm al-Hamd hlm. 134
[11]. HR. al-Bukhâri no. 13, Muslim no. 40 , an-Nasâ’i no. 5031, at-Tirmidzi no. 2515 dan Ibnu Mâjah no. 66
[12]. HR Ibnu Mâjah no. 4102 (ash-Shahîhah no.944)
[13]. At-Ta’lîquts Tsamîn ‘ala Syarhi Ibni al’Utsaimîn li Hilyati Thalabil ‘Ilmi hlm. 107
[14]. Manâqib asy-Syâfi’I, Imam ar-Râzy hlm. 85. Nukilan Ma’âlim fi Tharîq Thalabil’ilmi hlm. 166
[15]. Hadits shahîh riwayat at-Tirmidzi no. 2317 dan Ibnu Mâjah no. 3976
[16]. At-Ta’lîquts Tsamîn ‘ala Syarhi Ibni al’Utsaimîn li Hilyati Thalabil ‘Ilmi hlm. 24

Read more https://almanhaj.or.id/3480-teman-bergaul-cerminan-diri-anda.html

Thursday, September 20, 2018

Kadang Aku Minder Karena Miskin

Kadang aku Minder karena Miskin

Entah siapa yg menulis postingan ini..... sangat bagus untk dibaca. Monggo disimak..

Apabila kita telah berusaha dan bekerja keras.
Apabila kita telah jalani Sholat yang lima waktu.
Apabila kita sudah melakukan Sholat Dhuha, Tahajud, Dzikir, Sholawat dan DOA.
Namun tetap miskin juga.
Tak perlu minder apalagi protes pada-NYA.

Seorang anak bertanya kepada ibunya :
Ibu, mengapa kita miskin?

Dengan tenang sang ibu berkata :

Nak, hidup ini seperti jalan2 di Supermarket. Semua orang boleh memilih dan membawa barang apa saja yang ia inginkan.

Siapa yg membawa sepotong roti, maka ia harus membayar seharga sepotong roti,
Siapa yg membawa tiga potong roti, iapun harus membayar tiga potong roti.

Sementara kita tak mungkin membawa apa2. Karena tak punya uang untuk membelinya.
Dipintu kasirpun kita tak akan diperiksa, dibiarkan jalan begitu saja.

Begitu pula kelak di Hari Kiamat Nak.

Saat orang2 kaya antri menjalani pemeriksaan untuk dimintai pertanggung jawaban.

Saat orang2 kaya ditanya tentang :
Darimana hartanya mereka peroleh ?

Dan kemana hartanya mereka gunakan ?

Kita dibiarkan terus berjalan tanpa beban.
Lebih enak bukan !
Apakah engkau masih juga belum bisa menerima ?

Anakku,
Jika kita memang ditakdirkan menjadi orang miskin :

BERSABARLAH SEJENAK,
Karena setelah kematian, kemiskinan itu akan sirna.

BERPIKIRLAH POSITIF,
Barangkali, jika kita kaya belum tentu bisa lebih bertakwa.

Mungkin juga, dengan kemiskinan kita akan lebih mudah meraih SURGA-NYA.

JANGAN PERNAH MINDER,
Karena kaya dan miskin bukanlah ukuran Mulia dan Hinanya manusia.

Tetaplah berprasangka baik pada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala.

Singkirkan rasa iri , cemburu & buanglah tanda tanya,

Tentang Kehendak-NYA Pembagi Nikmat.

Mungkin jatah yang buat kita masih tersimpan di SURGA.

Menunggu kita Siap Menerimanya....

Ingatlah apa yg disampaikan Hb Rasulullah.. Bahwa "sesungguhnya kekayaan itu bukan terletak pada banyaknya harta benda, tapi pada hati dan ketenangan jiwa"

Barakallohu Fiikum
Mudah mudahan bermanfaat

Aamiin ya Rabbal'alamiin..

The test of the truth oleh Adiwarman A. Karim

The Test of The Truth

REPUBLIKA.CO.ID 

Oleh: Adiwarman A Karim

Ekonomi Indonesia tahun 2018 jelas jauh lebih kuat daripada tahun 1998. Namun, menjelaskan ekonomi yang lebih kuat saja tanpa menjelaskan turbulensi ekonomi global yang dihadapi ibarat membicarakan teori di ruang hampa.

Ibarat menjelaskan rumah batu pada tahun 2018 lebih kuat daripada rumah semipermanen pada tahun 1998 tanpa menjelaskan skala gempa yang terjadi pada 1998 lebih kecil daripada gempa 2018. Turbulensi ekonomi pada 1998 dipicu oleh krisis mata uang baht Thailand, sedangkan turbulensi pada 2018 dipicu oleh naiknya suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan diawalinya perang dagang Cina dan AS.

Pertama, suku bunga Fed diperkirakan akan naik pada September dan Desember ini menjadi 3,0-3,5 persen. Untuk menjaga nilai tukar rupiah, BI diperkirakan akan menaikkan bunga menjadi 6-7 persen.

Bunga LPS dan biaya dana perbankan diperkirakan akan naik. Biaya dana meningkat, maka bunga kredit pun akan naik. Potensi kredit bermasalah akan meningkat.

Kenaikan suku bunga bank sentral AS itu diperkirakan akan terus terjadi sampai akhir tahun 2019. Suku bunga bank sentral AS sebelum kebijakan Pelonggaran Moneter sebesar 5,25 persen. Diperkirakan, setelah kenaikan bulan September dan Desember ini, bank sentral AS akan menaikkan lagi secara bertahap.

Tekanan kenaikan bunga ini bertambah akibat upaya Pemerintah AS menutupi membesarnya defisit anggarannya dengan menaikkan bunga surat berharga pemerintah. Tekanan ganda suku bunga AS ini akan melemahkan rupiah yang efeknya akan terasa selama dua bulan.

Kedua, test of the truth diperkirakan akan terjadi pada Februari-Maret 2019. Pada saat itu, kita akan mengetahui apakah keriuhan perang dagang Cina dan AS akan benar-benar terjadi atau hanya merupakan strategi kampanye menghadapi midterm election di AS yang akan berlangsung sampai November 2018.

Posisi pemerintah yang membela kepentingan domestik melawan negara-negara yang dipandang merugikan perekonomian domestik diperkirakan dapat menaikkan elektabilitas partai Republik dalam midterm election. Ini test of the truth di AS.

Bila sekadar strategi kampanye maka turbulensi nilai tukar akan mereda. Bila perang dagang benar-benar terjadi maka turbulensi semakin besar.

Pada saat itu, indikator yang biasa digunakan untuk masa normal, yaitu rasio defisit transaksi berjalan terhadap PDB, tidak akan digunakan lagi. Rasio ini dipandang tepat untuk mengukur kemampuan ekspor dan impor serta investasi dalam jangka panjang.

Yang dipandang lebih tepat untuk mengukur larinya dana-dana asing adalah rasio net international investment position terhadap PDB. Rasio ini dipandang dapat menggambarkan kepercayaan pasar terhadap suatu negara karena mengukur besarnya dana asing yang keluar dan masuk dalam jangka pendek.
Keadaan larinya dana-dana asing pada saat itu dapat menimbulkan kepanikan bila tidak diantisipasi dengan baik. Hal ini karena hampir 40 persen obligasi pemerintah dalam rupiah dipegang oleh investor asing.

Besarnya porsi kepemilikan asing ini bila dikombinasikan dengan kepanikan, dapat menjadi test of the truth di Indonesia. Larinya dana-dana asing menjelang pilpres dapat dianggap gestur diterima atau tidak diterimanya kandidat oleh pasar, atau lebih tepatnya investor asing.

Ketiga, berdamai dengan kenyataan. Sejak dahulu, Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan. Memaksakan mengurangi defisit ini dalam waktu singkat akan kontraproduktif.
Ibarat melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat yang malah dapat menimbulkan masalah kurang gizi. Mengurangi defisit transaksi berjalan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat karena ekspor, impor, dan investasi langsung adalah kegiatan-kegiatan dalam horizon jangka menengah panjang.

Dalam jangka pendek, kita harus berdamai dengan kenyataan adanya defisit transaksi berjalan. Fokusnya pada bagaimana membiayai defisit tersebut.
Selama ini, Indonesia membiayai defisit neraca berjalan dengan dana-dana jangka pendek melalui perbankan dan pasar modal. Itu sebabnya nilai tukar rupiah menjadi rentan bila dana-dana jangka pendek tidak lagi tersedia. Hal itu tergambar dari besarnya defisit transaksi berjalan sekaligus besarnya defisit net international investment position.

Dalam jangka pendek, prioritas yang mendesak adalah memperbaiki dan menjaga net international investment position karena menggambarkan kepercayaan asing terhadap kestabilan ekonomi dan politik suatu negara. Kegaduhan politik, apalagi secara ideologis, ketidakmampuan melakukan rekonsiliasi pascapemilihan, rasa keadilan yang terusik, alienasi sekelompok anak bangsa dari lainnya, tidak akan memberikan kenyamanan dan kepastian keamanan investasi bagi investor asing.

Keempat, mengelola ekspektasi pasar. Mudahnya akses informasi dan semakin banyaknya orang yang memahami ilmu ekonomi, mendorong pemerintah di banyak negara menggunakan mazhab anticipated government policy. Semakin masyarakat dapat mengantisipasi kebijakan yang akan diambil pemerintah, maka akan semakin efektif kebijakan tersebut. Pemerintah membentuk rational expectation masyarakat.

Penjelasan yang sulit diterima logika masyarakat tidak akan dipercaya masyarakat. Bila ekspektasi masyarakat pada akhir tahun 2018 nilai tukar akan mencapai 15 ribu per dolar AS, itulah yang akan terjadi. Dengan rencana kenaikan bunga bank sentral AS dan bunga surat berharga Pemerintah AS, sulit diterima logika masyarakat bahwa nilai tukar akan tetap berada di kisaran 14.300 per dolar AS.

Bila krisis Turki dan Argentina dijadikan penjelasan atas melemahnya rupiah saat ini, dengan logika yang sama dapat diperkirakan juga besarnya dampak bagi pelemahan rupiah bila India ikut terkena imbas turbulensi ekonomi global. Turki, Argentina, Afrika Selatan, India, dan Indonesia adalah the Fragile Five, yaitu negara-negara yang memiliki defisit transaksi berjalan terbesar.

Skala ekonomi India yang jauh lebih besar daripada Turki dan Argentina, tiga kali lebih besar daripada Indonesia, serta dampak pengetatan impor baja oleh AS dan posisi India sebagai penghasil baja dunia yang tiga kali lebih besar daripada Turki. Dengan logika yang sama, akan membentuk ekspektasi masyarakat akan pelemahan yang lebih besar terhadap rupiah bila India terkena efek dominonya.

Turunan dari anticipated policy adalah strategi planned crisis, yaitu krisis yang terencana. Ekspektasi masyarakat dibentuk sehingga menimbulkan saling percaya antara pemerintah dan masyarakat akan turbulensi yang akan terjadi dan langkah-langkah mitigasinya.

Lebih baik menyampaikan perkiraan nilai tukar pada 2019 akan berkisar 15.300-15.700 per dolar AS dan mendapatkan market supporting level yang diyakini masyarakat akan terjadi daripada memberikan harapan nilai tukar pada 2019 di kisaran 14.500 tetapi tidak mendapatkan market support.

Rasulullah SAW berpesan, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya.”

Wednesday, September 5, 2018

AZAN

AZAN

Oleh: Stevanus Pramono
(Wartawan Tempo) yg seorang pemeluk agama katolik

Tumbuh di negeri ini, entah sudah berapa puluh ribu kali saya mendengar lantunan azan. Lima kali sehari sepanjang tahun, semua masjid menyuarakannya. Tak pernah kita dengar ada masjid kekurangan pelantun azan. Rasanya tak mungkin pula Kementerian Agama mengeluarkan daftar muazin versi pemerintah.

Meski berbeda agama, tak pernah sekali pun saya jenuh mendengar azan. Saking sering mendengarnya, saya bisa melantunkan azan dari awal sampai akhir. Mungkin pula banyak non-muslim bisa melafalkannya karena sudah hafal.

Kala saya bersekolah di Seminari Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, azan magrib kerap terdengar bersamaan dengan lonceng kapel seminari. Di Gereja Katolik yang memilikinya, lonceng berbunyi tiga kali sehari: pagi, siang, dan petang. Hal itu merupakan ajakan untuk berdoa Angelus Domini atau Malaikat Tuhan.

Mendengar serentaknya denting genta dan azan, telinga dan hati saya sering merasa teduh. Tidak ada yang beradu mana yang lebih keras. Keduanya punya kemiripan: sama-sama mengundang untuk berdoa.

Melihat fungsi itu, saya memandang azan bukan hanya milik sebagian orang. Azan adalah milik mereka yang mau mendengar dan menyerahkan hati kepada Sang Pencipta. Azan tak sekadar membangunkan tidur manusia, tapi juga menggugah untuk berhenti sejenak dari aktivitas, seraya mengucap syukur atas segala nikmat dari-Nya. Azan bisa menyatukan mereka yang menghayatinya.

Itulah sebabnya saya menyukai azan yang disiarkan dengan khidmat untuk mengajak umat bersujud. Azan kerap mengingatkan saya untuk diam sejenak, menutup mata sambil mendengarkan kemerduan, lalu merasakan sapaan-Nya.

Maka, saya bisa terpana mendengar azan dari masjid di sebuah pulau di wilayah Banda yang dikepung pepohonan tinggi. Suaranya menggaung ke arah laut. Sekali lagi, sapaannya terasa tak hanya di telinga, tapi juga menembus ke hati. Air mata saya menetes karenanya.

Pun saya suka akan azan di Aleppo, Suriah, yang diserukan seorang milisi pemberontak pada suatu subuh, November 2012. Meski suaranya agak parau, lantunannya yang terdengar lirih lagi-lagi membuat saya menangis. Di tengah Aleppo yang porak-poranda dan penuh duka, azan seolah mengingatkan saya untuk berserah dengan segera karena hidup entah kapan berakhir.

Suatu sore, azan berkumandang dari masjid kecil yang masih berdiri di antara reruntuhan bangunan yang terkena mortir. Saya meminta fixer atau pemandu sekaligus penerjemah menghentikan kendaraan.

Melihat air di sudut mata saya, sang fixer menatap dan berkata, "Semoga kamu diberi hidayah." Ucapan itu saya balas dengan senyum. Dalam hati saya berkata, "Kawan, tanpa perlu saya berpindah agama, azan itu sudah mampu membawa saya kepada Pencipta."

(Koran Tempo)

Tuesday, September 4, 2018

POLIGAMI DAN POLITIK

POLIGAMI DAN POLITIK

By: Ustadzah Lathifah Musa

Judulnya lho ya, kok seperti mengada-ada. Mentang-mentang sedang trend suhu politik menghangat, lantas dikait-kaitkan. Wah, bukan maksud saya menaikkan poligami ke level politik. Ini adalah kesadaran saya yang muncul belakangan, khususnya setelah dalam bilangan tahun tercebur ke dalam dunia kehidupan politik, eh ups salah maksudnya kehidupan poligami.

Alhamdulillah, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan hikmahnya. Ada maksud di balik setiap peristiwa. Poligami yang bagi laki-laki, mungkin dambaan. Namun bagi kebanyakan perempuan tidak pernah dicita-citakan. Makanya, mungkin saya diceburkanNya pada situasi kehidupan berpoligami, agar bisa melihat dan membaca hikmahnya. Karena tanpa realita, apa yang saya (atau kami) sampaikan hanyalah dipandang sebagai opini belaka. Termasuk bagi saya pribadi, yang bila tanpa menjalaninya, maka hikmah poligami hanya sekedar opini yang belum terverifikasi.

Demikianlah memang hidup itu pilihan. Sekiranya tak ada peluang kebaikan dan upaya berbuat kebaikan, tentu pilihan ini tak akan berani saya ambil. Terlalu besar resikonya. Apalagi kalau dikaitkan dengan pahala dan siksa. Okey, mungkin ini seperti curhat pribadi, padahal sebenarnya alinea ini masuk dalam poin opini yang terverifikasi menjadi fakta

Baiklah, setelah pengantar pribadi sejenak, maka saya masuk ke judul Poligami dan Politik. Cetusan ide ini muncul setelah mengkaji kitab Siroh Nabawiyah yang ditulis oleh Prof. Dr. Muh. Rowwas Qol'ahji.

Sangat menarik, bahwa pada halaman membahas istri-istri Rasulullah Saw, beliau mengungkapkan pemikiran ini. Saya sebagai pembaca fakta mengakuinya.

Poligami adalah hukum Islam yang paling rawan dan mudah untuk diserang. Menurut saya pribadi, karena hukum ini dihadapkan pada situasi "ketika wanita lebih dominan menggunakan perasaannya". Demikian juga kaum laki-laki banyak terjebak pada "ketika perasaannya lebih mendominasi akal". Ini karena melibatkan masalah cinta. Perasaan terdalam yang bisa mewarnai qalbu. Untuk itu bagi wanita, laki-laki tampak begitu menyebalkan ketika membicarakan poligami. Sebaliknya bagi laki-laki, wanita tampak begitu menakutkan ketika disinggung tentang poligami. Umumnya demikian, khususnya ketika akal tidak dilibatkan untuk memutuskan sesuatu.

Barat (untuk menyebut Inggris dan Amerika sebagai pelopornya) mengetahui fakta ini. Fenomena yang bersifat insaniyah dan naluriyah. Apalagi melihat bahwa ternyata Islam membolehkan poligami. Jadilah poligami sebagai isu menarik yang dikaji secara khusus oleh dua negara besar ini untuk menyusun tahapan langkah menghancurkan Islam.

Sampai kalimat ini, biasanya ada pembaca yang menilai penulis telah terjangkiti gejala paranoid terhadap ide konspirasi.

Oh tidak, jangan menuduh saya. Ini adalah pendapat Prof. Qol'ahji dalam sebuah analisisnya tentang bagaimana Barat berusaha menghancurkan Islam melalui isu Poligami. Bahkan mengenai topik "Islam membolehkan poligami", dikaji secara khusus dalam lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang mereka bangun di dunia Islam. Sebagai lembaga pelopor, mereka membuka Universitas Amerika di Beirut dan Iskandariyah. Selanjutnya mereka mengirim alumni-alumninya ke negeri-negeri Islam untuk membuka lembaga pendidikan dengan kurikulum sejenis di sana.

Prof. Qol'ahji menulis, ada tiga tahap upaya Barat untuk menghancurkan Islam.

(1) Menciptakan keraguan terhadap kelayakan dan kebaikan prinsip-prinsip Islam seperti bolehnya poligami, cerai, haramnya riba dll

(2) Menjauhkan nilai-nilai dan prinsip Islam, setelah berusaha meyakinkan umat Islam bahwa nilai-nilai dan prinsip Islam sudah tidak layak untuk diterapkan.

(3) Menawarkan nilai-nilai dan prinsip yang mereka buat sendiri sebagai pengganti Islam.

Keberhasilan Barat dalam isu poligami ini adalah dengan banyaknya muslim yang membenci poligami. Bahkan selanjutnya membuat aturan-aturan yang menghalangi atau minimal mempersulit pelaksanaan poligami. Dengan demikian monogami adalah satu-satunya pilihan mulia. Untuk itu bagi para janda dianjurkan agar lebih mulia untuk bersabar dan menjadi single parent bagi anak-anaknya yang yatim. Program bekerja bagi para janda mendapatkan support yang kuat, untuk menguatkan posisi single parentnya. Agar mereka tidak memilih untuk menikah lagi, apalagi dipoligami. Mengenai anak-anak yatim, masih banyak cara untuk menyantuninya, tanpa perlu menikahi ibunya. Intinya, segala program yang mencegah poligami akan mendapatkan dukungan sepenuhnya. Karena poligami adalah ancaman bagi keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.

Bila prinsip dan nilai Islam ini telah tanggal dengan program-programnya yang "tampak baik" di mata kaum muslimin, maka Barat melancarkan program yang lain untuk keberhasilan tujuannya.
Program ini bagaikan virus yang diinjeksikan ke dalam tubuh umat. Barat membuat program:

(1) Menebarkan perbuatan amoral dan akhlak yang tidak terpuji di tengah masyarakat muslim. Mereka memperalat wanita penghibur (pezina), pecandu minuman keras dan narkoba untuk menggoda kaum laki-laki. Dewasa ini banyak perempuan penggoda dengan akhlak buruk yang menggoyahkan iman dan ketaqwaan para suami. Muncullah para pelakor, yang oleh musuh-musuh Islam buru-buru disematkan juga secara langsung kepada perempuan istri kedua dalam poligami. Sebuah stigmatisasi buruk bagi perempuan baik-baik yang memang telah direncanakan. Tujuannya agar mereka malu dipoligami, atau minimal merasa rendah dan direndahkan sebagai istri kedua, ketiga dan keempat.

(2) Membatasi pertumbuhan penduduk di dunia Islam. Ketakutan Barat terhadap pesatnya pertumbuhan penduduk di dunia Islam, membuat mereka merancang program untuk mencegah para perempuan untuk hamil dan bersuami. Program ini berlabel pembatasan kelahiran di negera-negara berkembang. Poligami adalah ancaman bagi keberhasilan program pembatasan jumlah penduduk.

Jadi, apakah saya menyudutkan mereka yang memilih untuk tidak poligami? Tentu saja tidak sama sekali. Karena poligami itu pilihan yang mubah, dan perlu persiapan khusus agar sukses dan bisa meraih keberkahannya. Sebagaimana ujian dalam setiap jenjang pendidikan yang tidak sama, hingga berbeda-beda usaha mempersiapkannya

Poligami adalah sebuah pernikahan dengan amal-amal yang lebih banyak. Namun ingatlah bahwa yang terbaik itu bukanlah amalan yang terbanyak, namun amalan yang terbaik. "Liyabluwakum ayyukum Ahsanul amalan". Agar Dia menguji siapa di antara kalian yang terbaik amalnya. Untuk itu fokuslah untuk membangun keluarga dengan amal-amal terbaik.

Tulisan ini bertujuan untuk membela hukum-hukum Islam. Agar ada di antara umat Islam yang masih mampu berdiri tegak untuk membela salah satu hukum Islam yang selama ini dicerca. Agar ada salah satu dari umat Islam yang mengatakan bahwa poligami sebagai hukum yang dibolehkan oleh Allah Ta'ala adalah bagian dari solusi terbaik bagi persoalan manusia. Bukan sekedar opini namun telah menjadi realita, karena telah terverifikasi kebenarannya.[]
___

Monday, September 3, 2018

Mana yg lebih baik, beli dari Teman dekat, Keluarga atau Orang Asing?

Jack Ma : Kalau Disuruh Memilih, Anda Akan Membeli Barang Dari "Teman Dekat, Keluarga, atau Orang Asing"?

Seseorang ingin membeli ban dan ia mendapatkan beberapa informasi harga:

Harga teman dekat:840 dolar
Harga keluarga : 850 dolar
Harga orang asing : 780 dolar

Kalau kalian jadi orang itu, kalian akan beli ban dari orang mana?

Akhirnya orang itu memilh membeli ban dari orang asing dengan harga 780 dolar
Padahal orang itu tidak tahu bahwa teman dekatnya cuma ambil untung 20 dolar
Bahkan keluarganya tidak mendapat keuntungan sama sekali, malahan rugi karena harus bayar uang reparasi mobil.
Sedangkan orang asing mengambil keuntungan 580 dolar!
Parahnya lagi ternyata setelah diketahui, ban yang dibelinya itu palsu.

Itu bukan karena barangnya palsu, melainkan anda yang terlalu serakah.
Bukan karena kenalan dekatmu mau ambil keuntungan, tapi ia bisa memberi jaminan kepercayaan buatmu.

Mungkin Anda sudah sering mendengar nasihat dari Jack Ma (CEO Alibaba) berikut:

"Ketika berjualan ke teman dekat dan keluarga, berapa-pun harga yang Anda jual, mereka akan selalu berpikir, Anda sedang mencari untung dari uang mereka. Dan semurah apapun Anda jual, mereka tetap tidak akan menghargainya."

Selalu saja ada orang-orang yang tidak peduli dengan biaya, waktu, dan tenaga Anda. Mereka lebih baik memilih ditipu oleh orang lain daripada membiarkan Anda mendapatkan keuntungan dari mereka. Karena di dalam hati, mereka kerap berpikir berapa untung yang Anda dapat darinya? Bukannya berpikir berapa yang telah Anda bantu hematkan atau hasilkan untuk dia?

Ini adalah contoh klasik mental orang miskin.

Bagaimana caranya orang kaya menjadi kaya? Alasan utamanya adalah karena mereka bersedia mendukung bussiness associate (lingkaran kelompok usaha) mereka, menjaga kepentingan satu sama lain, maka secara alami mereka mendapatkan lebih banyak lagi. Teman-teman Anda akan secara bergantian mendukung Anda. Dan lingkaran kekayaan ini akan terus bertumbuh dan semakin bertumbuh.

Sederhananya, kita akan mulai menjadi kaya ketika kita memahaminya.

👆Bukannya _keinginan membantu sdra/temen dekat, tp malah kecurigaan yg kerap hadir di benak kita.

Yuuk kita ubah cara berpikir kita, utk sllu membantu dan mengutamakan sdra/temen dan org2 dekat di sktr kita.

Salam inspiratif...

Dari WA grup

Monday, August 20, 2018

Ekonomi Turki membaik Superman-nya Itu Tetangganya Sendiri.

Ekonomi Turki membaik
Superman-nya Itu Tetangganya Sendiri.

Oleh: Dahlan Iskan

Sabtu 18 Agustus 2018

Merdeka!
Dan Turki merdeka juga. Dari krisis moneter yang begitu mencekam.

Merdeka!
Dan Turki berhasil menginjak rem tepat waktu: saat roda ekonominya berada di bibir jurang.

Memang posisi rodanya masih tetap di tebing. Tapi sudah ada superman. Yang menahannya. Untuk tidak terjungkal.

Superman itu tetangganya sendiri: Emir Syeikh Tamim bin Hamal Al Thani. Pemimpin tertinggi Qatar. Negara kecil yang sakunya besar.

Syeikh Tamim datang ke Turki. Rabu lalu. Tepat waktu. Setelah bicara-bicara 3,5 jam semuanya beres: Qatar akan meminjami Turki. Dana besar. Angkanya luar biasa: 15 miliar Dolar. Hampir Rp 200 triliun.

Begitu mendapat obat penurun panas dari Qatar itu, suhu Lira turun. Mata uang Turki itu langsung menguat. Tiga hari terakhir sudah menguat 17 persen.

Memang belum bisa kembali seperti tahun lalu: 1 Dolar 4 Lira. Tapi kemarin 1 Dolar sudah 5,9 Lira. Tidak lagi 7 Lira. Krisis sudah bisa dihindari.

Betapa bahagia punya tetangga sebaik Qatar. Mau membantu. Dengan cepat. Dengan dana besar. Bahkan sang Emir yang datang sendiri ke Turki.

Tetangga mulia macam apa Qatar itu. Begitu terharu saya mencermatinya.

Mengingatkan saya pada tahun 1997/98. Saat kita dilanda krisis moneter. Yang luar biasa. Yang berlarut-larut. Menjadi krisis politik. Krisis rasial. Soeharto jatuh. Kepercayaan nasional runtuh.

Kalau saja tetangga kita seperti Qatar. Kalau saja ada yang mengulurkan tangan. Kerusuhan sosial tidak sampai terjadi.

Saya tidak bisa bayangkan. Betapa ‘nelongso’-nya Pak Harto saat itu. Minta bantuan ke tetangga kaya. Hanya dapat nasihat kata-kata.
Terpaksa Pak Harto ngemis ke IMF. Yang menyakitkan itu.

Qatar memang pernah merasakan budi baik Turki. Belum lama ini. Saat Qatar dikucilkan oleh negara-negara sesama Arab. Tetangga yang mengitarinya.

Saat itu Turki mendukung Qatar. Ketika negara-negara Arab melarang kirim barang ke Qatar, Turki turun tangan. Qatar bisa bertahan. Sampai hari ini. Di tengah isolasi.

Begitu marahnya pada Qatar, Arab Saudi sampai akan menggali daratannya. Yang berbatasan dengan Qatar. Selebar 200 meter. Sepanjang 200 km. Menjadi laut pemisah dua negara.
Qatar tidak menyerah. Tidak mau tunduk. Boikot Arab Saudi tidak sakti.

Dengan turunnya Superman itu Presiden Erdogan tidak perlu ngemis ke IMF. Martabatnya tidak perlu jatuh.

Bahkan Turki tetap bisa mempertahankan ideologi ekonominya: anti bunga tinggi. Yang dianggap sebagai ibu segala setan ekonomi.

Hanya saja Turki menerima saran ini: mengurangi defisit anggaran. Dengan cara mengurangi pengeluaran. Membatalkan proyek.
Tiap departemen diminta berhemat. Potong anggaran. Antara 20 sampai 30 persen.

Memang, pertumbuhan ekonomi Turki akan melambat. Tapi akan bisa lebih berkelanjutan. Daripada crash. Toh sudah 10 tahun Turki berhasil tumbuh cepat. Sampai pendapatan perkapitanya sangat tinggi: 17 ribu USD. Enam kali lipat lebih makmur dari kita.

Amerika masih terus berkoar. Akan meningkatkan lagi sanksi untuk Turki. Katanya: terbukti Turki bukan sahabat baik. Tidak mau membebaskan pastor Andrew Brunson. Asal Amerika. Yang kini ditahan di sebuah rumah, di Turki.

Ternyata punya tetangga baik itu membahagiakan. Baik dan kaya. Kaya dan baik. (dahlan iskan)

https://www.disway.id/superman-itu-tetangganya-sendiri/

Monday, August 13, 2018

CARA PRAKTIS MENGHITUNG DAGING QURBAN

CARA PRAKTIS MENGHITUNG DAGING QURBAN

Dari seekor sapi
Berat misal : 350 kg

Maka berat Karkasnya = 50% dari Berat hidupnya = 175 kg

Berat daging= 70% dari berat karkas =122,5 kg atau
35% dari Berat Hidup = 122,5 kg

Berat Jeroan 10% dari berat karkas = 17,5  kg atau 5% dari Berat Hidup.

Berat kaki sebanyak 4 kaki rata2 dagingnya 4,5 kg

Berat kepala 4% dari Berat Hidup= 14.5 kg per ekor

Berat ekor = 0,7% dari Berat Hidup = 2,45 kg

Ini penting untuk Panitia Qurban utk membagikan dan menyesuaikan jumlah ternak dengan jumlah mustahik. Perhitungan ini hanya memudahkan Panitia Qurban terlepas dari daging yg tercecer maupun yg masih melekat pada tulang.

Demikian untuk dimaklumi.

Nasional Qurban Center
(Disarikan dari Buku Pedoman Ber-Qurban yg Aman & Benar)
Halalan Thoyiban dan Ihsan

Wednesday, July 18, 2018

BUGHATS DAN REZEKINYA

BUGHATS (ANAK BURUNG GAGAK)

Seorang ulama dari Suriah bercerita tentang do'a yang selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini.

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙََ

Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats.

Apakah "bughats" itu?
Dan bagaimana kisahnya?

"Bughats" anak burung gagak yang baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang disebut "bughats".

Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab).
Apa perbedaan antara bughats dan ghurab?

Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.
Saat induknya menyaksikanya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja.

Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.

Lalu bagaimana ia makan dan minum...?
Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.

Allah Subhanahuwata'ala menciptakan _aroma_ tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak tersebut sehingga mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak dan ia pun memakannya.
ماشاءالله
Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.

Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun mau memberinya makan sehingga tumbuh dewasa untuk bisa terbang mencari makan sendiri.

Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang dan serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.

Dia-lah Allah, Ar Razaq, Yg Maha Penjamin Rezeki.

... نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا

...Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia...
(QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)

Rezekimu akan mendatangimu di mana pun engkau berada, selama engkau menjaga ketakwaanmu kepada Allah Subhanahuwata'ala, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam:

"Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dalam qalbuku bahwa seseorang tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, bertaqwalah kepada Allah Subhanahuwata'ala, dan perindahlah caramu meminta kepada Allah Subhanahuwata'ala. Jangan sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah Subhanahuwata'ala. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang ada di sisi Allah Subhanahuwata'ala kecuali dengan menta'atinya."

Jadi tidaklah pantas bagi orang-orang yang beriman berebut rezeki dan seringkali tidak mengindahkan halal haramnya rezeki itu dan cara memperolehnya.

Mari introspeksi diri, apakah muamalah dan pekerjaan yang kita lakukan ini sudah sesuai hukum الله atau belum. Mengetahui status hukum perbuatan dulu baru berbuat.

Itulah sikap selayaknya seorang muslim.

اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.

"Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu." (HR. Ahmad)

Oleh sebab itu wahai kaum muslim, janganlah kita takut akan kurangnya rezeki, Allah Subhanahuwata'ala sudah mengatur rezeki. Sadarilah kitalah yang sebenarnya tidak pernah puas dan qanaah (menerima) dalam mensyukuri nikmat. Perbanyaklah bersyukur dan beristiqfar agar kita disayang Allah Subhanahuwata'ala.

Selamat bekerja.
Semoga hidup kita dicukupkan oleh rezeki yang halalan thoyyiban dan dipenuhi keberkahan didalam mencari karunia Allah Subhanahuwata'ala diatas muka bumi ini. Aamiin

Copas dari WA grup

Friday, June 22, 2018

800.000 titik cahaya , ide transformasi manajemen masjid

Tulisan bagus dari Rendy Saputra

*800.000 TITIK CAHAYA*

ummat saat ini memiliki 800.000 gedung yang hanya dipakai 5 jam per hari. Gedung itu bernama : *MASJID*.

Disinilah awal mula ide pemberdayaan Masjid sebagai asset ummat. Dari pondasi pemikiran ini, kita harus kembali memaknai... sudah sejauh mana kita MEMANFAATKAN 800.000 asset ini.

*****

Narasi tentang pemberdayaan masjid ini akan Saya sampaikan secara runut.

Pertama, optimalisasi masjid sebagai sarana ibadah.
Kedua, optimalisasi masjid sebagai titik manajemen ummat.
Ketiga, optimalisasi masjid sebagai asset fisik.

*****

Kita masuk pada pemikiran *pertama*, masjid sebagai sarana ibadah.

Sahabat, masjid biasanya dibangun secara bersama-sama oleh warga, walaupun ada masjid yang memang dibangun oleh pribadi. Perbedaan yang nampak nyata adalah... masjid yang dibangun oleh kekuatan publik biasanya lemah pada pengelolaan, dan masjid yang dibangun personal biasanya terkelola baik. Sederhananya, karena ada sponsor personal yang terus menyuplai kebutuhan perawatan masjid.

Pada ruang pemikiran pertama ini, Saya lebih memodelkan masjid yang memang dibangun bersama.

Masjid yang dibangun bersama berarti dimiliki bersama, dimiliki oleh warga. Artinya ia adalah milik ummat. Didalam bisnis, ummat menjadi "owner" dari masjid.

Tapi disisi lain, masjid juga dituntut melayani ibadah jamaah, maka ummat juga berada pada posisi "market" dalam waktu yang bersamaan.

Yang biasanya belum ada adalah "Dewan Eksekutif" yang memang menjalankan masjid secara profesional. Dewan direksi beserta jajarannya.

Sebagian masjid membentuk Dewan Kepengurusan Masjid (DKM), dan DKM secara sukarela menyisihkan waktu untuk mengurus masjid. _Pada pengurus DKM usia produktif, mengurus masjid tidak bisa menjadi aktivitas utama, karena harus bekerja dan berbisnis mencari nafkah_. Akhirnya mengurus masjid menggunakan waktu sisa.

Jika para pensiunan mewarnai DKM, aura eksekusinya juga tidak bisa diharapkan cepat, kurang kreatif ...karena natural nya organisasi itu dijalankan oleh usia produktif. (Dengan tetap menghargai para pensiunan yang menjadi DKM)

Maka, perlu digagas dewan eksekutif yang profesional dalam kepengurusan masjid. Muda, berkapasitas dan memang full dedikasinya untuk mengurusi masjid.

Artinya..., ada Owner beserta jajaran komisaris dan ada CEO beserta jajaran eksekutornya.

*Ide gila* nya disini : 1 masjid, harus dikelola oleh 1 CEO profesional dengan kepuasan jamaah sebagai Key Perfirmance Indicator nya.

1 CEO
1 direktur operasional-ibadah
1 direktur keuangan
1 direktur komunikasi-media
1 direktur ziswaf
1 direktur pembinaan jamaah
1 direkrur General Affair

1 CEO... 6 Direktur ... 7 BOD.

1 direktorat bisa merekrut lagi 5 staff. Akhirnya 1 masjid bisa menyerap 37 tenaga kerja.

Bayangkan angka 800.000 masjid x 37 tenaga pengelola. Anggaplah dengan masjid kecil, menjadi 20 pengelola per masjid, berarti untuk ranah pelayanan masjid saja, terbuka 16 juta lebih lapangan kerja baru.

Turunan dari cara kerja seperti ini akan sehat. Bapak-bapak DKM tetap elegan menjadi pengurus DKM. Bapak-bapak akan menjadi owner dan mengawasj kerja jajaran eksekutif. Ini mirip owner bisnis ngontrol pekerja.

Kan memang iya, uang ummat menggaji CEO+team dan mereka kembali melayani ummat, diawasi oleh perwakilan ummat... share holders..., namanya DKM.

Selanjutnya, SDM timur tengah yang sudah belajar diinul Islam, Quran, Hadist, akan terberdayakan dengan baik. Jika 1 masjid butuh 1 imam hafidz dan terdidik, maka kita bisa menyerap 800.000 hafidz. 800rb imam, 800rb muadzin.

Selanjutnya, SDM yang sekolah zakat, sekolah ekonomi, bisa duduk di direktorat keuangan dan zakat. Semua terberdayakan. Belum lagi kita bicara direktorat pembinaan jamaah yang akan saya sampaikan detail di poin ketiga.

******

Poin *kedua* adalah masjid sebagai titik menajemen ummat.

Jika kita bicara manajemen, kita bicara tentang SIAPA yang kita kelola dan BAGAIMANA, mau diapakan.

Jika kita hadir ke sebuah masjid, dan hadir ke jajaran DKM, mari tanyakan hal ini :

1. Berapa KK yang dilayani oleh masjid ini.
2. Ada berapa laki-laki dewasa yang telah sadar menjadi jamaah ini, nama, usia, profesi, keahlian, dan rumahnya dimana.
3. Berapa anak-anak muslim yang harus menjadi perhatian masjid ini.
4. Berapa muslimah...

Terus.. terus dan terus.. data.. data.. dan data.. dan saya yakin.. datanya tidak ada.

Kecuali memang masjidnya profesional.

Saya ingin membuka mata anak bangsa : Jumlah kelurahan dan desa di Negeri ini, menurut data BPS 2016, itu ada 82,030. Ada selisih dengan data lain, tapi bisa dibilang 80.000an

Jika jumlah masjid ada 800.000 dan jumlah desa kelurahan ada 80rb, berarti 1 desa/kelurahan terdapat 10 masjid. Sebuah proporsi yang pas untuk manajemen ummat.

Sahabat, bayangkan,....

Islam menuntun shalat berjamaah 5 waktu di masjid. Berarti ada sekumpulan laki-laki baligh dewasa yang "meet up" 5x sehari. Anehnya, meet up 5x sehari... tetapi hampir tidak ada sinergi yang terjadi. Yang nganggur tetap nganggur, yang sulit kuliah tetap sulit kuliah. Aneh bukan?

Konsep masjid sebagai wahana manajemen ummat, dalam benak Saya adalah benar-benar mengurus dan mensinergikan seluruh kekuatan yang ada dalam tubuh ummat.

Masjid memutuskan sejauh mana rentang wilayah layanannya. Petakan. Tarik area pake spidol. Arsir. Ini wilayah layanan masjid A. Clear.

Lalu masjid mendata seluruh kaum muslimin pada area tersebut, pokoknya yang muslim didata. Mau ke mesjid atau tidak,  harus menjadi target layanan masjid. _Kan dimandikan dan disholatkannya disitu toh?_

Dari data ini akan terbaca, tingkat pendidikan, keahlian, engagement dengan masjid, bahkan sampai kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapi.

Lucu donk, ada anak muda bolak balik 5 waktu ke masjid, 5 bulan nganggur, sementara di mesjidnya ada pengusaha yang punya bisnis 100 outlet. Ini gak lucu blasss.

Lucu donk, ada jamaah yang bingung nyari guru private kalkulus anaknya, sementara sarjana matematika bolak balik berjamaah disebelah si bapak.

Pendataan ini adalah fungsi manajamen dan dengan begini... CEO masjid tidak hanya berfikir proses ibadah berjalan baik, tetapi juga beliau memiliki LIST UMMAT yang harus dilayani. Makanya wajar SDM dedicated, karena kerjanya full time.

- bapak itu sudah dapat kerjaan belum?
- ibu itu single parent butuh dicarikan suami nggak?
- anak keluarga itu pinter tapi kok gak kuliah kenapa?
- adek itu kok masih nganggur aja.
- mas itu bisnis kayaknya kurang modal.
Hayuk.. masjid bantu.. kira-kira jamaah kita ada yang punya solusi gak ya?

Bahasan-bahasan seperti ini harusnya menjadi wahana kerja setiap BOD masjid di 800.000 masjid yang ada. Bayangkan... saya membayangkan saja merinding.

Konsep pelayanan seperti ini akan menarik kekuatan donasi ummat lebih besar. Karena ada programnya be-RESONANSI. Ummat Islam Indonesia ini mudah, selama ada program, urunan jalan. Gampang. Asal konkret, komunikasi baik. Semua akan mengalir.

Dengan begini, potensi kekuatan ummat akan hadir. Setiap warga muslim yang terdaftar di masjid tertentu akan terperhatikan. Ikatan-ikatan sosial kita sebagai ummat akan kokoh. Karena masjid hadir bukan hanya sebagai fungsi fisiknya, tetapi fungsi intrinsiknya : melayani kebutuhan ummat

*****

Poin *ketiga*, masjid sebagai asset fisik ummat.

Sahabat, jika Anda berbisnis, Anda pasti memahami usability. Tingkat kegunaan asset yang Anda punya.

Masjid yang dibangun oleh sebagian besar ummat ini, relatif HANYA digunakan 5 waktu dalam sehari. Itu saja. Jika dari adzan hingga selesai dzikir dan doa itu anggaplah 1 jam, maka masjid hanya digunakan 5 jam dari 24 jam yang ada.

Anda punya pabrik, dipakai 5 jam saja.
Anda punya warung, buka 5 jam saja.
Anda punya mesin fotokopi, bekerja 5 jama saja.
Bagaimana perasaan Anda?

Ratusan bahkan miliaran rupiah UANG UMMAT sudah di investasikan untuk bangun masjid, tetapi dipakai hanya 5 jam bahkan kurang per hari. Bagaimana perasaan Anda? Bagaimana guncangan fikiran Anda saat ini?

Dari pemikiran ini, sahabat muslim dengan fikiran pemberdaya, tidak boleh mengijinkan hal ini terjadi. Mubazir.

Mari tantang fikiran kita.

Setelah subuh, masjid lengang mulai pukul 7.00. Coba kita bikin program :

7.00 sd 9.00 : ruang utama masjid jadi wahana kelas hafalan quran untuk remaja yang belum kerja, masih nunggu kuliah, atau memang bisnis, entrepreneur waktunya bebas.

09.00 sd 11.30 : masjid menjadi kampus. Buka kelas non formal. Bikin silabus. Pengajar cari relawan. Masjid dipakai gratis. Berarti mahasiwanya bisa gratis. Ini solusi pendidikan.

Pada jam ini, ibu-ibu relatif sudah antar anak ke sekolah. Bisa dilakukan taklim ibu-ibu. Jika tidak, selasar masjid menjadi wahana pengajaran bikin roti, menyulam, kerajinan, bahkan kejar paket A, B, C. Apa aja... yang penting manfaat untuk ummat.

13.00 sd 15.00 : mata kuliah kedua. Untuk masjid kampus. Selasar bisa adakan kegiatan lain.

16.00 sd 17.00 : TQA dihidupkan, jika sudah banyak anak-anak yang sekolah si SDIT, bisa jadi sekolah Quran untuk jamaah dewasa.

20.00 keatas : dirosah islami, ajarkan ummat shiroh, hadist, fiqh, selesai jam 21.00. Majelis cair terbuka setiap malam.

Pertanyaannya, yang ngajar siapa, SDM nya mana...

kan ada nomor 2 diatas. Masjid banyak uang. Manajemen kokoh. Ada SDM dedicated. SDM pengajar bisa dibayar secara profesional. Dan akan sangat layak.

Intinya mari kita maksimalkan. Bahkan lebih dahsyat lagi, malam harinya bisa gunakan area tertentu untuk tempat inap musafir atau sahabat tunawisma. Kenapa nggak? Semacam shelter inap semalam.

Ambil satu space, lapisi karpet khusus, beri hijab pembatas, jadikan masjid ramah musafir, ramah orang lemah. Disitulah da'wah akan terasa sangat mendalam dihati ummat.

Anak-anak muda bisa wifi-an di masjid. Block aja konten yang negatif.

Beri space berkumpul dan bercengkarama di masjid. Masjid ramah pertemuan.

Ada area masjid untuk playground anak-anak balita. Biar akrab sama masjid, dan saat shalat fardhu dijaga baby sitter khusus. Digaji oleh masjid.

Masjid menjadi tempat bimbel, pelatihan bisnis, diskusi, meet up, yang gak boleh kan jualan di dalam masjid. Pekarangan boleh kayaknya. Banyak koperasi di komplek mesjid kok.

Intinya gunakan. Jangan begitu mau digunakan, ada info : "adik-adik remaja masjid pake acaranya di selasar ya, soalnya karpet masjidnya baru beli"

Ya Salaammm... ini terjadi... aseli... karpet dibelain.. generasi muda Islam gak dikasih tempat... YA Rabb...

******

Tulisan Saya apa adanya. Saya sudah memaksimalkan diri sesopan dan sesantun mungkin. Ini sebabnya, dalam setiap roadshow, Saya selalu minta sesi kuliah subuh ke masjid-masjid.

Alasan pertama biar ada yang jemput paksa shalat subuh. Hehehehe..

Alasan kedua, karena di masjidlah kekuatan utama ummat ini. Itupun kalo dimaksimalkan.

Karakteristik ummat Islam Indonesia ini "wait and see". Mereka tidak begitu cepat dan inisiatif membangun sesuatu. Pemalu, gak enakan, takut konflik, malas ngasih saran. Keranan masjid bocor aja gak ada yang berani ngasih masukan.

Tetapi ketika ruang-ruang kolaborasi dan sinergi dibuka, maka kekuatan akan datang. Ketika pelayanan jelas terasa, donasi akan hadir berlimpah.

Sama seperti bisnis. Maaf banget. Logika ini harus saya sampaikan.

Jika perusahaan Anda jasa layanannya baik, maka market akan berulang beli layanan Anda. Jika tidak. Market tidak repeat.

Saya merasakan sendiri, jika sebuah masjid progressnya baik, terawat, ekosistem pengelolaannya terasa, maka kita pasti mau dukung maksimal.

Saya secara pribadi berharap, tulisan ini bisa mendorong banyak DKM untuk berbenah diri. Kemudian melangkah berani membangun sistem layanan profesional pada masjid. Dan kemudian menyadarkan ummat Islam, untuk kemudian MENGINDUK ke masjid-masjid terdekat. Shalatlah fardhu di masjid, dan bangunlah ikatan sosial sesam ummat Islam.

Perlu ada keberanian membayar 1 CEO masjid senilai 15 juta rupiah per bulan, ketika memang beliau mampu membangun layanan untuk 1.000 KK muslim, dengan raihan donasi 1M per bulan, baik dari jamaah, donatur corporate ataupun amal usaha masjid. Kenapa tidak?

Jika masjid melakukan 3 fungsi diatas, maka secara cepat kita akan meningkatkan kualitas pendidikan ummat, kualitas ekonomi ummat dan kualitas sosial ummat.

Ummat Islam yang 225 juta ini akan ter urus baik melalui kehadiran masjid-masjidnya yang menjadi simpul layanan sosial.

Pada keadaan yang cukup gelap, maka Saya menyebut masjid sebagai 800.000 titik cahaya.

Teranglah wahai bangsa ku.... nyalakan cahayamu...

******

Saturday, May 19, 2018

NAIK HAJI

*NAIK HAJI*

Ini adalah kisah nyata saya di bulan Ramadhan 2008 dan sahabat saya seorang pengusaha hiburan, Helmy Yahya.

Saya berada di Palembang bersama mitra saya, Helmy yahya. Kami sedang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan maestro pujaanku, untuk sebuah pekerjaan idealis. Kami akan bertemu dengan pengarang lagu anak legendaris, AT Mahmud.

Terdengar bunyi telpon yang langsung diangkat Helmy dengan speaker mode.
”Bos, kita belum dapat talent buat acara naik haji gratis.” Suara di seberang telpon terdengar galau.
“Kok bisa?,“ Helmy berkata dengan nada tinggi.
“Sudah 3 hari shooting kok bisa gak nemu?” Lanjut Helmy.

Setelah itu, Helmy diam mendengarkan argumen dari teamnya yang panjang. Wajahnya memerah. Bibirnya merapat dan jari tangannya didekatkan dan di gigit. Itu kebiasaanya kalau panik.

“Untung lagi di Palembang, saya gak tau kalau ada anak triwarsana di sini. Kita ke tempat shooting dulu”, Demikian sebuah kata terucap dari mulutnya dan setelah itu diam. Setiba di lokasi, sebuah rumah yang disewa sebagai tempat tersembunyi dari hidden kamera yang sedang menguji kelayakan seorang talent untuk berangkat di hajikan gratis sesuai thema acara tersebut.

Helmy memiliki standard yang ketat. Seseorang tersebut bukan ”layak dihajikan gratis”, bukan karena rekomendasi dari orang lain saja. Tapi dia harus lulus test. Ini memang memakan biaya. Memang memakan waktu. Tapi inilah kesempurnaan yang menjadi cirinya.

“Mana data shooting talent hidden kamera?”, kemarin-kemarin katanya lagi. Dalam sekejap kami menyaksikan video rekaman para talent tersebut di test berbagai cara. Dengan hidden kamera kita memperhatikan. Ustad ini, bapak anu, ujung-ujungnya tidak ada yang layak. Lalu, saya disuruh menilai.

“Mas Wowiek, kamu lihat tuh yang di test pas sebelum jumatan. Dua ustad,” Helmy keluar dengan muka merah. Saya turuti perintahnya dan menyaksikan.

Biasa kami menggunakan penguji si Rini, specialis penguji. Cantik, dewasa, anggun. Lengkap dengan jilbab dan kerendahan hatinya. Dia melakukan aksi ujiannya. Di depan ustad yang dimaksud dia datang jam 11.30, lalu ia berkata, ”Saya ada masalah dengan perkawinan, suami saya,” dan seterusnya dia bercerita sangat meyakinkan.

Sang ustad talent yang sedang diuji mulai berdalih, mulai mewejang, dan menyaksikan adegan tersebut. Saya paham sekali dengan expresi wajah. Maka saya tahu sekali mimik wajah dan gerak mata seseorang yang ber”minat”. Darah saya naik.

”Kok begini sih?!,”. Ini orang yang terpandang didaerahnya yang direkomendasi banyak orang. Menggeser duduknya dekat-dekat si Rini. Hidden kamera menangkap seluruh adegan dengan jelas. Dan yang mengherankan, dia abaikan sholat jumat.

“Huh..hilang sudah rasa di hati, dasar buaya!,” saya berkata dalam hati.

Di video satunya. Setali tiga uang sama saja, malah pake pegang-pegang pundak si Rini. Setiap berapa kalimat menyentuh apalah bagian tubuh si Rini, tangan, seperti menepis kotoran dari jilbab, yang rasanya gak ada apa-apanya. Darah emosi saya naik memuncak. “Gile nih..sama aja..dasar bandot semua!”. Saya mendadak sangat marah. Sebagai pria, tahu banget niat laki-laki macam itu. Emosi saya naik.

Saya keluar ruangan. Helmy nafasnya turun naik dengan cepat. “Gila nih, besok harus naik tayang jam 4 sore belum ada talent. Dimana Rini?”.

“Lagi ada talent, deket sini pak,” seorang staf triwarsana menjawab.

“Nih, lagi kita test. Live tuh di ruang belakang,”. Bergegas kami melihat. Seluruh crew berharap harap cemas. Muka semuanya tegang. “Jauh gak dari sini?”, saya bertanya. “Engak mas, paling 500 meter”, Jawab kameramen triwarsana.

“Siapa dia?”,tanya saya lagi.
”Dia guru bahasa Indonesia, kalo sore ngajar ngaji,”.

Dalam monitor, terlihat seorang bapak sedang duduk. Kelelahan. Dia habis mengajar ngaji. Di masjid. Masuklah si Rini. Dengan gayanya yang meyakinkan dia berkata, ”Pak, saya ada anak angkat usianya 8 tahun kelas 2 SD. Saya sudah tidak kuat merawatnya,”. Dipotongnya kalimat ditambah emosinya. ”Nakal banget pak. Saya mau buang, saya mau kasih bapak saja,.”

Si Rini menyelesaikan kalimatnya dengan muka memerah. Dan membetulkan jilbabnya. Sehingga seluruh lekuk tubuhnya sengaja terbentuk kesan seksi.

Sang bapak membuang muka. Kemudian ia menunduk sambil menjawab, “Aku terima,“
”Maksud bapak?”, Kata Rini lagi.
“Ya, sini anak itu. Aku rawat dia. Ini pasti kehendak Allah. Aku ikhlas,”. Dia menjawab sambil tetap menundukkan wajahnya.

Muka rini yang terlihat gugup, “Boleh saya beri anak itu hari ini? Rumah kami jauh di tujuh ulu”, Rini menambahkan bobot ceritanya.

Sang bapak memiringkan pantatnya. Di rogoh sakunya. Ada uang ribuan berlembar-lembar. Kira-kira 15 lembar dia berkata, “Uangku hanya segini,”. Diberikan ke Rini semua, ”Kamu ambil angkot bawa anak itu kemari,” tuturnya dengan santun.

Setiap adegan itu kami saksikan dengan tegang. Bahkan penduduk sekitar mulai menggerombol ditempat kami. Sesak udara ruangan monitor. “Ayo kita ke sana, full kamera”, kata Helmy memecah ketegangan.

Bergegas kami berangkat. Penduduk sekitar mengikuti gerak crew sebanyak 15 orang. 3 kamera. 2 sound boom. Sangat menarik perhatian warga kampung sekitar.

Setiba kami di lokasi masjid. Kamera langsung keluar dari segala penjuru. Sang bapak terkejut. Wajahnya bingung. Kemudian Helmy Yahya muncul dengan mengatakan, ”Alhamdulillah... Bapak dapat hadiah naik haji gratis!”

Sang bapak terkejut bukan main. Wajahnya tergetar. Giginya bergemerutuk. Tak bisa berkata-kata. Bersujud di sajadah berkali-kali. Dan selang beberapa menit hadir penduduk sekitar kira-kira 5000 an warga kampung sekitar tersebut tanpa komando mengumandangkan, “Labaik allauhumma labaik...,” 5000 orang lebih meneriakkan kata-kata tersebut berulang. Bergetar kami semua.

Airmata saya turun tanpa sebab. Saya bertanya pada seorang ibu berdiri sambil menangis..”Siapa dia bu? “,Tanya saya.

”Oh dia pak Rahmat. Dia guru bahasa Indonesia di SD sini. Setiap bulan dia memberikan setengah dari gajihnya untuk membayar anak-anak dengan permen dengan apapun supaya mereka mau mengaji,”. Jawab sang ibu sambil menggendok anaknya yang sudah agak besar.

”Setengah?!“, Saya terperanjat.

“Iya mas”, lanjut ibu tadi. “Dan itu dia sudah lakukan 25 tahun kira-kira, saya adalah muridnya pertama-tama, karena sangat miskin kami tak sanggup belajar. Tapi dia membimbing kami. Sekarang pun anakku belajar ngaji sama pak Rahmat. Dan masih diberi bonus hadiah supaya rajin mengaji,”.

Saya tersentak. Saya menyaksikan seorang bapak. Ia lagi dipakaikan kain ihram. Di kumandangkan talbiah, labaik Allamulabaik oleh separuh warga kampung yang mencintainya. Di arak beramai-ramai dari masjid ke rumahnya. Tempat kediamannya berjarak 200 meter dari masjid. Untuk dipamitkan dan mohon izin ke sang istri.

Setiba di rumah yang masih beralas tanah, sepasang suami istri renta berpelukan. Saya masih mendengar sang bapak berkata, ”Allah mengabulkan doa kita bu. Aku berhaji. Aku yang miskin ini berhaji,” Suaranya lirih, “Mohon izin ya,”.

Tersungkur di tanah saya seketika mendengar kata-katanya. ”Terima kasih Allah. Terima kasih, masih ada orang seperti pak Rahmat, Engkau sisakan untuk kami.” Tak henti-henti saya bersyukur.

Berangkat haji ke Baitullah, tidak lagi persoalan pekerjaan dan jabatan maupun uang. Berangkat haji adalah tentang kejernihan hati. Siapa yang pantas, maka Allah SWT akan mengundang orang itu, lewat jalan yang tidak pernah kita bayangkan.

Semoga pengalaman kecil ini bermanfaat. Selamat menunaikan ibadah puasa.

Mardigu Wowiek,
_Channel Telegram : t.me/mardiguwp_

Saturday, February 10, 2018

Warung Murah untuk Kaum Dhuafa

*Warung Murah ....*
*UTK KAUM DHUAFA.*

Bahagiakan Dhuafa, Warung Tionghoa Muslim di Jakarta Jual Makanan (menu makan lengkap) hanya Rp 3 Ribu.

Banyak cara untuk berbagi.

Bukan hanya langsung memberikan uang atau barang, menjual makanan enak dengan harga super murah pun bisa disebut demikian.

Di Jalan Yos Sudarso Kav 28 Jakarta, di sebelah kiri, tepatnya di samping gerbang utama gedung bertingkat PT Citra Marga Nusa Pala, berdiri sebuah rumah makan murah meriah dengan lauk mewah.

Bagaimana tidak, hanya dengan membayar Rp 3 ribu, pembeli bisa menikmati menu nasi dengan aneka lauk pauk yang sangat menggugah selera.

Tak hanya menjamu pengunjung dengan aneka ragam menu, pemilik warung juga memanjakan siapa pun yang datang dengan suasana yang nyaman dan asri, mirip seperti di pedesaan.

Warung istimewa ini bernama Podjok Halal, berdiri di bawah tenda biru berdampingan dengan pohon kelapa yang menjulur tinggi ke atas.

Suasana semakin asri dengan adanya tanaman-tanaman yang melingkari bangku pengunjung.

Warung ini merupakan milik seorang pengusaha Tionghoa muslim bernama Jusuf Hamka.

Dia membuka tempat makan murah ini dengan satu tujuan, mengurangi beban kaum dhuafa dan orang-orang berpenghasilan rendah.

Jusuf berharap, mereka yang datang bisa makan enak tapi bisa berhemat.

“Misal penghasilan Rp 20 ribu. Dulu biaya makan Rp 10 ribu. Jadi orang itu bawa pulang Rp 10 ribu.

Kalau dia makan Rp 3 ribu, bisa bawa pulang Rp 17 ribu kan. Itu menurut saya cukup membantu,” ujar Jusuf menguraikan maksud dibuatnya warung Podjok Halal.

Ide warung makan Podjok Halal ini memodifikasi sistem berbagi pada saat bulan Ramadan.

Saat itu, dia memberikan makanan berbuka 1.000 porsi secara gratis kepada pengguna jalan.

Setiap Senin hingga Jumat, selama tujuh tahun berturut-turut.

“Saat bulan puasa kami bagikan 1.000 porsi.

Tapi kami siapkan 200 takjil.

Jadi jika ada yang tidak kebagian, kami kasih takjil sama air,” ungkap dia.

Dari sini Jusuf lalu berpikir.

Setiap hari Tuhan memberikan rezeki berlimpah, masa berbuat kebaikan mesti menunggu bulan Ramadan.

Dari situlah, Jusuf kemudian mendirikan warung makan murah ini.

Ide Jusuf ini pun ternyata disambut banyak pengusaha, yang juga ingin menyalurkan bantuan.

“Teman-teman kami (pengusaha) yang nyumbang.

Saya melihat, kok gak ada salahnya kami membuat satu warung makan yang dijual dengan harga Rp 3 ribu,” ucap Jusuf.

Warung makan Podjok Halal ternyata tak mengharuskan pembeli untuk selalu membayar.

Bagi pengunjung yang ingin makan namun tidak memiliki uang, pemilik warung akan memberikan secara cuma-cuma alias gratis. Intinya, ingin beramal sambil mendidik.

“Harga Rp 3 ribu bukan patokan bahwa itu harga mati.

Saya bilang kalau nggak mampu bener kasihlah gratis.

Misal, ada 10 orang datang. Dia cuma punya uang Rp 3 ribu.

Ambil uangnya, sisanya kasih gratis,” tutur dia.

Warung ini dibuka 6 Februari 2018 lalu.

Karena masih baru, belum banyak masyarakat tak mampu yang mengetahuinya.

“Kemarin kami sediakan 100 porsi, hanya 10 porsi saja yang laku.

Sisanya 90 porsi kami bungkus dan bagikan secara gratis kepada orang-orang pinggir jalan,” tutur Jusuf.

Jusuf pun meminta agar masyarakat dan media menginformasikan keberadaan warung khusus kaum dhuafa dan fakir miskin ini.

Sehingga peminatnya semakin bertambah.

Jusuf berharap, setiap hari ratusan bahkan ribuan pelanggan bisa hilir mudik mampir ke warung makannya.

*Tolong sampaikan kepada teman-teman supaya mereka tau ada warung murah.*

Siapa tahu ada supir ojek on line , supir ojek pangkalan, penyapu jalanan, pemulung, pengamen mau makan di sini, silahkan....

Tidak punya uang, tidak apa-apa.

Tetap kami layani. Kami nawaitu (niatkan), Insya Allah berkah,” ucap Jusuf.

Untuk menyebarkan kebaikan melalui warung murah meriah ini, Jusuf berencana akan membuka lima cabang di Jakarta.

Targetnya minimal seribu porsi.

Sekarang ini, sedang menyusun bentuk kerja sama.

Apakah dengan ormas Islam atau mengumpulkan sejumlah pengusaha,” papar Jusuf.

Saat ini, warung Podjok Halal menggunakan sistem katering.

Tapi nanti setelah berjalan, sistemnya akan diubah dengan membeli makanan di warung setempat.
Sudah ada tiga warung yang mengajukan.

“Saya sudah bicara dengan pengusaha.

Dia bilang ya udah lo buktiin dulu, Nanti gua ikut buat depan kantor gua,” ucap dia.

Jusuf berharap programnya menjadi pola percontohan ke seluruh Indonesia.

Semoga dengan begini, pemerintah dapat menirunya.

Dia yakin, jika ini berhasil, Presiden akan menginstruksikan membentuk warung murah di setiap departemen.

“Saya pikir kalau kami tidak memulai, hanya memberikan konsep kurang efektif.

*You never try you never know,*”

Jusuf menandaskan.