Monday, September 24, 2018

TEMAN BERGAUL, CERMINAN DIRI ANDA

TEMAN BERGAUL, CERMINAN DIRI ANDA

Oleh
Ustadz Abu Ahmad Said Yai, Lc

Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering bergaul, seperti itulah cerminan diri Anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ

Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin [1]

Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Allah Azza wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan hakekat ini dengan bersabda:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah) [2]

Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman [3]

Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qâsim [4] berkata, “Sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan teman pergaulannya". Manusia saja bisa terpengaruh bahkan dengan seekor binatang ternak.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْفَخْرُ وَالْخُيَلاَءُ فِي الْفَدَّادِينَ أَهْلِ الْوَبَرِ وَالسَّكِينَةُ فِي أَهْلِ الْغَنَمِ

Kesombongan dan keangkuhan terdapat pada orang-orang yang meninggikan suara di kalangan pengembala onta. Dan ketenangan terdapat pada pengembala kambing [5]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa mengembalakan onta akan berpengaruh akan timbulnya kesombongan dan keangkuhan dan mengembalakan kambing berpengaruh akan timbulnya sifat ketenangan. Jika dengan hewan saja, makhluk yang tidak punya berakal dan kita tidak tahu apa maksud dari suara yang dikeluarkannya, manusia saja bisa terpengaruh .… maka bagaimana pendapat Anda dengan orang yang bisa bicara dengan Anda, paham perkataan Anda, bahkan terkadang membohongi dan mengajak Anda untuk memenuhi hawa nafsunya serta memperdayai Anda dengan syahwat? Bukankan orang itu akan lebih berpengaruh? [6]

Setelah mengetahui betapa pentingnya memilih teman yang baik, di sini akan dipaparkan sifat dan karakter orang yang pantas dijadikan sebagai teman dan sahabat karib. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Berakidah Lurus
Ini menjadi syarat mutlak dalam memilih teman. Dia harus beragama Islam dan berakidah Ahlus sunnah wa -jamâ’ah. Bukankah kita semua tahu kisah kematian Abu Thalib, paman Rasulullah?

Ya, dalam keadaan terbaring dan menghadapi detik-detik kematian, ada tiga orang yang menyertainya. Mereka adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Jahl dan ‘Abdullah bin Abi Umayyah, dua orang terakhir ini adalah tokoh kaum kafir Quraisy. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak pamannya dengan berseru, “Paman! Katakanlah lâ ilâha illallâh! Satu kalimat yang akan ku jadikan bahan pembelaan bagimu di hadapan Allah.” Dua tokoh kafir itu menimpali, “Abu Thalib! Apakah kamu membenci agama Abdul-Muththalib?”

Tanpa henti, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “menawarkan” kalimat itu dan sebaliknya mereka berdua juga terus melancarkan pengaruh. Sampai akhirnya Abu Thalib masih enggan mengucapkan lâ ilâha illallâh dan tetap memilih agama Abdul-Muththalib.[7] Ia pun mati dalam kekufuran.

Cobalah lihat buruknya pengaruh orang-orang yang ada di sekitarnya! Padahal Abu Thalib sudah membenarkan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hatinya.

2. Bermanhaj Lurus
Ini juga menjadi sifat mutlak yang kedua. Oleh karena itu, Islam melarang berteman dengan ahlul-bid’ah dan ahlul-hawa’. Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma berkata, “Janganlah kalian duduk-duduk bersama dengan ahlulhawa! Sesungguhnya duduk-duduk dengan mereka menimbulkan penyakit dalam hati (yaitu bid’ah ).”[8]

3. Taat Beribadah Dan Menjauhi Perbuatan Maksiat
Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Allah, pada waktu pagi dan petang, (yang mereka itu) menginginkan wajah-Nya [al-Kahfi/18: 28]

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menyatakan, “Duduklah bersama orang-orang yang mengingat Allâh, yang ber-tahlîl (mengucapkan lâ ilâha illallâh), memuji, ber-tasbiih (mengucapkan subhaanallah), bertakbir (mengucapkan Allâhu akbar) dan memohon pada-Nya di waktu pagi dan petang di antara hamba-hamba Allâh, baik mereka itu orang-orang miskin atau orang-orang kaya, baik mereka itu orang-orang kuat maupun orang-orang yang lemah.”

4. Berakhlak Terpuji Dan Bertutur Kata Baik
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mukmin yang paling baik akhlaknya [9]

Al-Ahnaf bin Qais rahimahullah berkata, “Kami dulu selalu mengikuti Qais bin ‘Ashim. Melalui dirinya, kami belajar kesabaran dan kemurahan hati sebagaimana kami belajar ilmu fikih.”[10]

5. Teman Yang Suka Menasehati Dalam Kebaikan
Teman yang baik tentu tidak senang jika kawannya sendiri terjatuh dalam perbuatan dosa. Jika Anda memiliki teman, tetapi tidak pernah menegur dan tidak memperdulikan diri Anda ketika melakukan kesalahan, maka perlu dipertanyakan landasan persahabatan yang mengikat mereka berdua. Ia bukan seorang teman?

Salah satu ciri orang yang tidak rugi sebagaimana disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla pada surat al-‘Ashr, mereka saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri [11]

6. Zuhud Terhadap Dunia Dan Tidak Berambisi Mengejar Kedudukan
Teman yang baik tentu tidak akan menyibukkan saudaranya dengan hal-hal yang bersifat keduniawian, seperti sibuk membicarakan model-model handphone, mobil mewah keluaran terbaru dan barang-barang konsumtif yang menjadi incaran kaum hedonis.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersikaplah zuhud terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan bersikaplah tidak membutuhkan terhadap apa-apa yang dimiliki manusia, maka manusia akan mencintaimu.”[12]

7. Banyak Ilmu Atau Dapat Berbagi Ilmu Dengannya
Tidak salah lagi, berteman dengan orang-orang yang punya dan mengamalkan ilmu agama akan memberi pengaruh positif yang besar pada diri kita.

8. Berpakaian Yang Islami
Teman yang baik selalu memperhatikan pakaiannya, baik dari segi syariat, kebersihan dan kerapiannya. Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berkata dalam kitab al-Hilyah, “Perhiasan yang tampak menunjukkan kecondongan hati. Orang-orang akan mengklasifikasikan dirimu hanya dengan melihat pakaianmu…Maka pakailah pakaian yang menghiasimu dan tidak menjelekkanmu, dan tidak menjadi bahan celaan dalam pembicaraan orang atau bahan ejekan orang-orang tukang cemooh.”[13]

9. Ia Selalu Menjaga Kewibawaan Dan Kehormatan Dirinya Dari Hal-Hal Yang Tidak Layak Menurut Pandangan Masyarakat
Teman yang baik selalu memelihara dirinya dari perkara-perkara tersebut, kendatipun merupakan hal-hal yang diperbolehkan dalam agama, bukan maksiat. Seandainya suatu daerah menganggap bahwa main bola sodok adalah permainan tercela (sebuah aib bagi orang yang ikut bermain), maka tidak sepantasnya bergaul dengan orang-orang yang suka bermain permainan itu.

Betapa indah ucapan Imam Syâfi’i rahimahullah :

لَوْ أَنَّ اْلمَاءَ اْلبَارِدَ يَثْلَمُ مِنْ مُرُوْءَتِيْ شَيْئًا مَا شَرِبْتُ اْلمَاءَ إلاَّ حَارًّا

Seandainya air yang dingin merusak kewibawaanku (kehormatanku), maka saya tidak akan minum air kecuali yang panas saja [14]

10. Sosok Yang Tidak Banyak Bergurau Dan Meninggalkan Hal-Hal Yang Tak Bermanfaat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

Di antara ciri baiknya keislaman seseorang, dia meninggalkan hal-hal yang tak bermanfaat baginya [15]

Memang kelihatannya agak sulit mendapatkan teman ideal sesuai dengan pemaparan di atas. Akan tetapi, dengan idzin Allah Azza wa Jalla kemudian dengan usaha yang kuat serta doa kepada Allah, kita akan mendapatkan orang-orang seperti itu.

Catatan Penting :
Perlu menjadi catatan, melalui keterangan di atas yang menganjurkan mencari teman yang berlatar-belakang baik, bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang-orang di sekitar kita. Bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang kafir, ahlul-bid’ah, orang-orang fasik dan orang-orang berkarakter buruk lainnya. Akan tetapi, pergaulan dengan mereka mesti dilandasi keinginan dan niat untuk mendakwahi dan memperbaiki mereka.

Dalam masalah ini, kita harus melihat dan mempertimbangkan sisi kemaslahatan (kebaikan) dan madharat (bahaya) yang akan terjadi pada diri kita dan orang orang lain di sekitar kita pada saat kita bergaul dengan mereka. Jika pergaulan kita dengan mereka mendatangkan manfaat yang besar bagi mereka, maka kita boleh bergaul dengan mereka. Begitu pula sebaliknya, jika tidak mendatangkan manfaat tetapi justru mendatangkan bahaya, maka bergaul dengan mereka menjadi perkara larangan.

Simaklah keterangan Syaikh Muhammad al-‘Utsaimîn rahimahullah berikut, “Jika di dalam pergaulan dengan orang-orang fasik menjadikan sebab datangnya hidayah baginya, maka tidak mengapa berteman dengannya. Engkau bisa undang dia ke rumahmu, kamu datang ke rumahnya atau kamu jalan-jalan bersamanya, dengan syarat tidak mengotori kehormatan dirimu dalam andangan masyarakat. Betapa banyak orang-orang fasik mendapatkan hidayah dengan berteman dengan orang-orang yang baik.”[16]

Di tengah masyarakat, jika Anda tidak memilih teman yang baik, maka tinggal pilih; Andakah yang akan mempengaruhi orang-orang untuk menjadi lebih baik atau Andakah menjadi korban pengaruh buruk lingkungan (kawan-kawan) Ingat! Tidak ada pilihan yang ketiga.

Wallâhul muwaffiq.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XIII/1431/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. HR al-Bukhâri (al-Adabul -Mufrad no. 239) dan Abu Dâwud no. 4918 (ash-Shahîhah no. 926)
[2]. HR al-Bukhâri no. 3336 dan Muslim no. 6708
[3]. HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)
[4]. Beliau adalah imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah Syariah Madinah.
[5]. HR. al-Bukhâri no. 3499 dan Muslim no. 187
[6]. Khuthuwât ila as-Sa’âdah hlm. 141
[7]. Lihat al-Bukhâri no. 1360, Muslim no. 131 dan an-Nasâ’i no.2034
[8]. Asy-Syarî’ah, Imam al-Ajurri hlm. 61 dan al-Ibânah al-Kubrâ, Imam Ibnu Baththah (2/ 438). Nukilan dari Mauqif Ahlis Sunnah wa Jjamâ’ah min Ahlil hawâ’ wal Bida’, DR. Ibrâhîm ar-Ruhaili (2/535)
[9]. HR Abu Dâwud no. 4682 dan at-Tirmidzi no.1163. (ash-Shahîhah no. 284)
[10]. Al-‘Afwu wa al-A’dzâr, Ibni ar-Raqqâm. Nukilan dari Sû’ul Khuluq, Muhammad Ibrâhîm al-Hamd hlm. 134
[11]. HR. al-Bukhâri no. 13, Muslim no. 40 , an-Nasâ’i no. 5031, at-Tirmidzi no. 2515 dan Ibnu Mâjah no. 66
[12]. HR Ibnu Mâjah no. 4102 (ash-Shahîhah no.944)
[13]. At-Ta’lîquts Tsamîn ‘ala Syarhi Ibni al’Utsaimîn li Hilyati Thalabil ‘Ilmi hlm. 107
[14]. Manâqib asy-Syâfi’I, Imam ar-Râzy hlm. 85. Nukilan Ma’âlim fi Tharîq Thalabil’ilmi hlm. 166
[15]. Hadits shahîh riwayat at-Tirmidzi no. 2317 dan Ibnu Mâjah no. 3976
[16]. At-Ta’lîquts Tsamîn ‘ala Syarhi Ibni al’Utsaimîn li Hilyati Thalabil ‘Ilmi hlm. 24

Read more https://almanhaj.or.id/3480-teman-bergaul-cerminan-diri-anda.html

Thursday, September 20, 2018

Kadang Aku Minder Karena Miskin

Kadang aku Minder karena Miskin

Entah siapa yg menulis postingan ini..... sangat bagus untk dibaca. Monggo disimak..

Apabila kita telah berusaha dan bekerja keras.
Apabila kita telah jalani Sholat yang lima waktu.
Apabila kita sudah melakukan Sholat Dhuha, Tahajud, Dzikir, Sholawat dan DOA.
Namun tetap miskin juga.
Tak perlu minder apalagi protes pada-NYA.

Seorang anak bertanya kepada ibunya :
Ibu, mengapa kita miskin?

Dengan tenang sang ibu berkata :

Nak, hidup ini seperti jalan2 di Supermarket. Semua orang boleh memilih dan membawa barang apa saja yang ia inginkan.

Siapa yg membawa sepotong roti, maka ia harus membayar seharga sepotong roti,
Siapa yg membawa tiga potong roti, iapun harus membayar tiga potong roti.

Sementara kita tak mungkin membawa apa2. Karena tak punya uang untuk membelinya.
Dipintu kasirpun kita tak akan diperiksa, dibiarkan jalan begitu saja.

Begitu pula kelak di Hari Kiamat Nak.

Saat orang2 kaya antri menjalani pemeriksaan untuk dimintai pertanggung jawaban.

Saat orang2 kaya ditanya tentang :
Darimana hartanya mereka peroleh ?

Dan kemana hartanya mereka gunakan ?

Kita dibiarkan terus berjalan tanpa beban.
Lebih enak bukan !
Apakah engkau masih juga belum bisa menerima ?

Anakku,
Jika kita memang ditakdirkan menjadi orang miskin :

BERSABARLAH SEJENAK,
Karena setelah kematian, kemiskinan itu akan sirna.

BERPIKIRLAH POSITIF,
Barangkali, jika kita kaya belum tentu bisa lebih bertakwa.

Mungkin juga, dengan kemiskinan kita akan lebih mudah meraih SURGA-NYA.

JANGAN PERNAH MINDER,
Karena kaya dan miskin bukanlah ukuran Mulia dan Hinanya manusia.

Tetaplah berprasangka baik pada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala.

Singkirkan rasa iri , cemburu & buanglah tanda tanya,

Tentang Kehendak-NYA Pembagi Nikmat.

Mungkin jatah yang buat kita masih tersimpan di SURGA.

Menunggu kita Siap Menerimanya....

Ingatlah apa yg disampaikan Hb Rasulullah.. Bahwa "sesungguhnya kekayaan itu bukan terletak pada banyaknya harta benda, tapi pada hati dan ketenangan jiwa"

Barakallohu Fiikum
Mudah mudahan bermanfaat

Aamiin ya Rabbal'alamiin..

The test of the truth oleh Adiwarman A. Karim

The Test of The Truth

REPUBLIKA.CO.ID 

Oleh: Adiwarman A Karim

Ekonomi Indonesia tahun 2018 jelas jauh lebih kuat daripada tahun 1998. Namun, menjelaskan ekonomi yang lebih kuat saja tanpa menjelaskan turbulensi ekonomi global yang dihadapi ibarat membicarakan teori di ruang hampa.

Ibarat menjelaskan rumah batu pada tahun 2018 lebih kuat daripada rumah semipermanen pada tahun 1998 tanpa menjelaskan skala gempa yang terjadi pada 1998 lebih kecil daripada gempa 2018. Turbulensi ekonomi pada 1998 dipicu oleh krisis mata uang baht Thailand, sedangkan turbulensi pada 2018 dipicu oleh naiknya suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan diawalinya perang dagang Cina dan AS.

Pertama, suku bunga Fed diperkirakan akan naik pada September dan Desember ini menjadi 3,0-3,5 persen. Untuk menjaga nilai tukar rupiah, BI diperkirakan akan menaikkan bunga menjadi 6-7 persen.

Bunga LPS dan biaya dana perbankan diperkirakan akan naik. Biaya dana meningkat, maka bunga kredit pun akan naik. Potensi kredit bermasalah akan meningkat.

Kenaikan suku bunga bank sentral AS itu diperkirakan akan terus terjadi sampai akhir tahun 2019. Suku bunga bank sentral AS sebelum kebijakan Pelonggaran Moneter sebesar 5,25 persen. Diperkirakan, setelah kenaikan bulan September dan Desember ini, bank sentral AS akan menaikkan lagi secara bertahap.

Tekanan kenaikan bunga ini bertambah akibat upaya Pemerintah AS menutupi membesarnya defisit anggarannya dengan menaikkan bunga surat berharga pemerintah. Tekanan ganda suku bunga AS ini akan melemahkan rupiah yang efeknya akan terasa selama dua bulan.

Kedua, test of the truth diperkirakan akan terjadi pada Februari-Maret 2019. Pada saat itu, kita akan mengetahui apakah keriuhan perang dagang Cina dan AS akan benar-benar terjadi atau hanya merupakan strategi kampanye menghadapi midterm election di AS yang akan berlangsung sampai November 2018.

Posisi pemerintah yang membela kepentingan domestik melawan negara-negara yang dipandang merugikan perekonomian domestik diperkirakan dapat menaikkan elektabilitas partai Republik dalam midterm election. Ini test of the truth di AS.

Bila sekadar strategi kampanye maka turbulensi nilai tukar akan mereda. Bila perang dagang benar-benar terjadi maka turbulensi semakin besar.

Pada saat itu, indikator yang biasa digunakan untuk masa normal, yaitu rasio defisit transaksi berjalan terhadap PDB, tidak akan digunakan lagi. Rasio ini dipandang tepat untuk mengukur kemampuan ekspor dan impor serta investasi dalam jangka panjang.

Yang dipandang lebih tepat untuk mengukur larinya dana-dana asing adalah rasio net international investment position terhadap PDB. Rasio ini dipandang dapat menggambarkan kepercayaan pasar terhadap suatu negara karena mengukur besarnya dana asing yang keluar dan masuk dalam jangka pendek.
Keadaan larinya dana-dana asing pada saat itu dapat menimbulkan kepanikan bila tidak diantisipasi dengan baik. Hal ini karena hampir 40 persen obligasi pemerintah dalam rupiah dipegang oleh investor asing.

Besarnya porsi kepemilikan asing ini bila dikombinasikan dengan kepanikan, dapat menjadi test of the truth di Indonesia. Larinya dana-dana asing menjelang pilpres dapat dianggap gestur diterima atau tidak diterimanya kandidat oleh pasar, atau lebih tepatnya investor asing.

Ketiga, berdamai dengan kenyataan. Sejak dahulu, Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan. Memaksakan mengurangi defisit ini dalam waktu singkat akan kontraproduktif.
Ibarat melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat yang malah dapat menimbulkan masalah kurang gizi. Mengurangi defisit transaksi berjalan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat karena ekspor, impor, dan investasi langsung adalah kegiatan-kegiatan dalam horizon jangka menengah panjang.

Dalam jangka pendek, kita harus berdamai dengan kenyataan adanya defisit transaksi berjalan. Fokusnya pada bagaimana membiayai defisit tersebut.
Selama ini, Indonesia membiayai defisit neraca berjalan dengan dana-dana jangka pendek melalui perbankan dan pasar modal. Itu sebabnya nilai tukar rupiah menjadi rentan bila dana-dana jangka pendek tidak lagi tersedia. Hal itu tergambar dari besarnya defisit transaksi berjalan sekaligus besarnya defisit net international investment position.

Dalam jangka pendek, prioritas yang mendesak adalah memperbaiki dan menjaga net international investment position karena menggambarkan kepercayaan asing terhadap kestabilan ekonomi dan politik suatu negara. Kegaduhan politik, apalagi secara ideologis, ketidakmampuan melakukan rekonsiliasi pascapemilihan, rasa keadilan yang terusik, alienasi sekelompok anak bangsa dari lainnya, tidak akan memberikan kenyamanan dan kepastian keamanan investasi bagi investor asing.

Keempat, mengelola ekspektasi pasar. Mudahnya akses informasi dan semakin banyaknya orang yang memahami ilmu ekonomi, mendorong pemerintah di banyak negara menggunakan mazhab anticipated government policy. Semakin masyarakat dapat mengantisipasi kebijakan yang akan diambil pemerintah, maka akan semakin efektif kebijakan tersebut. Pemerintah membentuk rational expectation masyarakat.

Penjelasan yang sulit diterima logika masyarakat tidak akan dipercaya masyarakat. Bila ekspektasi masyarakat pada akhir tahun 2018 nilai tukar akan mencapai 15 ribu per dolar AS, itulah yang akan terjadi. Dengan rencana kenaikan bunga bank sentral AS dan bunga surat berharga Pemerintah AS, sulit diterima logika masyarakat bahwa nilai tukar akan tetap berada di kisaran 14.300 per dolar AS.

Bila krisis Turki dan Argentina dijadikan penjelasan atas melemahnya rupiah saat ini, dengan logika yang sama dapat diperkirakan juga besarnya dampak bagi pelemahan rupiah bila India ikut terkena imbas turbulensi ekonomi global. Turki, Argentina, Afrika Selatan, India, dan Indonesia adalah the Fragile Five, yaitu negara-negara yang memiliki defisit transaksi berjalan terbesar.

Skala ekonomi India yang jauh lebih besar daripada Turki dan Argentina, tiga kali lebih besar daripada Indonesia, serta dampak pengetatan impor baja oleh AS dan posisi India sebagai penghasil baja dunia yang tiga kali lebih besar daripada Turki. Dengan logika yang sama, akan membentuk ekspektasi masyarakat akan pelemahan yang lebih besar terhadap rupiah bila India terkena efek dominonya.

Turunan dari anticipated policy adalah strategi planned crisis, yaitu krisis yang terencana. Ekspektasi masyarakat dibentuk sehingga menimbulkan saling percaya antara pemerintah dan masyarakat akan turbulensi yang akan terjadi dan langkah-langkah mitigasinya.

Lebih baik menyampaikan perkiraan nilai tukar pada 2019 akan berkisar 15.300-15.700 per dolar AS dan mendapatkan market supporting level yang diyakini masyarakat akan terjadi daripada memberikan harapan nilai tukar pada 2019 di kisaran 14.500 tetapi tidak mendapatkan market support.

Rasulullah SAW berpesan, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya.”

Wednesday, September 5, 2018

AZAN

AZAN

Oleh: Stevanus Pramono
(Wartawan Tempo) yg seorang pemeluk agama katolik

Tumbuh di negeri ini, entah sudah berapa puluh ribu kali saya mendengar lantunan azan. Lima kali sehari sepanjang tahun, semua masjid menyuarakannya. Tak pernah kita dengar ada masjid kekurangan pelantun azan. Rasanya tak mungkin pula Kementerian Agama mengeluarkan daftar muazin versi pemerintah.

Meski berbeda agama, tak pernah sekali pun saya jenuh mendengar azan. Saking sering mendengarnya, saya bisa melantunkan azan dari awal sampai akhir. Mungkin pula banyak non-muslim bisa melafalkannya karena sudah hafal.

Kala saya bersekolah di Seminari Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, azan magrib kerap terdengar bersamaan dengan lonceng kapel seminari. Di Gereja Katolik yang memilikinya, lonceng berbunyi tiga kali sehari: pagi, siang, dan petang. Hal itu merupakan ajakan untuk berdoa Angelus Domini atau Malaikat Tuhan.

Mendengar serentaknya denting genta dan azan, telinga dan hati saya sering merasa teduh. Tidak ada yang beradu mana yang lebih keras. Keduanya punya kemiripan: sama-sama mengundang untuk berdoa.

Melihat fungsi itu, saya memandang azan bukan hanya milik sebagian orang. Azan adalah milik mereka yang mau mendengar dan menyerahkan hati kepada Sang Pencipta. Azan tak sekadar membangunkan tidur manusia, tapi juga menggugah untuk berhenti sejenak dari aktivitas, seraya mengucap syukur atas segala nikmat dari-Nya. Azan bisa menyatukan mereka yang menghayatinya.

Itulah sebabnya saya menyukai azan yang disiarkan dengan khidmat untuk mengajak umat bersujud. Azan kerap mengingatkan saya untuk diam sejenak, menutup mata sambil mendengarkan kemerduan, lalu merasakan sapaan-Nya.

Maka, saya bisa terpana mendengar azan dari masjid di sebuah pulau di wilayah Banda yang dikepung pepohonan tinggi. Suaranya menggaung ke arah laut. Sekali lagi, sapaannya terasa tak hanya di telinga, tapi juga menembus ke hati. Air mata saya menetes karenanya.

Pun saya suka akan azan di Aleppo, Suriah, yang diserukan seorang milisi pemberontak pada suatu subuh, November 2012. Meski suaranya agak parau, lantunannya yang terdengar lirih lagi-lagi membuat saya menangis. Di tengah Aleppo yang porak-poranda dan penuh duka, azan seolah mengingatkan saya untuk berserah dengan segera karena hidup entah kapan berakhir.

Suatu sore, azan berkumandang dari masjid kecil yang masih berdiri di antara reruntuhan bangunan yang terkena mortir. Saya meminta fixer atau pemandu sekaligus penerjemah menghentikan kendaraan.

Melihat air di sudut mata saya, sang fixer menatap dan berkata, "Semoga kamu diberi hidayah." Ucapan itu saya balas dengan senyum. Dalam hati saya berkata, "Kawan, tanpa perlu saya berpindah agama, azan itu sudah mampu membawa saya kepada Pencipta."

(Koran Tempo)

Tuesday, September 4, 2018

POLIGAMI DAN POLITIK

POLIGAMI DAN POLITIK

By: Ustadzah Lathifah Musa

Judulnya lho ya, kok seperti mengada-ada. Mentang-mentang sedang trend suhu politik menghangat, lantas dikait-kaitkan. Wah, bukan maksud saya menaikkan poligami ke level politik. Ini adalah kesadaran saya yang muncul belakangan, khususnya setelah dalam bilangan tahun tercebur ke dalam dunia kehidupan politik, eh ups salah maksudnya kehidupan poligami.

Alhamdulillah, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan hikmahnya. Ada maksud di balik setiap peristiwa. Poligami yang bagi laki-laki, mungkin dambaan. Namun bagi kebanyakan perempuan tidak pernah dicita-citakan. Makanya, mungkin saya diceburkanNya pada situasi kehidupan berpoligami, agar bisa melihat dan membaca hikmahnya. Karena tanpa realita, apa yang saya (atau kami) sampaikan hanyalah dipandang sebagai opini belaka. Termasuk bagi saya pribadi, yang bila tanpa menjalaninya, maka hikmah poligami hanya sekedar opini yang belum terverifikasi.

Demikianlah memang hidup itu pilihan. Sekiranya tak ada peluang kebaikan dan upaya berbuat kebaikan, tentu pilihan ini tak akan berani saya ambil. Terlalu besar resikonya. Apalagi kalau dikaitkan dengan pahala dan siksa. Okey, mungkin ini seperti curhat pribadi, padahal sebenarnya alinea ini masuk dalam poin opini yang terverifikasi menjadi fakta

Baiklah, setelah pengantar pribadi sejenak, maka saya masuk ke judul Poligami dan Politik. Cetusan ide ini muncul setelah mengkaji kitab Siroh Nabawiyah yang ditulis oleh Prof. Dr. Muh. Rowwas Qol'ahji.

Sangat menarik, bahwa pada halaman membahas istri-istri Rasulullah Saw, beliau mengungkapkan pemikiran ini. Saya sebagai pembaca fakta mengakuinya.

Poligami adalah hukum Islam yang paling rawan dan mudah untuk diserang. Menurut saya pribadi, karena hukum ini dihadapkan pada situasi "ketika wanita lebih dominan menggunakan perasaannya". Demikian juga kaum laki-laki banyak terjebak pada "ketika perasaannya lebih mendominasi akal". Ini karena melibatkan masalah cinta. Perasaan terdalam yang bisa mewarnai qalbu. Untuk itu bagi wanita, laki-laki tampak begitu menyebalkan ketika membicarakan poligami. Sebaliknya bagi laki-laki, wanita tampak begitu menakutkan ketika disinggung tentang poligami. Umumnya demikian, khususnya ketika akal tidak dilibatkan untuk memutuskan sesuatu.

Barat (untuk menyebut Inggris dan Amerika sebagai pelopornya) mengetahui fakta ini. Fenomena yang bersifat insaniyah dan naluriyah. Apalagi melihat bahwa ternyata Islam membolehkan poligami. Jadilah poligami sebagai isu menarik yang dikaji secara khusus oleh dua negara besar ini untuk menyusun tahapan langkah menghancurkan Islam.

Sampai kalimat ini, biasanya ada pembaca yang menilai penulis telah terjangkiti gejala paranoid terhadap ide konspirasi.

Oh tidak, jangan menuduh saya. Ini adalah pendapat Prof. Qol'ahji dalam sebuah analisisnya tentang bagaimana Barat berusaha menghancurkan Islam melalui isu Poligami. Bahkan mengenai topik "Islam membolehkan poligami", dikaji secara khusus dalam lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang mereka bangun di dunia Islam. Sebagai lembaga pelopor, mereka membuka Universitas Amerika di Beirut dan Iskandariyah. Selanjutnya mereka mengirim alumni-alumninya ke negeri-negeri Islam untuk membuka lembaga pendidikan dengan kurikulum sejenis di sana.

Prof. Qol'ahji menulis, ada tiga tahap upaya Barat untuk menghancurkan Islam.

(1) Menciptakan keraguan terhadap kelayakan dan kebaikan prinsip-prinsip Islam seperti bolehnya poligami, cerai, haramnya riba dll

(2) Menjauhkan nilai-nilai dan prinsip Islam, setelah berusaha meyakinkan umat Islam bahwa nilai-nilai dan prinsip Islam sudah tidak layak untuk diterapkan.

(3) Menawarkan nilai-nilai dan prinsip yang mereka buat sendiri sebagai pengganti Islam.

Keberhasilan Barat dalam isu poligami ini adalah dengan banyaknya muslim yang membenci poligami. Bahkan selanjutnya membuat aturan-aturan yang menghalangi atau minimal mempersulit pelaksanaan poligami. Dengan demikian monogami adalah satu-satunya pilihan mulia. Untuk itu bagi para janda dianjurkan agar lebih mulia untuk bersabar dan menjadi single parent bagi anak-anaknya yang yatim. Program bekerja bagi para janda mendapatkan support yang kuat, untuk menguatkan posisi single parentnya. Agar mereka tidak memilih untuk menikah lagi, apalagi dipoligami. Mengenai anak-anak yatim, masih banyak cara untuk menyantuninya, tanpa perlu menikahi ibunya. Intinya, segala program yang mencegah poligami akan mendapatkan dukungan sepenuhnya. Karena poligami adalah ancaman bagi keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.

Bila prinsip dan nilai Islam ini telah tanggal dengan program-programnya yang "tampak baik" di mata kaum muslimin, maka Barat melancarkan program yang lain untuk keberhasilan tujuannya.
Program ini bagaikan virus yang diinjeksikan ke dalam tubuh umat. Barat membuat program:

(1) Menebarkan perbuatan amoral dan akhlak yang tidak terpuji di tengah masyarakat muslim. Mereka memperalat wanita penghibur (pezina), pecandu minuman keras dan narkoba untuk menggoda kaum laki-laki. Dewasa ini banyak perempuan penggoda dengan akhlak buruk yang menggoyahkan iman dan ketaqwaan para suami. Muncullah para pelakor, yang oleh musuh-musuh Islam buru-buru disematkan juga secara langsung kepada perempuan istri kedua dalam poligami. Sebuah stigmatisasi buruk bagi perempuan baik-baik yang memang telah direncanakan. Tujuannya agar mereka malu dipoligami, atau minimal merasa rendah dan direndahkan sebagai istri kedua, ketiga dan keempat.

(2) Membatasi pertumbuhan penduduk di dunia Islam. Ketakutan Barat terhadap pesatnya pertumbuhan penduduk di dunia Islam, membuat mereka merancang program untuk mencegah para perempuan untuk hamil dan bersuami. Program ini berlabel pembatasan kelahiran di negera-negara berkembang. Poligami adalah ancaman bagi keberhasilan program pembatasan jumlah penduduk.

Jadi, apakah saya menyudutkan mereka yang memilih untuk tidak poligami? Tentu saja tidak sama sekali. Karena poligami itu pilihan yang mubah, dan perlu persiapan khusus agar sukses dan bisa meraih keberkahannya. Sebagaimana ujian dalam setiap jenjang pendidikan yang tidak sama, hingga berbeda-beda usaha mempersiapkannya

Poligami adalah sebuah pernikahan dengan amal-amal yang lebih banyak. Namun ingatlah bahwa yang terbaik itu bukanlah amalan yang terbanyak, namun amalan yang terbaik. "Liyabluwakum ayyukum Ahsanul amalan". Agar Dia menguji siapa di antara kalian yang terbaik amalnya. Untuk itu fokuslah untuk membangun keluarga dengan amal-amal terbaik.

Tulisan ini bertujuan untuk membela hukum-hukum Islam. Agar ada di antara umat Islam yang masih mampu berdiri tegak untuk membela salah satu hukum Islam yang selama ini dicerca. Agar ada salah satu dari umat Islam yang mengatakan bahwa poligami sebagai hukum yang dibolehkan oleh Allah Ta'ala adalah bagian dari solusi terbaik bagi persoalan manusia. Bukan sekedar opini namun telah menjadi realita, karena telah terverifikasi kebenarannya.[]
___

Monday, September 3, 2018

Mana yg lebih baik, beli dari Teman dekat, Keluarga atau Orang Asing?

Jack Ma : Kalau Disuruh Memilih, Anda Akan Membeli Barang Dari "Teman Dekat, Keluarga, atau Orang Asing"?

Seseorang ingin membeli ban dan ia mendapatkan beberapa informasi harga:

Harga teman dekat:840 dolar
Harga keluarga : 850 dolar
Harga orang asing : 780 dolar

Kalau kalian jadi orang itu, kalian akan beli ban dari orang mana?

Akhirnya orang itu memilh membeli ban dari orang asing dengan harga 780 dolar
Padahal orang itu tidak tahu bahwa teman dekatnya cuma ambil untung 20 dolar
Bahkan keluarganya tidak mendapat keuntungan sama sekali, malahan rugi karena harus bayar uang reparasi mobil.
Sedangkan orang asing mengambil keuntungan 580 dolar!
Parahnya lagi ternyata setelah diketahui, ban yang dibelinya itu palsu.

Itu bukan karena barangnya palsu, melainkan anda yang terlalu serakah.
Bukan karena kenalan dekatmu mau ambil keuntungan, tapi ia bisa memberi jaminan kepercayaan buatmu.

Mungkin Anda sudah sering mendengar nasihat dari Jack Ma (CEO Alibaba) berikut:

"Ketika berjualan ke teman dekat dan keluarga, berapa-pun harga yang Anda jual, mereka akan selalu berpikir, Anda sedang mencari untung dari uang mereka. Dan semurah apapun Anda jual, mereka tetap tidak akan menghargainya."

Selalu saja ada orang-orang yang tidak peduli dengan biaya, waktu, dan tenaga Anda. Mereka lebih baik memilih ditipu oleh orang lain daripada membiarkan Anda mendapatkan keuntungan dari mereka. Karena di dalam hati, mereka kerap berpikir berapa untung yang Anda dapat darinya? Bukannya berpikir berapa yang telah Anda bantu hematkan atau hasilkan untuk dia?

Ini adalah contoh klasik mental orang miskin.

Bagaimana caranya orang kaya menjadi kaya? Alasan utamanya adalah karena mereka bersedia mendukung bussiness associate (lingkaran kelompok usaha) mereka, menjaga kepentingan satu sama lain, maka secara alami mereka mendapatkan lebih banyak lagi. Teman-teman Anda akan secara bergantian mendukung Anda. Dan lingkaran kekayaan ini akan terus bertumbuh dan semakin bertumbuh.

Sederhananya, kita akan mulai menjadi kaya ketika kita memahaminya.

👆Bukannya _keinginan membantu sdra/temen dekat, tp malah kecurigaan yg kerap hadir di benak kita.

Yuuk kita ubah cara berpikir kita, utk sllu membantu dan mengutamakan sdra/temen dan org2 dekat di sktr kita.

Salam inspiratif...

Dari WA grup