Sunday, November 24, 2019

MENGAGUNGKAN GURU

MENGAGUNGKAN GURU

*ONE DAY ONE HADITH*

_Edisi Hari Guru_
Izin  copas🙏🏻🙏🏻

Diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili, Rasul SAW bersabda :
إنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِيْ جِحرِهَا وَحَتَّى الْحُوْتَ لَيُصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
Sesungguhnya Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, beserta penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang berada dalam sarangnya, demikian pula dengan ikan-ikan; Semuanya berdo’a untuk orang-orang yang mengajarkan kebajikan pada manusia.” [HR Tirmidzi]

Catatan :

Syeikh Az-Zarnuji mengatakan : Kendati para penuntut ilmu telah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, namun banyak dari mereka tidak mendapat manfaat dari ilmunya. Ini dikarenakan kesalahan dalam cara menuntut ilmu, dan diabaikannya syarat-syarat dalam menuntut ilmu karena barangsiapa salah jalan, tentu akan tersesat dan tidak akan mencapai tujuan. [Ta’limul Muta’allim]

Diantara syarat yang sering diabaikan oleh para penuntut ilmu sekarang adalah kurang bahkan tidak menghormati guru. Dalam kitab Taysirul Khallaq disebutkan seorang penunut ilmu haruslah meyakini bahwa guru mempunyai kedudukan seperti orang tua, bahkan bisa lebih tinggi, karena orang tua memelihara jasadnya, tapi guru berusaha memelihara jiwanya. Orang tua memperhatikan urusan dunia kita, sementara guru memperhatikan urusan akhirat kita. 

Coba kita perhatikan. Kita mengenal Allah, para Nabi, bahkan kita bisa membaca Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran islam sehingga bisa menggali lebih dalam syariat islam namun terkadang kita lupa dari manakah kita mengenal semua itu? Tidaklah mungkin kita kenal semua itu tanpa bimbingan guru. Maka benarlah perkataan ulama :
لولا المربي، ما عرفت ربي
Seandainya tidak ada guru, niscaya aku tidak mengenal Tuhanku [Kitab Hikmatul Isyraq]
Betapa mulianya seorang guru hingga Sayyidina Ali yang digelari sebagai kotanya ilmu berkata:
أنا عبد من علمنى حرفا واحدا، إن شاء باع، وإن شاء استرق
Aku adalah hamba sahaya dari seseorang yang mengajariku satu huruf, jika ia mau maka ia boleh menjual dan jika ia mau maka ia boleh menjadikan aku sebagai budaknya. [Ta’limul Muta’allim]

Imam Ahmad banyak mengambil ilmu dari Imam Syafi’i hingga ia berkata: Jika dalam suatu permasalahan tidak aku temui haditsnya maka aku memutuskan hukum dengan perkataan Imam Syafii. [Siyar A’lamin Nubala’] Maka sebagai balasannya Imam Ahmad bin Hanbal berkata:
إِنِّيْ لأَدْعُو اللهَ لِلشَّافِعِيِّ فِيْ صَلاَتِيْ مُنْذُ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً، أَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمُحَمَّدِ بْنِ إِدْرِيْسَ الشَّافِعِيِّ
 Aku mendoakan al-Imam al-Syafi’i dalam shalat saya selama empat puluh tahun. Aku berdoa, “Ya Allah ampunilah aku, kedua orang tuaku dan Muhammad bin Idris al-Syafi’i.” [al-Baihaqi, Manaqib al-Imam al-Syafi’i]

Suatu ketika Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Atthas (Penyusun Ratib Al-Atthas) sedang duduk bersama para santrinya dan salah satunya bernama Ali Barash yang sedang memijit kaki beliau. Beliau berkata kepada para santri : "Kita kedatangan tamu istimewa Nabi Khidir dan sekarang beliau sudah berada di gerbang pondok". Maka serentak para santri berhamburan untuk menyambut kehadiran Nabi Khidir kecuali Ali Barash, ia tetap tenang memijit gurunya. Habib Umar bertanya kepada Ali: "Yaa Ali, kenapa kau tidak ikut santri yang lain?" Ali menjawab: "Wahai guruku, Nabi Khidir datang untuk menemuimu, untuk apa aku lepaskan tanganku dari kakimu karena kedudukanmu sebagai guru di mataku jauh lebih mulia dibandingkan Nabi Khidir". Mendengar jawaban ini, Habib Umar sangatlah ridlo kepada muridnya ini dan beliaupun berkata: "Tidak akan kuterima hadiah fatihah dari siapapun kepadaku kecuali disertai dengan nama Ali Barash".

Subhanallah! Lantas bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memuliakan guru kita dimana kita banyak mengambil ilmu dari mereka? Sudahkah kita memposisikan guru seperti yang dilakukan syeikh Ali Barash? Sudahkah kita mendoakan mereka seperti yang dilakukan oleh Imam Ahmad kepada As-Syafi’i? Astagfirullah...Betapa bakhilnya penuntut ilmu zaman ini jangankan memuliakan guru, merekapun enggan menyebut nama guru sebagai sumber ilmunya, padahal disitulah letak keberkahan ilmu. Jalaluddin Abdrurrahman bin Abu Bakar mengatakan :
ومن بركة العلم وشكره عزْوُه إلى قائله

Di antara keberkahan ilmu dan wujud mensyukurinya ialah menisbatkan setiap perkataan kepada orang yang mengatakannya.[ Kitab Al-Muzhir]

Hilangnya keberkahan itu diakibatkan seorang penuntut ilmu telah menjadi pendusta, Simak sabda Nabi SAW :
الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلاَبِسِ ثَوْبَىْ زُورٍ
“Orang yang berpenampilan dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya bagaikan orang yang memakai dua pakaian kedustaan”.  [HR Bukhari] Bahkan ada ulama yang menilai bahwa perbuatan tersebut termasuk sariqah (pencurian) karena ia telah mengambil sesuatu yang bukan haknya . Ia juga dianggap sebagai penipu karena ia menipu orang lain dengan pembentukan opini bahwa perkataan itu adalah hasil dari jerih payahnya sendiri. Wallahu A’lam. Semoga kita menjadi orang yang memuliakan guru-guru kita dan ilmu mereka sehingga setiap kita berhak mendapatkan ilmu yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita doakan guru-guru kita semoga mereka senantiasa mendapat perlindungan dan rahmat dari Allah swt, Lahumul Fatihah. Selamat hari guru...

Saturday, November 23, 2019

Michael Phelps, Juara Olimpiade, Menang 23 Kali, medali emas

Michael Phelps, Juara Olimpiade, Menang 23 Kali, medali emas.

Perkenalkan Michael Phelps. Peraih 23 medali emas Olimpiade renang. Perhatikan, 23 medali emas. Bukan hanya satu atau dua. Artinya, kita bisa katakan Phelps adalah perenang terbaik di dunia saat ini. Sama seperti para high-performer lainnya, ia memiliki sistem yang menopang kesuksesannya. 

Baca artikel ini di blog saya, klik di sini

Pelatih yang Mendukung

Bob Bowman, pelatih dari Michael Phelps menyiapkan Phelps sebagai juara sejak Phelps berumur 7 tahun. Pertama kali menemukan Phelps, Bowman langsung berpikir “anak ini memiliki postur tubuh perenang” - kakinya pendek, sementara lengannya panjang. Sayangnya, saat menemukannya Phelps adalah anak yang “bermasalah.” Orangtuanya bercerai dan Phelps cenderung autis. Ia kesulitan mengelola emosinya. Mudah tegang dan kesulitan untuk rileks. Padahal, dalam lomba, rileks adalah hal utama.

Maka, fokus Bowman di awal adalah melatih Phelps supaya mampu rileks. Ia membeli sebuah buku cerita, dan ia meminta ibu Michael Phelps membacakannya untuk anaknya. Di dalam buku tersebut, terselip skrip latihan relaksasi semacam “kepalkan tanganmu keras-keras lalu lepaskan, bayangkan ketegangan tubuhmu menghilang.” Setelah setiap hari ibunya membacakan cerita ini, Phelps pun mampu untuk rileks.

Ketika Phelps mulai remaja, Bowman mengajarkan Phelps untuk memprogram pikirannya untuk sukses. Setiap menjelang tidur dan bangun tidur, Bowman meminta Phleps untuk “memutar film” di kepalanya. Memutar film yang dimaksud adalah melakukan visualisasi saat ia berenang dan menjadi juara. Phelps melakukannya setiap hari. Saat pelatih ingin Phels berenang dengan kecepatan lomba, pelatihnya cukup berkata “masuk ke dalam film!” dan Phelps pun akan berenang dengan kecepatan yang sama dengan apa yang ia programkan setiap hari.

Tujuan yang bermakna

Bukan hanya itu saja. Phelps pun menetapkan tujuan yang memotivasi dirinya. Menurut Bowman, Phelps adalah orang yang sangat berorientasi tujuan. “He maybe the most goal oriented person on the planet.” - demikian Bowman menjelaskan. Dan Phelps melakukannya sejak berumur 8 tahun. Perhatikan gambar berikut:

Lihat, ia tidak hanya menuliskan tujuannya. Ia juga menuliskan rencana dan komitmennya.

Dalam sebuah wawancara ia mengatakan "saya menempatkan tujuan saya di tempat yang mudah terlihat, sehingga ketika saya bangun dari tempat tidur saya bangun untuk bekerja mencapai apa yang saya inginkan."

“I have my goals somewhere I can see them, so when I get out of bed I know I’m waking up to work on what I’m trying to achieve”

Michael Phelps

Ritual yang Memastikan Kesuksesan

Phelps selalu datang dua jam sebelum perlombaan dimulai. Dalam dua jam itu, ia akan melakukan ritual yang sama.

120 menit sebelum lomba. Ia akan melakukan peregangan. Mulai dari lengan, punggung pergelangan kaki.

90 menit sebelum lomba. Ia melakukan pemanasan khusus. Berenang 800 meter, menendang 600 meter, mendorong pelampung 400 meter, 200 meter latihan kayuhan tangan dilanjutkan dengan sprint beberapa kali. Total waktu latihan persis 45 menit.

45 menit sebelum lomba. Keluar dari kolam renang dan memeras baju renangnya.

25 menit sebelum lomba. Memasang headphone di telinganya dan mendengarkan musik hip hop.

Semua ritual ini ia lakukan untuk menyiapkan mental dan fisiknya. Sehingga saatnya berlomba, ia telah masuk dalam kondisi yang sangat siap untuk berlomba. Hasilnya? Ia memenangkan 23 medali emas Olimpiade dalam beberapa kategori.

Inilah sistem yang digunakan oleh Michael Phelps. Sistem ini “memastikan” dirinya untuk sukses di bidang yang dipilihnya. Sekarang, bagaimana dengan Anda? Sistem apa yang Anda gunakan untuk memastikan Anda sukses di bidang Anda?

Darmawan Aji
Perumahan Shafira Pasibiru
Bandung - 40131
Indonesia