Saturday, November 7, 2020

GHIBTHOH BAGIAN DARI IMAN

*SERI : KULTUM*

*GHIBTHOH BAGIAN DARI IMAN*


Mungkin sebagian rekan2 ada yang baru mendengar istilah Ghibthoh.

Ghibthoh itu apa seh.?

Ghibthoh adalah Sifat Iri tapi Sifat Iri yang positif.
Lho ,.. memangnya ada sifat iri yang positif.?
Bukannya sifat iri itu selalu berkonotasi Negatif dan dilarang oleh agama.?

Mudah2an dengan uraian dibawah ini kita menjadi tahu apa itu Ghibthoh.

*Al-Ghibthoh* berasal dari kata *Ghobitho* yang memiliki arti *cemburu atau iri*. Menurut istilah ia berarti _merasa iri /cemburu terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain dan sangat berharap juga dapat meraihnya namun tanpa didasari sifat kebencian dan tidak menaruh harap terhadap hilangnya kenikmatan yang dimiliki oleh orang tersebut_.

Sedangkan Sifat Hasad (Iri/dengki) adalah _merasa tidak suka dengan nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain , baik ketidaksukaan itu diiringi dengan harapan agar nikmat tersebut hilang ataupun hanya sekedar merasa tidak suka_.

Dari kedua definisi tersebut kita bisa melihat ada persamaan dan perbedaan antara Ghibthoh dan Hasad.

Persamaannya adalah sama-sama cemburu dalam melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.

Sedangkan perbedaannya adalah Dalam Ghibthoh kecemburuan tersebut diiringi dengan keinginan agar ia juga bisa mendapatkan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain namun ia berusaha melakukan dengan cara yang baik. 

Sedangkan dalam Hasad , kecemburuan tersebut diiringin dengan sifat dengki dan ketidak sukaan kepada orang yang diberi kelebihan nikmat serta ingin agar nikmat tersebut hilang dari orang tersebut. 

Seorang ulama generasi Tabi'ut Tabi'in *Al Fudhail bin ‘Iyadh* berkata :

الغبطة من الايمان والحسد من النفاق والمؤمن يغبط ولا يحسد والمنافق يحسد ولا يغبط والمؤمن يستر ويعظ وينصح والفاجر يهتك ويعير ويفشي

_*Ghibthoh adalah bagian dari Iman*. Sedangkan *Hasad adalah bagian dari Kemunafikan*. Seorang mukmin harus memiliki sifat Ghibthoh (ingin melebihi orang lain dalam kebaikan,), dan sifat itu (Ghibthoh) bukanlah merupakan hasad (iri atau dengki). Adapun *orang munafik punya sifat hasad dan tidak punya sifat Ghibthoh*. Seorang mukmin menasehati orang lain secara diam-diam. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasanya ingin menjatuhkan dan menjelek-jelekkan orang lain_. (Hilyatul Auliya’, 8: 95).

Secara umum sifat iri dilarang namun dalam islam , namun ada dua hal yang seorang muslim diperbolehkan untuk memiliki sifat iri sebagaimana dalam hadits Nabi ﷺ :
.
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

Abdullah bin Mas'ud berkata ; Nabi ﷺ bersabda: _Tidak boleh Hasad (mendengki) kecuali terhadap dua hal; (terhadap) seorang yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan Ilmu lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain_. [Shahih Bukhari No. 71].

Berdasarkan hadis tersebut, Nabi ﷺ memperbolehkan iri kepada dua orang.

*Pertama* adalah _orang yang diberikan kelebihan rezeki oleh Allah Subhanallohu Wata’ala , lalu dengan rezekinya tersebut ia gunakan untuk kebaikan dan kemuliaan agama dan tidak menghambur-hamburkan dengan cara berfoya-foya secara mubazir_.

*Kedua* adalah _orang yang diberikan ilmu oleh Allah Subhanallohu Wata’ala , lalu dengan ilmunya tersebut  ia mengamalkannya serta mengajarkannya kepada orang lain. Ilmu yang diberikan oleh Allah kepadanya tidak digunakan untuk membodoh-bodohi orang lain, atau disimpan sendiri tanpa mau membaginya. Dan ia pun senantiasa menerapkan ilmu yang ia miliki ke dalam kehidupan sehari-hari, artinya ilmunya sangat bermanfaat untuk dirinya maupun orang lain. Maka, kita juga diperbolehkan iri kepada orang yang memiliki sifat seperti ini_.

Ibnu Baththol rahimahullah dalam kitab Syarh Al Bukhori mengatakan : Hasad yang dimaksud di sini adalah hasad yang dibolehkan oleh Rasulullah ﷺ dan bukan hasad yang tercela. Ibnu Baththol mengatakan pula, “Inilah yang dimaksud dengan judul bab yang dibawakan oleh Imam Bukhari yaitu *Bab Ghibthoh dalam Ilmu dan Hikmah*. Karena siapa saja yang berada dalam kondisi seperti ini (memiliki harta lalu dimanfaatkan dalam jalan kebaikan dan ilmu yang dimanfaatkan pula, pen), maka seharusnya seseorang Ghibthoh (berniat untuk mendapatkan nikmat seperti itu) dan berlomba-lomba dalam kebaikan tersebut. [Syarh Al Bukhori, Ibnu Baththol, Asy Syamilah, 1/153].

Orang yang hasad selalu memikirkan nikmat yang ada pada orang lain sehingga tidak pernah berdoa meminta karunia Allah padahal Allah ta’ala berfirman :

وَلا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

_Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu_. (An Nisa’: 32)

Ketika kita melihat ada orang yang diberi karunia Rezeki oleh Allah dan sangat dermawan dengan rezeki yang dimilikinya , mungkin kita tidak diberi kelapangan rezeki, tapi *kita bisa meniru sifat dermawan yang dimilikinya karena menjadi dermawan tidak harus menunggu diri kita memiliki kelapangan rezeki*. Dengan itu Insya Allah kita termasuk orang yang Ghibthoh yang selalu berusaha untuk memiliki kebaikan yang dimiliki orang lain dengan cara yang baik pula.

Karena menginfaqkan rezeki yang kita miliki tidak harus menunggu diri kita memiliki kelapangan rezeki. 

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

_Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa , (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu *LAPANG* maupun SEMPIT* , dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang lain. *_Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan*_. [Ali Imran : 133-134]

Ketika kita melihat ada seorang Ulama atau Ustadz yang diberi karunia Ilmu yang sangat luas dan orang tersebut selalu menyampaikan kebaikan dan mengajarkan ilmunya , Mungkin kita tidak bisa memiliki Ilmu seperti orang tersebut *_namun kita bisa mengambil sedikit dari Ilmu yang disampaikan oleh orang tersebut untuk kemudian kita sampaikan kepada orang lain_*. Dengan itu Insya Allah kita termasuk orang yang Ghibthoh yang selalu berusaha untuk memiliki kebaikan yang dimiliki orang lain dengan cara yang baik pula.

Semoga Allah menjauhkan diri kita dari sifat Hasad dan selalu mendekatkan diri kita kepada sifat Ghibthoh sehingga kehidupan diri ini selalu diisi dengan kebaikan dan selalu berada dalam lindungan Allah. Aamiin

*Salam*

Thursday, November 5, 2020

JANGAN ANGGAP REMEH MENGIBAS DEBU DI KASUR


    *🌿 JANGAN ANGGAP REMEH*
            *MENGIBAS DEBU DI KASUR*

*▪Mengapa kita harus mengibas debu seprai kita ?.*

Ini adalah apa yang kita akan ungkapkan dan di sinilah tantangan ilmiah dan kesimpulan oleh para ilmuwan Barat :

_*"Ketika seseorang tidur beberapa sel-sel mati dan jatuh ke spreinya.* Dan setiap kali kita bangun ia akan akan tertinggal di belakang dan terakumulasi. Sel-sel mati ini tidak terlihat oleh mata telanjang dan hampir tidak dapat dihancurkan._

_*Ketika jumlah sel-sel mati meningkat,* maka akan dengan mudah menembus kembali ke dalam tubuh yang menyebabkan penyakit serius._

Ini ilmuwan Barat mencoba untuk menghancurkan sel menggunakan berbagai disinfektan seperti dettol dan sejenisnya, tapi semua sia-sia. *Sel-sel mati tidak pindah atau menghilang.*

*Salah satu ilmuwan mengatakan,* ia mencoba mengibas debu 3 kali seperti dalam Hadist dan tercengang menemukan bahwa semua sel-sel mati menghilang !!.
*Subhanallah...*

*▪Nabi Muhammad ﷺ bersabda,*
 _"Barangsiapa pergi ke tempat tidur, ia harus mengibas debu di kasur tidurnya tiga kali, karena dia tidak tahu apa yang ditinggalkan."_

*Kebanyakan orang berpikir itu adalah cara menghilangkan serangga kecil,* tetapi tidak tahu bahwa masalah ini jauh lebih besar dari itu.

*Hal ini sangat menyedihkan,* bila kita menemukan bahwa kebanyakan dari kita mengabaikan ajaran Nabi Muhammad ﷺ.

*Sebab itulah Rasulullah SAW mengajarkan untuk melakukan beberapa hal sebelum membaringkan tubuh di atas kasur.* Di antara sunnah yang penting untuk dikerjakan ialah membersihkan atau mengibas kasur dengan lidi, kain, dan bisa juga peralatan lain.

*¤ Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam sebuah riwayat,* _"Apabila salah seorang diantara kalian hendak tidur, maka kibasilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya, karena sesungguhnya dia tidak tahu apa yang akan menimpa padanya.”_

*Lidi yang dikibaskan ke kasur tempat di mana kita akan tidur,* akan mengusir segala bentuk gangguan yang kemungkinan menetap di atasnya. Semisal Jin yang menempati kasur-kasur itu, akan terusir dengan kibasan yang kita lakukan. *Selain itu,* bisa juga untuk menghindari adanya kotoran-kotoran lain.

*¤ Dalam Syarah Shahih Muslim diterangkan,* bahwa seseorang hendaknya mengibaskan kasurnya sebelum tidur, baik dengan tangan, sapu lidi, kain sarung atau sejenisnya. 
*Mengibas sebanyak tiga kali, sebagaimana tertuang dalam Fathul Barri. Tidak lupa pula membacakan Asma Allah SWT bersama kibasannya.* Kalimat Bismillah menjadi yang penting, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat Imam Muslim. *Bagi orang yang bangkit dari tidurnya dan kemudian kembali lagi,* berdasar pada Hadist riwayat Tirmidzi, maka hendaknya ia kembali mengibas kasurnya lagi.

*Mudah-mudahan dengan amalan yang sederhana ini,* kita dapat terhindar dari tidur bersama dengan Jin dan Syaitan yang juga ikut berbaring di atas tempat tidur.

*Silahkan di share ini dan biarkan seluruh dunia tahu bahwa apa pun perintah Allah SWT lewat baginda Nabi Muhammad SAW adalah untuk kepentingan dan kebaikan manusia.*

_*Wallahu A'lam Bisshowab..*_

*📚 Sumber: WAG Cinta Rasulullah*

Wednesday, November 4, 2020

PUTUS SILATULRAHIM PENGHUNI NERAKA

*"PUTUS SILATULRAHIM PENGHUNI NERAKA"*

"Ada seorang yang kaya raya berangkat haji. Sebelum berangkat, ia menitipkan uangnya sebesar 10.000 Dinar kepada seseorang yang sudah terbiasa dipercaya untuk menitipkan barang atau uang. 

Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tsb. Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang tersebut telah wafat. 

Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut? 

Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut. 

Orang alim itu berkata : "Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu".

Pada akhir malam, orang kaya itupun pergi mendatangi Sumur Zam-Zam. Di bibir Sumur ia memanggil nama temannya yang ia titipi uang, hingga 3 kali ia panggil, namun tidak ada jawaban sama sekali. 

Orang kaya itu pun kembali mendatangi orang Alim tersebut, lalu menceritakannya. Orang Alim itu kaget dan berkata : "Innaa Lillahi Wa Inna ilaihi Rooji'uun", jika memang temanmu tidak menjawab, aku takut dia termasuk golongan Ahli Neraka. 

Jika memang demikian pergilah kamu ke Yaman, disana ada sebuah Sumur yang bernama "Barhut", dikatakan bahwa Sumur itu adalah bibir dari Neraka Jahannam...Datangilah di sepertiga malam akhir, dan panggillah nama temanmu itu". 

Orang kaya itu pun pergi ke Yaman, lalu mendatangi Sumur Barhut di sepertiga malam akhir. Ia pun memanggil nama temannya yg ia titipi uang: "Yaa Fulan !" Baru sekali panggilan, tiba-tiba terdengar jawaban dari dalam Sumur. 

Orang kaya itu pun merasa prihatin dengan keadaan temannya tersebut, lalu bertanya : "Dimanakah engkau menyimpan uangku?".

Dari dalam Sumur terdengar jawaban : "Aku menyimpan uangmu di sini dan di sini, di dalam rumahku, pergilah dan katakan kepada anak-anakku. Kamu akan mendapati uangmu kembali".

Orang kaya itupun bertanya : "Bagaimana bisa engkau tergolong sebagai orang yang ahli Neraka? Bukankah kau adalah orang yang baik dan memiliki sifat amanah?". 

Orang itupun bercerita : *_"Sesungguhnya aku mempunyai seorang saudari perempuan yang faqir, lama kami tidak saling tegur sapa, sampai aku meninggal. Inilah yang menyebabkan aku tergolong sebagai ahli Neraka._* 

JIka kau mau menolongku, datangilah saudariku tersebut, dan mintakan maaf kepadanya, dan ceritakan padanya, bagaimana keadaanku sekarang ini yang merasakan siksaan, karena putus tali silaturrahim dengannya".

Orang kaya itupun segera pergi ke rumah ahli waris temannya itu, lalu menceritakan dimana ayahnya meletakkan harta titipannya. Dan ternyata memang benar, uang tersebut masih utuh. Setelah itu, ia bertanya kepada anak-anak temannya itu, dimanakah rumah bibi mereka?  

Setelah tahu alamatnya, iapun segera pergi ke rumah saudari perempuan temennya tersebut. Setelah bertemu, ia pun menceritakan apa yang di alami saudaranya di Alam Kubur. 

Mendengar cerita orang kaya itu, perempuan itupun menangis dan memaafkan saudaranya, lalu ia memohon ampun dan mulai menyambung tali silaturrahim dengan anak-anak saudaranya". 

Catatan :

*_Rosulullah Saw bersabda : "Tidak akan masuk Surga orang yang putus tali silaturrahim "._*

Diriwayat yg lain : *_"Orang yang putus tali silaturrahim akan mendapat laknat dari Allah , walaupun dia mati didepan Ka'bah"._*

Rosulullah Saw bersabda : *_"Tidak akan turun Rahmat Allah, kepada satu kaum, jika didalam kaum tersebut terdapat satu saja orang yang putus tali silaturrahim"._*

*_Orang yang putus tali silaturrahim, berarti telah putus hubungan dengan Alloh Swt...Berarti shalatnya bukan untuk Allah, puasanya bukan untuk Allah, dzikirnya, dan ibadah-ibadah lainnya bukan untuk Allah Swt._*

*_Allahumma Shalli 'Alaa  Muhammad Wa 'Alaa Aali  Muhammad._*

Walaupun di grup ini kita banyak perbedaan bahkan perselisihan tapi jangan jadikan itu semua menjadi
*PEMICU PUTUSNYA TALI SILATURRAHIM KITA SMUA*

Semoga Kita selalu menjaga *SILATURRAHIM* 
Kita semua

 Dan  juga di dalam grup ini bisa mendatangkan *ILMU YG BERMANFAAT* Bagi kita semua

 Tambah Saudara/ teman, Bertambah juga Rizki yg Halal & Berlimpah bagi kita semua

*Aamiin Yaa Robbal'aalamiin*

Monday, November 2, 2020

Kisah Seorang Anak di Amsterdam, Belanda

Kisah Seorang Anak di Amsterdam, Belanda

Bismillah. Luangkan sedikit waktu untuk membacanya.

Setiap selesai sholat Jum'at setiap pekannya, seorang imam (masjid) dan anaknya (yang berumur 11 tahun) mempunyai jadwal membagikan buku–buku Islam, diantaranya buku ath-Thoriq ilal Jannah (Jalan Menuju Surga). Mereka membagikannya di daerah mereka, di pinggiran Kota Amsterdam.

Namun, tibalah suatu hari ketika kota tersebut diguyuri hujan yang sangat lebat dengan suhu yang sangat dingin. Sang anakpun mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dingin.

Setelah selesai mempersiapkan diri, ia berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, aku telah siap."

Ayahnya menjawab, "Siap untuk apa?"

Ia berkata, "Untuk membagikan buku (seperti biasanya)."
Sang ayahpun berucap, "Suhu sangat dingin di luar sana, belum lagi hujan lebat yang mengguyur."

Sang anak menimpali dengan jawaban yang menakjubkan, "Akan tetapi, sungguh banyak orang yang berjalan menuju Neraka di luar sana, dibawah guyuran hujan."

Sang ayah terhenyak dengan jawaban anaknya seraya berkata, "Namun, Ayah tidak akan keluar dengan cuaca seperti ini." Akhirnya, anak tersebut meminta izin untuk keluar sendiri. Sang ayah berpikir sejenak, dan akhirnya memberikan izin.

Iapun mengambil beberapa buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata, "Terima kasih, wahai ayahku."

Dibawah guyuran hujan yang cukup deras, ditemani rasa dingin yang menggigit, anak itu membawa buku-buku itu yang telah dibungkusnya dengan sekantong plastik ukuran sedang agar tidak basah terkena air hujan, lalu ia membagikan buku kepada setiap orang yang ditemui. Tidak hanya itu, beberapa rumahpun ia hampiri demi tersebarnya buku tersebut.

Dua jam berlalu, tersisalah 1 buku di tangannya. Namun, sudah tidak ada orang yang lewat di lorong tersebut. Akhirnya, ia memilih untuk menghampiri sebuah rumah di seberang jalan untuk menyerahkan buku terakhir tersebut.

Sesampainya di depan rumah, ia pun memencet bel, tapi tidak ada respon. Ia ulangi beberapa kali, hasilnya tetap sama. Ketika hendak beranjak seperti ada yang menahan langkahnya, dan ia coba sekali lagi ditambah ketukan tangan kecilnya. Sebenarnya, ia juga tidak mengerti kenapa ia begitu penasaran dengan rumah tersebut. Pintupun terbuka perlahan, disertai munculnya sesosok nenek yang tampak sangat sedih.

Nenek berkata, "Ada yang bisa saya bantu, Nak?"

Si anak berkata (dengan mata yang berkilau dan senyuman yang menerangi dunia), "Saya minta maaf jika mengganggu. Akan tetapi, saya ingin menyampaikan bahwa Allah sangat mencintai dan memperhatikan Nyonya. Kemudian saya ingin menghadiahkan buku ini kepada Nyonya. Didalamnya, dijelaskan tentang Allah Ta'ala, kewajiban seorang hamba, dan beberapa cara agar dapat memperoleh keridhoannya."

Satu pekan berlalu, seperti biasa sang imam memberikan ceramah di masjid. Seusai ceramah, ia mempersilahkan jama'ah untuk berkonsultasi.

Terdengar sayup-sayup, dari shaf perempuan, seorang perempuan tua berkata, "Tidak ada seorangpun yang mengenal saya disini, dan belum ada yang mengunjungiku sebelumnya. Satu pekan yang lalu, saya bukanlah seorang muslim, bahkan tidak pernah terbetik dalam pikiranku hal tersebut sedikitpun. Suamiku telah wafat, dan dia meninggalkanku sebatang kara di bumi ini."

Dan iapun memulai ceritanya bertemu anak itu, "Ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Maka tidak ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi, dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sudah kutambatkan sebelumnya. Ketika hendak melompat, terdengar olehku suara bel. Aku terdiam sejenak dan berpikir, 'Paling sebentar lagi, juga pergi.'

Namun suara bel dan ketukan pintu semakin kuat. Aku berkata dalam hati, 'Siapa gerangan yang sudi mengunjungiku? Tidak akan ada yang mengetuk pintu rumahku.'

Kulepaskan tali yang sudah siap membantuku mengakhiri nyawaku, dan bergegas ke pintu. ketika pintu kubuka, aku melihat sesosok anak kecil dengan pandangan dan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak mampu menggambarkan sosoknya kepada kalian. Perkataan lembutnya telah mengetuk hatiku yang mati hingga bangkit kembali.

Ia berkata, "Nyonya, saya datang untuk menyampaikan bahwa Allah Ta'ala sangat menyayangi dan memperhatikan nyonya," lalu dia memberikan buku ini (buku Jalan Menuju Surga) kepadaku.

Malaikat kecil itu datang kepadaku secara tiba-tiba, dan menghilang dibalik guyuran hujan hari itu juga secara tiba-tiba. Setelah menutup pintu, aku langsung membaca buku dari malaikat kecilku itu sampai selesai. Seketika, kusingkirkan tali dan kursi yang telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkannya lagi.

Sekarang, lihatlah aku. Diriku sangat bahagia, karena aku telah mengenal Tuhan-ku yang sesungguhnya. Akupun sengaja mendatangi kalian berdasarkan alamat yang tertera di buku tersebut untuk berterima kasih kepada kalian yang telah mengirimkan malaikat kecilku pada waktu yang tepat, hingga aku terbebas dari kekalnya api Neraka."

Air mata semua orang mengalir tanpa terbendung. Masjid bergemuruh dengan isak tangis dan pekikan takbir, "Allahu akbar."

Sang imam (ayah dari anak itu) beranjak menuju tempat dimana malaikat kecil itu duduk, dan memeluknya erat, dan tangisnyapun pecah tak terbendung di hadapan para jama'ah.

Sungguh mengharukan. Mungkin tidak ada seorang ayahpun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut.

(Judul asli: قصة رائعة جدا ومعبرة ومؤثرة | Penerjemah: Shiddiq Al-Bonjowiy –jazāhullāhu khairan wa waffaqahu–)

Mari kita sebarkan kebaikan! Kita tidak pernah tahu, berapa banyak orang yang mendapatkan hidayah dengan sedikit langkah yg kita lakukan💐

Friday, October 30, 2020

9 TIPS MEMBESARKAN ANAK LAKI-LAKI YANG PEDULI DENGAN ORANG TUA

🎉 *9 TIPS MEMBESARKAN ANAK LAKI-LAKI YANG PEDULI DENGAN ORANG TUA*🎉

*1. Tanamkan Nilai-Nilai Kepemimpinan*

Seorang anak laki-laki pastilah kelak akan menjadi pemimpin untuk keluarganya.

Ajarkan tentang konsep kepemimpinan baik di keluarga maupun secara umum.

Anak laki-laki yang punya jiwa pemimpin tentu akan punya kepedulian yang tinggi juga, termasuk kepada orang tua.

⭕ *2. Ajarkan Tanggung Jawab*

Tanggung jawab adalah hal mutlak yang harus Anda ajarkan kepada anak laki-laki.

Sifat bertanggung jawab akan menjadi modalnya untuk sukses di masa datang.

Dengan memiliki tanggung jawab juga, dia akan bertanggung jawab atas orang tuanya di masa tua nanti.

⭕ *3. Ajari Anak untuk Berbakti*

Tidak hanya anak perempuan yang diajarkan untuk berbakti kepada orang tua, anak laki-laki juga harus berbakti pada orang tua.

Sehingga ketika anak sudah berkeluarga, dia tidak lalai dengan orang tuanya.

⭕ *4. Berikan Contoh yang Baik*

Anak adalah cerminan orang tuanya.

Jika ingin anak tumbuh menjadi anak yang baik, maka jadilah orang baik yang bisa dicontoh oleh anak.

Didiklah anak dengan pendidikan dan pola asuh yang baik.

⭕ *5. Jangan Terlalu Banyak Melarang dan Menekan*

Sepanjang yang dilakukan anak bukanlah hal yang negatif, hindari terlalu banyak melarang dan menekannya.

Apalagi jika sampai menyebabkan psikologisnya terganggu.

Anak akan menjadi pemberontak dan tidak respek kepada orang tua.

*6. Jangan Pernah Menghukum dengan Kekerasan Fisik*

Dalam mendidik anak jangan sekali-kali menggunakan kekerasan.

Selain berbahaya, hal itu akan menjadikan anak laki-laki kelak menjadi anak yang kasar dan tidak memiliki perasaan.

Selain itu anak juga bisa mengalami trauma, bahkan menyimpan dendam.

⭕ *7. Ajari Anak untuk Memberi Perhatian pada Orang Lain*

Selain diberi perhatian yang cukup, seorang anak juga harus diajarkan memberi perhatian kepada orang lain. 

Sehingga anak laki-laki ini memiliki rasa peka dan kepedulian dengan orang lain.

⭕ *8. Ajari Anak untuk Tidak Egois*

Ajarkan pada anak laki-laki untuk tidak egois, dapat menempatkan diri dan paham kapan saatnya untuk mendahulukan orang lain.

Hal ini akan mengajarkannya menjadi orang yang sopan dan mau menghargai orang lain.

⭕ *9. Ajari Anak untuk Hormat kepada Orang yang Lebih Tua*

Anak laki-laki pun harus diajarkan bagaimana seharusnya bersikap pada orang yang lebih tua.

Hal ini perlu diajarkan sejak dini agar ketika dewasa dia sudah terbiasa.

Dengan demikian anak akan tumbuh menjadi anak yang berbudi luhur.
🟡🟡🟡🟡🟡🟡🟡🟡

Tulisan inspiratif selanjutnya kami share di grup whatsapp *"ISLAMIC PARENTING",* jika belum bergabung silahkan klik:

*#4 ISLAMIC PARENTING*

https://chat.whatsapp.com/HkBIu6qRMPJEMwAjjzNJcE

_Grup ini satu arah, hanya admin yang bisa mengirim pesan._

_*Mau pahala jariyah? Bagikan pada teman Anda juga yaa..*_

Thursday, October 29, 2020

BIODATA RASULULLAH S.A.W..

Copas dari WAG :

SELAMAT MILAD YA RASULULLAH .....        

MONGGO DIKENALKAN KEPADA ANAK CUCU KITA...

BIODATA RASULULLAH S.A.W..

🖌 Nama : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalibs bin Hashim

🖌 Tarikh lahir 😗 Subuh hari Isnin, 12 Rabiulawal, bersamaan 20 April 571
Masehi (dikenali sebagai Tahun Gajah karena peristiwa tentara bergajah
Abrahah yang menyerang kota Ka'bah)

🖌 Tempat lahir : Di rumah Abu Thalib, Makkah Al-Mukarramah.

🖌 Nama bapak : Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hashim.

🖌 Nama ibu : Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf.

🖌 Pengasuh pertama : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan bapak Rasulullah SAW).

🖌 Ibu susu pertama : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab).

🖌 Ibu susu kedua : Halimah binti Abu Zuaib As-Sa'diah (lebih dikenali Halimah As-Sa'diah, suaminya bernama Abu Kabsyah).

USIA 5 TAHUN...
💓 Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk mengeluarkan bahagian syaitan yang wujud di dalam hatinya.

USIA 6 TAHUN...
💓 Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa '
(sebuah kampung yang terletak di antara Makkah dan Madinah, baginda dipelihara oleh Ummu Aiman (hamba perempuan bapak Rasulullah SAW)
dan dibiayai oleh datuknya Abdul Muththalib.

USIA 8 TAHUN...
💓 Datuknya, Abdul Muththalib pula meninggal dunia.
Baginda dipelihara pula oleh bapak saudaranya, Abu Thalib.

USIA 9 TAHUN...
(Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).
💓Bersama bapak saudaranya, Abu Thalib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan.

💓Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendeta Nasrani bernama Bahira
(Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa
itu.

USIA 20 TAHUN..
💓Terlibat dalam peperangan Fijar. Ibnu Hisyam di dalam kitab 'Sirah', jilid1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperanan mengumpulkan anak-anak panah sahaja.

💓Menyaksikan ' perjanjian Al-Fudhul ' ; perjanjian damai untuk memberi
pertolongan kepada orang yang didzalimi di Makkah.

USIA 25 TAHUN...
💓Bermusafir kali kedua ke Syam atas urusan perniagaan barangan Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah.

💓Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.

💓Baginda SAW bersama-sama Abu Thalib dan beberapa orang bapak saudaranya yang lain pergi berjumpa Amru bin Asad (bapak saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.

💓Mas kawin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.

USIA 35 TAHUN..
💓Banjir besar melanda Makkah dan meruntuhkan dinding Ka'bah.

💓Pembinaan semula Ka'bah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk Makkah.

💓Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan'Hajarul-Aswad' ke tempat asal dan sekaligus meredakan pertelingkahan berhubung perletakan batu tersebut.

USIA 40 TAHUN..
💓Menerima wahyu di gua Hira' sebagai pelantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.

USIA 53 TAHUN...
💓Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq.

💓Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal / 24 September 622M.

*USIA 63 TAHUN*
💓Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal tahun 11Hijrah / 8 Juni 632 Masehi.

ISTERI-ISTERI RASULULLAH SAW...

💚 Khadijah Binti Khuwailid.
💚 Saudah Binti Zam'ah.
💚 Aisyah Binti Abu Bakar (ank Sayyidina Abu Bakar 
💚 Hafsah binti 'Umar (anak Sayyidina 'Umar bin Al-Khattab).
💚 Ummi Habibah Binti Abu Sufyan.
💚 Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah).
💚 Zainab Binti Jahsy.
💚 Maimunah Binti Harith.
💚 Safiyah Binti Huyai bin Akhtab.
💚 Zainab Binti Khuzaimah (digelar 'Ummu Al- Masakin', Ibu Orang Miskin).

ANAK-ANAK RASULULLAH SAW...

1.💜 Qasim
2.💜 Abdullah
3.💜 Ibrahim
4.💜 Zainab
5.💜 Ruqaiyah
6.💜 Ummi Kalthum
7.💜 Fatimah Al-Zahra'

ANAK TIRI RASULULLAH SAW ..

💙 Halah bin Hind bin Habbasy bin Zurarah at-Tamimi (anak kepada Sayyidatina Khadijah bersama Hind bin Habbasy. Ketika berkahwin
dengan Rasulullah, Khadijah adalah seorang janda).

SAUDARA SESUSU RASULULLAH SAW...

IBU SUSUAN/SAUDARA SUSUAN...
1. Thuwaibah → Hamzah
2. Abu Salamah → Abdullah bin Abdul Asad

SAUDARA SUSUAN...
1. Halimah Al-Saidiyyah → Abu Sufyan bin Harith bin Abdul Muthallib
2. Abdullah bin Harith bin Abdul ' Uzza
3. Syaima ' binti Harith bin Abdul ' Uzza
4. 'Aisyah binti Harith bin abdul ' Uzza

BAPAK DAN IBU SAUDARA RASULULLAH SAW...
( ANAK-ANAK KEPADA ABDUL MUTHTHALIB)

1. Al-Harith
2. Muqawwam
3. Zubair
4. Hamzah 
5. Al-Abbas 
6. Abu Talib
7. Abu Lahab (nama asalnya Abdul Uzza)
8. Abdul Ka'bah
9. Hijl
10. Dhirar
11. Umaimah
12. Al-Bidha (Ummu Hakim)
13. Atiqah 
14. Arwa 
15. Umaimah
16. Barrah
17. Safiyah (ibu kepada Zubair Al-Awwam.

Sabda Rasulullah SAW... "Sesiapa yang menghidupkan Sunnahku, maka sesungguhnya dia telah mencintai aku. Dan siapa yang mencintai aku niscaya dia bersama -samaku di dalam syurga".
(Riwayat Al-Sajary daripada Anas )

اللهم صلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه وسلم

Nabi Muhammad SAW - Manusia Agung...

KENALI NABI MUHAMMAD S.A.W. SECARA LAHIRIAH..

💓Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehingga seorang ulama Yahudi yang pada pertama kalinya bertemu muka dengan Baginda lantas melafazkan ke Islaman dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda.

Di antara kata-kata apresiasi para sahabat ialah...

💞 Aku belum pernah melihat lelaki yang segagah Rasulullah saw..

💞 Aku melihat cahaya dari lidahnya..

💞 Seandainya kamu melihat Baginda, seolah-olah kamu melihat matahari terbit...

💞 Rasulullah jauh lebih cantik dari sinaran bulan...

💞 Rasulullah umpama matahari yang bersinar...

💞 Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah...

💞 Apabila Rasulullah berasa gembira, wajahnya bercahaya spt bulan purnama...

💞 Kali pertama memandangnya sudah pasti akan terpesona...

💞 Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat..

💞 Wajahnya seperti bulan purnama..

💞 Dahi baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya..

💞 Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah..

💞 Mata baginda hitam dengan bulu mata yang panjang..

💞 Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut..

💞 Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali melihatnya...

💞 Mulut baginda sederhana luas dan cantik.

💞 Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan..

💞 Apabila berkata-kata, cahaya kelihatan memancar dari giginya..

💞Janggutnya penuh dan tebal menawan..

💞 Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca..

💞 Warna lehernya putih seperti perak, sangat indah...

💞 Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya..

💞 Rambutnya sedikit ikal..

💞 Rambutnya tebal kdg-kdg menyentuh pangkal telinga dan kdg-kdg mencecah
bahu tapi disisir rapi..

💞 Rambutnya terbelah di tengah..

💞 Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur
dari dada ke pusat..

💞 Dadanya bidang dan selaras dgn perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih drpd biasa..

💞 Seimbang antara kedua bahunya...

💞 Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya, jarinya juga besar dan tersusun dgn cantik...

💞 Tapak tangannya bagaikan sutera yang lembut...

💞 Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik...

💞 Kakinya berisi, tapak kakinya terlalu licin sehingga tidak melekat air..

💞 Terlalu sedikit daging di bahagian tumit kakinya..

💞 Warna kulitnya tidak putih spt kapur atau coklat tapi campuran coklat dan
putih...

💞 Warna putihnya lebih banyak..

💞 Warna kulit baginda putih kemerah-merahan..

💞 Warna kulitnya putih tapi sehat..

💞 Kulitnya putih lagi bercahaya...

💞 Binaan badannya sempurna, tulang - temulangnya besar dan kokoh...

💞 Badannya tidak gemuk.

💞 Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran sederhana lagi gagah.

💞 Perutnya tidak buncit.

💞 Badannya cenderung kepada tinggi, semasa berada di kalangan org ramai baginda kelihatan lebih tinggi drpd mereka...

KESIMPULANNYA  :
Nabi Muhammad S.A.W adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh sepanjang zaman👍

Baginda adalah semulia-mulia insan di dunia..😇👌🙏🏻

Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan RasulNya mencintai...🙏🏻

Semoga bermanfaat...😇

#JusForShare
#Selfreminder

Friday, October 23, 2020

SEPUCUK SURAT DARI WARGA INDONESIA DI ARAB SAUDI

SEPUCUK SURAT DARI WARGA INDONESIA DI ARAB SAUDI

Warta islami ~ Saya membuat tulisan ini, bukan untuk merendahkan bangsa saya, Indonesia tercinta.

Bukan pula menyerang negara Arab, khususnya Arab Saudi tempat di mana saya berdomisili saat ini.

Tujuan tulisan singkat saya ini untuk *memberikan wawasan / kesadaran* kepada teman-teman, kakak, dan adik-adik saya dan sesama saudara warga negara Indonesia di mana saja berada.

Agar bisa memilih dan memilah, mana yang bisa dijadikan panutan / pedoman, serta mana pula yang harus diwaspadai.

Harapan saya hanya satu :
Semoga Bangsa Indonesia selalu dirahmati oleh Allah Tuhan Alam Semesta, Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, dan anak-anak bangsa ini - termasuk saya - tidak menjadi bangsa yang inferior (rendah diri), tidak mudah kagum, dan tidak mudah menjadi beo.

Begini, saya melihat *hubungan antara Arab ( khususnya Arab Teluk ), Barat ( khususnya Amerika ), dan Indonesia ( khususnya yang mengagumi Arab ) itu unik, menarik, dan lucu !*

Negara-negara Arab, khususnya Teluk itu “sangat Barat” dan jelas2 pro-Amerika (dan Inggris).

Hampir semua produk2 Barat dari ecek-ecek (semacam restoran fast foods) sampai yg berkelas dan bermerk untuk kalangan berduit, semua ada di kawasan ini.

Mall-mall megah dibangun, a.l., untuk menampung produk-produk Barat tadi.

Warga Arab menjadi konsumen setia karena memang mereka hobi shopping
(bahkan terkadang lalai dengan sembahyang).

Orang-orang Barat juga mendapat “perlakuan spesial” disini, khususnya yang bekerja di sektor industri (gaji tinggi, fasilitas melimpah).

Mayoritas orang-orang Arab juga sangat hormat & inferior (rendah diri) terhadap orang-orang Barat.

Saya sering jalan bareng bersama “kolega bule”-ku ke tempat pameran barang-barang branded tsb, dan mereka menganggap saya adalah “jongosnya”.

*Bagi orang2 Arab, non-bule darimanapun asalnya apapun agama mereka adalah “Kelas Buruh”, sementara org bule, sekere & sebego apapun mereka, beragama atau tidak beragama, dianggap “kelas elit”.*

Mereka baru menaruh rasa hormat, kalau sudah tahu “siapa kita”.

Sejumlah universitas2 beken di Amerika juga membuka cabang di Arab Teluk, selain Saudi, (Georgetown, New York Univ, Texas A & M, Carnegie Melon Univ, dll).

Di bawah bendera King Abdullah Scholarship, Saudi telah mengirim lebih dari 150 ribu warganya untuk belajar di kampus-kampus Barat, khususnya Amerika, Kanada & Eropa (jg Aussie).

Tidak ada satu pun yang disuruh belajar ke Indonesia !
Sementara (sebagian) warga Indonesia memimpikan belajar di Arab Saudi.
Lucunya, para fans/penyembah Arab Saudi dan Arab-Arab lainnya di Indonesia, mereka mati-matian men-tuan-kan Arab, sementara Arab sendiri tidak “menggubris” mereka (penyembah Arab).

Para “cheerleaders/pengidola” Arab ini (para fans Arab di Indonesia),
juga mati2an anti-Barat padahal orang-orang Arab mati-matian membela Barat.

Kita bertutur memakai istilah bahasa mereka (akhi, ukhty, antum, dan berbagai istilah arab lainnya, padahal, mereka merendahkan kita). *Kita seolah gagal faham untuk membedakan antara Islam dan Arab.*
Islam menghargai kita sedangkan Arab menganggap kita ini bangsa budak.

Saya bukan anti-Arab atau anti-Barat karena teman-teman baikku banyak sekali dari “dua dunia” ini.

Saya juga bukan pro-Arab atau pro-Barat. Saya adalah saya yang tetap orang kampungan Jawa.

*Daripada “menjadi Arab” atau “menjadi Barat”, akan lebih baik jika kita menjadi “diri kita sendiri” yang tetap menghargai warisan tradisi dan kebudayaan leluhur kita.*

Itulah orang Saudi, mereka menganggap kecil terhadap orang Indonesia, di hotel, di kantor, bahkan mrk menyangka saya cuma tenaga profesional ecek ecek, mereka tanya gaji, disangka CUMA 2 ribu atau 3 ribu Real. (1 real = 3700)

Waktu saya bilang jumlah gaji saya, mereka baru tahu gaji saya sama dengan orang Amerika atau Inggris, dan mereka tanya kok bisa begitu.

Saya bilang, saya pernah training di Inggris dan di Amerika, dan ternyata gaji saya lebih besar dari gaji dokter Saudi.

Itulah kenyataannya, dan yang menggaji saya perusahaan di Abu Dhabi yang tidak menganggap rendah karyawannya berdasarkan kebangsaan atau Nationality profiling.

Mudah-mudahan pemerintah *tidak mengirim lagi TKI atau TKW sehingga mereka tidak menganggap orang Indonesia bangsa budak.*

Tetapi kirim tenaga terdidik, terutama yang menguasai bahasa Inggris.

Sekali lagi :

Saya bukan anti Arab dan juga bukan anti Barat - saya cuma orang Jawa, Indonesia - yang dipercaya sebagai orang yang bekerja sebagai tenaga ahli yang dibayar berdasarkan keahliannya.

Suatu hari, dan ini bukan untuk menyombongkan diri, saya merasa bangga ketika saya keluar dari sebuah hotel di Jeddah, saya dijemput oleh sopir orang Arab berasal dari Thaif.
Itu kebanggaan saya, karena biasanya yg jadi sopir itu orang Indonesia.

*Mudah-mudahan kita tidak jadi bangsa budak dan budak di antara bangsa lain.*

Belum lama ini sy mengadakan survei dg responden para mahasiswaku (sekitar 100 mahasiswa) yg mayoritas beretnik Arab & Saudi. Survei ini bersifat “confidential” dan identitas mahasiswa tdk diketahui. Salah satu pertanyaan dlm survei adl : *"Agar lebih Islami, apakah masyarakat Muslim non-Arab harus meniru* *& mencontoh masyarakat Arab & menjalankan kebudayaan mereka?”* Jawaban mrk, sekitar *60% bilang “tidak”, 12% bilang “ya”, selebihnya “mungkin” & “tidak tahu”.*

Saya tdk tahu secara pasti apakah jawaban mrk itu ada kaitannya dg “doktrin2” pentingnya menghargai pluralitas budaya, agama, & masyarakat yg selama ini sy “ajarkan” di kelas atau mungkin karena pengaruh pendidikan yg semakin meningkat atau gelombang modernisasi & “internetisasi” yg mewabah di kawasan Arab.

Apapun faktor2nya, yg jelas hasil survei ini “sedikit menggembirakan” (setidaknya buatku), meskipun masih banyak tantangan cukup besar menghadang di depan mata. Bukan suatu hal yg mustahal jika kelak kaum Muslim Arab & Saudi khususnya bisa menjadi lebih maju, terbuka, dan toleran. Dan bukan suatu hal yg mustahal pula jika kelak kaum Muslim Indonesia justru “nyungsep” menjadi umat yg bebal, tertutup, dan intoleran.

Di saat masyarakat Arab mulai lelah dg konflik & kekerasan serta mulai menyadari pentingnya keragaman & hidup bertoleransi, sejumlah kaum Muslim di Indonesia justru menjadi umat intoleran dan anti-kemajemukan…

( Sumanto Al Qurtuby, seorang professor Warga Negara Indonesia, dosen di King Fahd University for Petroleum and Gas, Arab Saudi.)

*_silakan share_*

Wednesday, October 21, 2020

Apa Arti Fii Amanillah & Cara Membalas Ucapan Fii Amanillah ?

•. *Apa Arti Fii Amanillah & Cara Membalas Ucapan Fii Amanillah ?*

_Fii amanillah, sebuah doa yang biasa kita ucapkan kepada mereka yang sedang bepergian memiliki arti yang magis,_

_*“(semoga) engkau selalu berada dalam lindungan Allah.”*_

_*Sebuah doa yang memiliki makna yang dalam; “semoga Allah menjagamu dalam perjalanan ini, kembali kepada keluarga dalam keadaan selamat tanpa kurang suatu apa.”*_

_Fii amanillah, sebuah doa yang pendek, yang mengucapkannya tidak butuh waktu lebih dari satu menit. Doa pendek yang memiliki beragam makna;_ _*Semoga kesehatanmu, agamamu, akhlakmu, segala yang kamu butuhkan dalam perjalanan ini selalu dalam lindungan Allah.*_

*Fii amanillah, (semoga) engkau selalu berada dalam lindungan Allah*. _Dilindungi dari hal-hal buruk saat berkendara, dilindungi dari malam-malam yang gelap, dilindungi dari niat orang-orang yang jahat._

_Ya… apa sih yang enggak Dilindungi oleh Allah?_

-. *Bagaimana membalas ucapan fii amanillah?* 

+. _*Cukup ucapkan ma’assalamah*

_Ma’assalamah yang tidak kalah pendek, menyimpan doa yang tidak kalah dalam._ *Ma’assalamah artinya, semoga keselamatan menyertaimu*

_*Ma’assalamah, semoga keselamatan selalu menyertaimu. Keselamatan agama, keselamatan lahir bathin, keselamatan apapun yang ada dalam hidup kamu. Ma’assalamah, semoga keselamatan selalu menyertaimu, selamat dari apa-apa yang tidak baik di hadapanmu.*_

_Ma’assalamah, semoga keselamatan selalu menyertaimu. Ma’assalamah_

_*Indah ya kalau kita berbalas doa*_

_Fii amanillah. Semoga engkau selalu berada dalam lindungan-Nya. Dilindungi dari segala godaan yang bertebaran. Ma’assalamah, semoga keselamatan selalu menyertaimu, hingga kita bisa berkumpul kembali dalam ketaatan kepada-Nya_

*(copas dari ustazah Yusroh)*

_Semoga bermanfaat.._
_*Baarakallahu fiikum*_

Sunday, October 18, 2020

SPIRITUALITAS YANG SAINTIFIK

Guest Editor di Harian DisWay (14)

SPIRITUALITAS YANG SAINTIFIK
Oleh: Agus Mustofa*

Suatu ketika, saya diundang oleh Fakultas Kedokteran Unair, Surabaya. Lebih tepatnya, Pasca Sarjana Ilmu Kedokteran.

Saya diminta untuk ikut menguji seorang kandidat Doktor. Di ujian terbuka. Bersama para guru besar. Dan sejumlah penguji lainnya.

Kandidat Doktor itu seorang dokter. Wanita. Yang juga menyandang gelar S-1 dan Magister di bidang Pendidikan Agama. Profesinya: dosen di sebuah perguruan tinggi Islam. Di Surabaya. 

Sangat menarik. Ia memiliki background yang multidisipliner.

Disertasinya, memadukan antara bidang agama dan kedokteran. Temanya: “Peningkatan Kadar HSP-72 pada Majelis Dzikir”.

HSP-72 adalah "Heat Shock Protein tipe 72". Yakni, sejenis protein di dalam darah. Yang bisa dijadikan indikator tinggi-rendahnya imunitas tubuh seseorang. Jika kadarnya meninggi, imunitas tubuhnya meningkat. Dan, sebaliknya.

Disertasi itu sangat menarik. Bagi saya. Karena, mengaitkan kegiatan spiritual dengan sains. Dzikir adalah kegiatan spiritual. Yang sangat personal. Dan, subjektif. 

Sedangkan kedokteran adalah kegiatan saintifik. Yang "evidence-based". Berbasis pada bukti empirik. Objektif.

Ternyata, spiritualitas yang subjektif bisa “diintip” melalui pendekatan objektif. Meskipun, tidak semuanya. Tetap ada bagian-bagian yang tidak bisa dikuantifikasi. Atau, diobjektifkan.

Disertasi itu disandarkan pada penelitian. Terhadap sekelompok orang yang diberi perlakuan dzikir. Secara berulang.

Sebelum diberi perlakuan, kadar HSP-72 pada setiap orang anggota kelompok itu diukur. Dan setelah diberi perlakuan dzikir, diukur kembali. Demikian sampai tiga kali perlakuan. Ternyata, hasilnya positif. Kadar HSP-72 mereka meningkat. Secara berurutan. Dan, berkelanjutan.

Maka, disimpulkan. Bahwa, perlakuan dzikir itu bisa meningkatkan kadar HSP-72. Yang mana, HSP-72 merupakan indikator imunitas tubuh. Dengan kata lain, perlakuan dzikir terbukti secara empirik, bisa meningkatkan imunitas tubuh seseorang.

Disertasi itu disusun di bawah bimbingan promotor Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., M.S. Seorang guru besar di bidang Psycho Neuro Imunology (PNI). Yakni, ilmu yang mempelajari keterkaitan antara fenomena kejiwaan, fungsi saraf, dan imunitas tubuh.

Spiritualitas adalah fungsi jiwa. Yang abstrak. Yang bersifat kualitatif. Dan, subjektif. Itu merupakan bagian pertama dari ilmu PNI – psycho.

Sedangkan saraf, alias Neuro, adalah struktur sel-sel yang ada di otak, dan kemudian menjulur ke seluruh tubuh. 

Setiap dinamika fungsi jiwa, bakal mempengaruhi fungsi saraf. Karena itu, jiwa dan saraf tidak bisa dipisahkan. Seperti dua sisi yang berbeda, dari satu keping mata uang.

Perubahan pada jiwa bakal mempengaruhi sistem saraf. Sebaliknya, perubahan sistem saraf juga bakal mempengaruhi jiwa.

Contoh konkretnya, orang yang mengalami distress. Alias, tekanan negatif pada jiwanya. Jika terjadi secara berlebihan, itu bisa menyebabkan kerusakan sistem sarafi. 

Pengamatan menunjukkan, bahwa orang-orang yang sakit jiwa – schizophrenia, misalnya – terbukti mengalami kelainan susunan saraf di otak. Jadi, kerusakan fungsi jiwa, bisa menyebabkan kerusakan struktur secara fisik pada saraf.

Sebaliknya, jika seseorang mengalami kerusakan struktur saraf – karena kecelakaan misalnya – maka ia juga bisa mengalami sakit jiwa. Khususnya, ketika kerusakan saraf itu terjadi di bagian otak yang disebut sebagai PFC – Prefrontal Cortex. Otak bagian depan yang bertanggungjawab pada fungsi kepribadian.

Dan yang lebih menarik, dinamika kualitas pada fungsi jiwa maupun struktur saraf itu, ternyata mempengaruhi kualitas kesehatan seseorang. Alias, imunitas tubuhnya. Begitulah kurang lebih, yang dipelajari dalam ilmu Psycho Neuro Imunology (PNI).

Karena itu, disertasi sang doktor memperoleh pijakan yang kuat dari ilmu PNI. Bahwa, kondisi kejiwaan yang terjadi pada orang-orang yang berdzikir bisa memperbaiki kualitas kesehatan pelakunya. 

Maka, di halaman depan disertasi itu ia mengutip suatu ayat dari dalam Al Qur’an.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan (berdzikir) mengingat Allah. Ketahuilah, hanya dengan selalu mengingat Allah-lah hati (manusia) menjadi tenteram.” [QS. Ar Ra’d: 28]

Perasaan tentram karena senantiasa dekat dengan Sang Mahakuasa dan Maha Pemurah itulah rupanya, yang memperbaiki fungsi jiwa. Memperbaiki struktur saraf. Dan, kemudian meningkatkan imunitas tubuh seseorang. Dampaknya: menjadi lebih sehat. Allahu a’lam bissawab …

[Dimuat di Harian DisWay, Jum'at, 16 Oktober 2020]

*Alumni Teknik Nuklir UGM, Penulis Buku-Buku Tasawuf Modern, dan Founder Kajian Islam Futuristik.

// Copas//

FENOMENA KEMATIAN MENDADAK

*ONE DAY ONE HADIST*

Ahad 27 Sept 2020
10.  Syaffar      1442

*FENOMENA KEMATIAN MENDADAK*

*عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : مَوْتُ الْفُجَاءَةِ تَخْفِيفٌ عَلَى الْمُؤْمِنِ ، وَأَخْذَةُ أَسَفٍ عَلَى الْكَافِرِ*

*Dari ‘Aisyah, ia berkata, Aku mendengar Rasûlullâh Saw.  bersabda: :*  
  _"Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir."_
*(HR. Ath Thabrani dalam Mu'jamul Kabir, No.6782 dan Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf, No. 6781)*

☪️ Maksud _"Mati mendadak merupakan keringanan"_ adalah kita bisa istirahat dari beban dunia, kelelahan dan  mungkin bisa selamat dari penderitaan sebelum meninggal (sakit-sakitan sebelum meninggal) dan sakaratul maut. Tentunya dianggap _“keringanan”_ apabila kita senantiasa beramal shalih dan telah menyiapkan berbagai perbekalan yang banyak menuju kehidupan setelah kematian.

☪ Di zaman ini, banyak kita temui beberapa kasus orang mati mendadak. Pagi harinya kita berbincang-bincang hangat dengan dia, sore harinya tiba-tiba datang berita kematiannya dengan tiba-tiba. Atau seseorang yang sedang tersenyum di depan kita, tiba-tiba memegang dada, kesakitan kemudian tergeletak dan tidak bangun lagi untuk selamanya.

🌙 *Allah SWT berfirman :*
..... _"Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."_
*(QS. An-Nahl/16, Ayat : 61)*

☪️ *Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata :*
_"Pada sebagian hadits terdapat dalil mengenai kematian medadak yang akan banyak pada akhir zaman. Yaitu penyesalan bagi orang fajir dan istirahat bagi orang mukmin.Terkadang seorang mukmin tertimpa dengan kematian mendadak seketika. Ini adalah bentuk istirahat dan kenikmatan dari Allah. Akan tetapi tentu saja ia sudah menyiapkan (amal shalih), istiqamah dan bersiap-siap menghadapi kematian dan bersungguh-sungguh dalam kebaikan, kemudian ia meninggal dalam keadaan baik dan melakukan amal shalih, maka ia istirahat dari beban dunia, kelelahan dan penderitaan sakratul maut. Terkadang juga menimpa orang fajir, maka ini menjadi penyesalan baginya, meninggal mendadak dalam keadaan buruk."_
  *(binbaz.org.sa/mat/18136)*

☪️ Semoga Allah SWT. selalu menolong kita untuk selalu mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan meningkatkan ibadah kita kepada-Nya. Hanya kepada Allah tempat kita mengadu dan memohon pertolongan.

*Allahumma Aamiin*

*SEMOGA MANFAAT*

*Sumber :*
1. muslim.or.id
2. muslimafiyah.com
3. almanhaj.or.id

Monday, September 21, 2020

Mengenal diri sendiri By : _Imam al-Ghazali_

*Mengenal diri sendiri*
By : _Imam al-Ghazali_

Dalam kitabnya _Kimiya'us Sa'adah_ beliau menuturkan akan pentingnya mengenali diri sendiri sebab mengenal diri sendiri adalah kunci untuk mengenal Allah Sang Pencipta. Logikanya sederhana : diri sendiri adalah hal yang paling dekat dengan kita, bila kita tidak mengenal diri sendiri, lantas bagaimana mungkin kita bisa mengenal Allah?
Rasulullah SAW bersabda,
*مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ*
_Siapa yang mengenal dirinya, niscaya ia mengenal Tuhannya_
Dalam surat Fussilat : 53 ditegaskan

 *سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ*

_Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?_ *Fussilat : 53*

Mengenal diri sendiri disini tentunya lebih dari sekedar mengenal diri secara lahiriyah : seberapa besar fisik kita, bagaimana anatomi tubuh kita, seperti apa wajah kita, atau sejenisnya. Bukan pula atribut-atribut yang sedang kita sandang, seperti jabatan, status sosial, tingkat ekonomi, prestasi, dan lain sebagainya. Lebih dalam dari itu semua, yaitu _mengenal diri_ adalah berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar:
~Siapa aku dan dari mana aku datang?
~Kemana aku pergi?
~Apa tujuan dan persinggahanku di dunia ini?
~dan dimanakah kebahagiaan sejati dapat ditemukan?

Disini kita diantarkan untuk memilih, mana yang bersifat hakiki dalam diri kita dan mana yang tidak.
Untuk mengenali diri sendiri dijelaskan bahwa dalam diri manusia ada tiga jenis sifat, yaitu
1. Sifat-sifat binatang,
2. Sifat-sifat setan,
3. Sifat-sifat malaikat.

Apa itu sifat-sifat binatang? Seperti banyak kita jumpai, binatang adalah makhluk hidup dengan rutinitas kebutuhan biologis yang sama persis dengan manusia. Mereka tidur, makan minum, kawin, berkelahi dan sejenisnya. Manusiapun menyimpan kecenderungan-kecenderungan ini, dan bahkan memiliki ketergantungan yang nyaris tak bisa dipisahkan. Watak-watak tersebut bersifat alamiah dan dalam konteks tertentu dibutuhkan untuk mempertahankan hidup.
Yang kedua Sifat-sifat setan. Setan adalah representasi keburukan. Ia digambarkan selalu mengobarkan kejahatan, tipu daya dan dusta. Demikian pula orang-orang yang memiliki sifat setan. Sementara yang ketiga, Sifat-sifat malaikat berarti Sifat-sifat yang senantiasa merenungi keindahan Allah, memuji-Nya dan menaati-Nya secara total. 

Ringkasnya, kebahagian hewani adalah ketika ia kenyang, mampu memuaskan hasrat dirinya, atau sanggup mengalahkan lawan untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri atau paling banter untuk keluarganya.
Sedangkan kebahagiaan setan adalah tatkala berhasil mengelabui yang lain atau memproduksi keburukan. Sementara kebahagian malaikat ialah saat diri kian mendekat kepada Allah Azza wa Jalla dan semua aktifitas merupakan cerminan dari kedekatan itu.

Dalam diri manusia layaknya sebuah kerajaan yang terbagi dalam empat struktur pokok; *jiwa sebagai raja,  akal sebagai perdana menteri, syahwat sebagai pengumpul pajak, dan amarah sebagai polisi*

Syahwat memiliki karakter untuk menarik manfaat, kenikmatan dan keuntungan sebanyak-banyaknya. Ia berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu. Sementara amarah berfungsi melindungi dari berbagai ancaman atau mudharat, karena ia identik dengan karakter berani, cenderung kasar dan keras. Keduanya penting untuk kehidupan manusia. Dengan syahwat manusia tahu akan kebutuhan makan. Dengan amarah ia mengerti akan perlunya membela diri ketika serangan mengancam.
Namun, syahwat dan amarah harus didudukkan dibawah kendali akal dan tentu saja dibawah raja.

Apabila syahwat dan amarah menguasai akal /nalar, maka kerajaan akan terancam runtuh. Sebab susunan "kekuasaan" tak terjalan menurut kontrol seharusnya.
Syahwat yang diluar kendali akal dan jiwa akan memunculkan Sifat-sifat buruk seperti rakus atau tanak.
Sementara amarah yang tak terkendali akan menimbulkan kebencian dan kecurigaan berlebihan sehingga muncul sikap-sikap membabi buta dan semena-mena.

Akal pun harus berada dibawah kendali jiwa /hati ( *qalb*). Akal memang memiliki potensi yang istimewa, berpikir, berimajinasi, menghafal dan lainnya. Bila ia bertindak liar, maka potensi akal menjadikan manusia sebagai tukang tipu daya atau semacamnya sangat mungkin. Kalau kita pernah mendengar kakimat "orang pintar yang gemar minterin (memperdaya) orang lain" maka itu tak lain akibat akal bertolak belakang dengan nurani alias tak berada dalam naungan jiwa yang bersih.

Untuk mencapai jiwa yang berkuasa utuh, Imam al-Ghazali menekankan adanya perjuangan keras dalam olah rohani ( *mujahadah*) demi proses pembersihan jiwa ( *tazkiyatun nafs*). Jiwa yang jernih akan memicu munculnya cahaya ilahi yang memberi petunjuk manusia akan jalan terbaik bagi langkah-langkahnya.

*وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوا فِيْمَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا*
_Dan orangnya yang bersungguh-sungguh (mujahadah) untuk mencari keridhoan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami_. *Al-Ankabut : 69*

Dari paparan tersebut dalam rangka _mengenali diri sendiri_ akan kita pahami diri sendiri, seberapa besar potensi prosentase nafsu _hewani, syaithoni, dan malaikati_ dalam perilaku kehidupan kita. 

Semoga kita termasuk orang-orang yang lebih banyak belajar mengenali diri sendiri ketimbang menilai orang lain, untuk menggapai kebahagiaan hakiki. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Saturday, August 29, 2020

_JANGAN LUPA JALAN PULANG_

*MUHASABAH*

*_JANGAN LUPA JALAN PULANG_*

Saudaraku,
Kehidupan dunia sejatinya adalah perjalanan manusia menuju atau kembali kepada Allah Azza wa Jalla asalnya. Namun, manusia sering kali lupa diri dari tujuannya karena tergoda pesona nikmatnya kehidupan dan gemerlapnya dunia...

Saudaraku,
Sadarilah saudaraku, kita di dunia ini adalah musafir dan sedang melakukan perjalanan. Hal ini harus benar-benar kita sadari dan jangan sampai lalai mengingat hal ini. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata,

الناس منذ خلقوا لم يزالوا مسافرين, ﻭﻟﻴﺲ ﻟﻬﻢ ﺣﻂٌّ ﻋﻦ ﺭِﺣﺎﻟﻬﻢ ﺇﻻَّ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨَّﺔ ﺃﻭ ﺍﻟﻨﺎﺭ

“Manusia sejak diciptakan senantiasa menjadi musafir, batas akhir perhentian perjalanan mereka adalah surga atau neraka.” 

(Al-Fawaid hlm. 400)

Saudaraku,
Inilah yang selalu diingatkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kehidupan dunia ini hanya sebentar dalam sebuah perjalanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَ تَرَكَهَا

“Apa peduliku dengan dunia? Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” 

(HR. Tirmidzi no. 2551. dishahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan At Tirmidzi)

Renungkan juga, ketika perjalanan pulang kampung: “Apakah kita bisa membawa banyak bekal?” “Apakah semua yang ada di perantauan kita bisa dibawa semuanya ke kampung?”
Demikian juga perjalanan kita ke kampung akhirat, tidak ada dari kekayaan dunia dan kemegahannya yang akan kita bawa. Yang kita bawa adalah amal kebaikan kita saja. Amal ini tidak terlihat (tidak ada bendanya) di dunia, tempat perantauan sekarang. Ketika manusia akan dibawa ke kubur kelak, semua akan mengikutinya yaitu keluarga, harta, dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan harta, sedangkan yang tetap mengikuti bersamanya adalah hanya amalnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻳَﺘْﺒَﻊُ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖَ ﺛَﻼَﺛَﺔٌ ، ﻓَﻴَﺮْﺟِﻊُ ﺍﺛْﻨَﺎﻥِ ﻭَﻳَﺒْﻘَﻰ ﻣَﻌَﻪُ ﻭَﺍﺣِﺪٌ ، ﻳَﺘْﺒَﻌُﻪُ ﺃَﻫْﻠُﻪُ ﻭَﻣَﺎﻟُﻪُ ﻭَﻋَﻤَﻠُﻪُ ، ﻓَﻴَﺮْﺟِﻊُ ﺃَﻫْﻠُﻪُ ﻭَﻣَﺎﻟُﻪُ ، ﻭَﻳَﺒْﻘَﻰ ﻋَﻤَﻠُﻪُ

“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta, dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.”

(HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)

Saudaraku,
Patut untuk kita renungkan juga bahwa yang namanya perjalanan dan safar pastinya ada kesusahan dan ketidaknyamanan. Selama masa safar dan perjalanan jauh lagi panjang, kita tidak merasa senang dan gembira terus-menerus atau bahkan bermain-main.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan,

،ﻭﺍﻟﻌﺎﻗﻞ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻥَّ ﺍﻟﺴﻔﺮ ﻣﺒﻨﻲٌّ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺸﻘَّﺔ ﻭﺭُﻛﻮﺏ ﺍﻷﺧﻄﺎﺭ، ﻭﻣِﻦ ﺍﻟﻤﺤﺎﻝ ﻋﺎﺩﺓً ﺃﻥْ ﻳُﻄﻠَﺐ ﻓﻴﻪ ﻧﻌﻴﻢٌ ﻭﻟﺬَّﺓ ﻭﺭﺍﺣﺔٌ، ﺇﻧَّﻤﺎ ﺫﻟﻚ ﺑﻌﺪَ ﺍﻧﺘﻬﺎﺀ ﺍﻟﺴﻔﺮ

“Orang yang berakal akan tahu bahwa safar itu identik dengan kesusahan dan terpapar berbagai bahaya. Tempat di mana manusia berharap/menuntut adanya nikmat, kelezatan dan kenyamanan hanya ada pada saat safar telah selesai.”

Saudaraku,
Akhirat lah pemberhentian terakhir dan merupakan kehidupan yang sesungguhnya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ﻳَﺎ ﻗَﻮْﻡِ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻫَٰﺬِﻩِ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺘَﺎﻉٌ ﻭَﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓَ ﻫِﻲَ ﺩَﺍﺭُ ﺍﻟْﻘَﺮَﺍﺭِ

“Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah kesenangan sementara. Dan sesungguhya akhirat itu adalah negeri tempat kembali.” 

(QS. Ghafir: 39)

Bagi yang telah dilalaikan dan tertipu oleh kehidupan dunia, ia akan menjalani kehidupan dunia ini dengan bermain-main dan bersenda-gurau serta saling berbangga-bangga saja. Allah Azza wa Jalla berfirman,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” 

(QS. Al-Hadid: 20)

Semoga kita semua bisa pulang kampung, kampung bapak kita Nabi Adam ‘alaihis salam dan termasuk orang beruntung dan sukses yaitu dimasukkan ke surga dan dijauhkan dari neraka. Allah Azza wa Jalla berfirman,

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ

“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” 

(QS. Ali Imran: 185)

Saudaraku,
Bila Allah Azza wa Jalla menghendaki kemudahan bagi hamba-Nya, maka jalan keluar atas berbagai persoalan di dunia akan datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Mereka yang bahagia adalah mereka yang bisa menghadapkan wajahnya pada Allah Azza wa Jalla, hatinya pun terpaut pada-Nya, keyakinannya pun kuat bahwa jalan keluar dari berbagai macam ujian ini hanya datang dari-Nya... 

Saudaraku,
Semua orang yang menghinamu atau yang memujimu tidak akan berpengaruh padamu sedikit pun. Karena kita yakin bahwa kehinaan dan kemuliaan akan datang dari kedekatan atau jauhnya hubungan antara dia dan Allah Azza wa Jalla...

Saudaraku,
Jika langkahmu sudah terlampau jauh dari-Nya, mari segera kembali karena ada bagian yang harus diselesaikan dan dibenarkan. Saat segalanya telah kacau, pulanglah dulu pada hatimu, mungkin ia sedang tidak baik-baik saja, ia butuh kesendirian untuk memutar balik haluan hidupnya, memperbaiki hati...

Sejauh dan setinggi apapun jabatan dan gelarmu, ingatlah bahwa kamu tetap seorang hamba, jangan lupa jalan pulang...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah pada sisa kehidupan senantiasa mempersiapkan diri dengan bekal amal di akhirat yang terbaik untuk meraih ridha-Nya...
Aamiin Ya Rabb.

_Wallahua'lam bishawab_

Saturday, August 22, 2020

MANUSIA YANG HATINYA SEPERTI HATI BURUNG

*KULTUM*

*MANUSIA YANG HATINYA SEPERTI HATI BURUNG*

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah ﷺ , beliau bersabda:

يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَقْوَامٌ أَفْئِدَتُهُمْ مِثْلُ أَفْئِدَةِ الطَّيْرِ

Akan ada sekelompok manusia yang masuk surga yang hati mereka seperti hati burung. [Musnad Ahmad : 8032 & Shahih Muslim : 5074]

Apa yang dimaksud dengan manusia yang Hati nya seperti Hati Burung ?

Kalau kita sebagai orang awam pasti akan sulit untuk menafsirkan hadits tersebut.

Merujuk pada kitab Syarh Shahih Muslim (17/177), Imam An-Nawawi menyebutkan, ada 3 pendapat ulama dalam memaknai orang yang Hatinya Seperti Hati Burung,

*Pertama :*  _Orang Yang Hatinya Lembut Seperti Burung_

Hal itu sebagaimana pujian yang pernah diberikan Nabi ﷺ kepada penduduk Yaman. Beliau mengatakan :

أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ ، أَضْعَفُ قُلُوبًا وَأَرَقُّ أَفْئِدَةً ، الْفِقْهُ يَمَانٍ ، وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ

Ada penduduk Yaman yang datang di tengah kalian. Mereka manusia yang paling lembut hatinya. Pemahaman agama banyak di Yaman, dan hikmah banyak di Yaman. (HR. Bukahri 4390 & Muslim 193).

*Kedua :* _Orang Yang Hatinya Mudah Takut Kepada Allah Seperti Burung_

Sehingga dia menjadi manusia yang mudah kembali kepada kebenaran, bukan anti-nasehat. Merekalah yang dipuji Allah dalam al-Quran, dan Allah gelari sebagai ulama.

Alllah berfirman :

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
_Yang takut kepada Allah diantara para hamba-Nya adalah ulama_. (Fathir: 28)

*Ketiga :*  _Orang Yang Hatinya Sangat Bergantung Dan Tawakkal Kepada Allah Seperti Burung_

Rasulullah ﷺ  pernah menjadikan Burung sebagai *Lambang Tawakkal*.

Umar Bin Al Khaththab berkata : aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda :

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ أَلَا تَرَوْنَ أَنَّهَا تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebaik baiknya, niscaya kalian akan diberi rizqi, sebagaimana seekor burung diberi rizqi, tidakkah kalian melihat bahwa dia terbang di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang. [Musnad Ahmad : 351 & Sunan Ibnu Majah : 4154 & Sunan Tirmidzi : 2266]

Dari penjelasan Imam An Nawawi tersebut kita sekarang bisa mengetahui siapa sebenarnya manusia yang Hatinya seperti Hati Burung yaitu : Hatinya Lembut / Santun , Mudah kembali kepada kebenaran jika diingatkan , Mudah menerima ilmu dan Mudah takut kepada Allah.

_Semoga Allah menjadikan Hati kita seperti Hati Burung *Yang mudah menerima Kebenaran* dan *Suka dengan Ilmu* dan *Takut Kepada Allah* serta Berusaha untuk Melembutkan Hati  sehingga kelak kita dimasukkan kedalam Surga dalam Golongan Orang-Orang yang Hatinya seperti Hati Burung_.

Allahu a’lam.

Semoga Bermanfaat.

Semoga Segala Aktivitas Hari Ini Bernilai Ibadah Disisi Nya. Aamiiin.

Salam

Friday, July 31, 2020

Sekilas Tentang Hari Tasyriq

*Sekilas Tentang Hari Tasyriq*


Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah yaitu tiga hari setelah Hari Raya I’dul Adha. Ada juga yang menyatakan, bahwa hari tasyrik meliputi empat hari yaitu Hari Raya Idul Adha dan 3 hari setelahnya.

Secara Bahasa , istilah tasyrik diambil dari kata [شرقت الشمش] yang artinya matahari terbit. Menjemur sesuatu, dalam bahasa Arab dinyatakan: [شَرَّقَ الشَيْءَ لِلشَّمْشِ].

Dinamakan Tasyriq karena pada hari itu banyak daging qurban yang di jemur di terik matahari karena di masa itu tidak ada pendingin atau freezer seperti saat ini. Sehingga agar daging itu awet maka  daging tersebut dijemur atau didendeng.

Dalam Hadiits Rasulullah juga dikatakan bahwa Hari Tasyriq adalah *Hari Makan dan Minum*.

Dari Nubaisyah Al Hudzali ia berkata : Rasulullah ﷺ bersabda :

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ 
Hari-hari Tasyriq adalah hari makan-makan dan minum. [Shahih Muslim : 1926]

Karena pada hari Tasyriq adalah Hari Makan dan Minum maka Haram hukumnya Berpuasa pada Hari Tasyriq.

Imam Nawawi berkata : _Ini adalah Dalil tidak boleh sama sekali berpuasa pada Hari Tasyriq_. (Syarh Shahih Muslim, 8: 18)

Dalam Hadits lain selain Hari Makan dan Minum juga dikatakan sebagai *Hari Berdzikir Kepada Allah* sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad :

Dari Nubaisyah Al Hudzali dia berkata : Rasulullah ﷺ bersabda :

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

_Hari-hari Tasyrik (tanggal 11 , 12 , 13 Dzulhijah) adalah hari-hari untuk makan, minum, dan *Berdzikir kepada Allah 'azza wajalla*_. [Musnad Ahmad : 19797]

Anjuran untuk banyak berdzikir di Hari Tasyriq juga ditegaskan dalam Al Qur’an (Al Baqarah : 200-201).

فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَٰسِكَكُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنْ خَلَٰقٍ
_Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka *Berdzikirlah* dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: *Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia , dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat*_. [Al Baqarah : 200]

وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنۡيَا حَسَنَةً وَّفِى الۡاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
_Dan di antara mereka ada yang berdoa : *Robbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaabannar* (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan kehidupan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka)_. [Al Baqarah : 201]

Dalam Al Qur’an Hari Tasyriq disebut juga dengan nama Al-Ayyam al-Ma’dudat* (hari-hari yang terbilang)

وَاذۡكُرُوا اللّٰهَ فِىۡٓ اَيَّامٍ مَّعۡدُوۡدٰتٍ‌ؕ 
_Dan berdzikirlah kepada Allah pada *Ayyamim ma’duudat* (hari yang telah ditentukan jumlahnya)_. [Al Baqarah : 203]

Ziyad Al-Jasshas meriwayatkan dari Abu Kinanah al-Qurasyi, bahwa beliau mendengar Abu Musa al-Asy’ari berceramah dalam khutbahnya ketika Idul Adha :

بعد يوم النحر ثلاثة أيام التي ذكر الله الأيام المعدودات لا يرد فيهن الدعاء فارفعوا رغبتكم إلى الله عز و جل

_Setelah hari raya qurban ada tiga hari, dimana Allah menyebutnya sebagai *Al-Ayyam al-Ma’dudat* (hari-hari yang terbilang), *DOA PADA HARI-HARI INI, TIDAK AKAN DITOLAK*. Karena itu, perbesarlah harapan kalian_. (Lathaiful Ma’arif, Hal. 506).

Dari Anas dia berkata :

كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

_Do'a yang paling banyak dipanjatkan Nabi ﷺ adalah: *RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WAFIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA 'ADZAABAN NAAR* (Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka_). [Shahih Bukhari : 5910]

Dari Ibnu 'Abbas dari Nabi ﷺ , beliau bersabda :

مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا وَلَا الْجِهَادُ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ

Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selain berkurban." Para sahabat berkata, "Tidak juga jihad?" Beliau menjawab: "Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi. [Shahih Bukhari : 916]

Berbahagialah sebagai Muslim Yang setiap tahun selalu menyisihkan rezekinya untuk Berqurban karena *Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (Tasyriq) ini selain berkurban*.

Jangan lupa juga untuk banyak berdzikir dan juga berdoa mohon kepada Allah agar diberi kebaikan kehidupan di dunia dan akhirat.

*Salam*

Friday, July 24, 2020

TAWAKKAL SEBAGAI PENYEMBUH THIYARAH

*TAWAKKAL SEBAGAI PENYEMBUH THIYARAH*

*اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ*

  _"Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya."_
 *(HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad No. 909, Abu Dawud No. 3910 dan At-Tirmidzi No. 1614)*

 ☪ Hadits diatas menegaskan bahwa *thiyarah* (merasa sial karena sesuatu) termasuk syirik, dia menafikan kesempurnaan tauhid, karena orang yang menganggap sesuatu akan membawa sial atau celaka, maka keyakinan seperti ini jelas menyalahi  taqdir (ketentuan) Allah Swt.

 ☪ Thiyarah merupakan akidah zaman Jahiliyah, sudah ada di masa sebelum Islam. Lihatlah bagaimana Fir’aun merasa sial karena kehadiran Musa AS. beserta pengikutnya. Ketika datang bencana mereka katakan itu gara-gara Musa.

🌙 *Allah Swt berfirman :*
  _Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata :_  
 _"Itu adalah karena (usaha) kami."_
 _" Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya."_ 
 _" Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."_
 *(QS. Al A’raf/7 Ayat : 131)*

 ☪ Setelah Islam datang, maka Rasulullah Saw. melarang" thiyarah" dan sangat mencela pelakunya. Islam mengembalikan segala permasalahan kepada sunatullah (ketentuan-ketentuan Allah)  yang pasti dan bertawakkal kepada kekuasaan-Nya yang mutlak. 

🌙 *Allah Swt. berfirman :*
  _"Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya)."_
 *(QS. Ath Thalaq/65, Ayat : 3*

 ☪ Kita dilarang untuk
 menuduh kesialan itu karena  tanggal, hari, angka, bulan, tempat atau nama anak. Buang jauh-jauh anggapan sial dan ganti dengan tawakkal pada Allah Swt.

 🌙 *Syekh Sholeh Al Fauzan berkata :* 
  _"Penyembuh dari "thiyarah" adalah dengan bertawakkal pada Allah. Kemudian  meninggalkan anggapan sial dan tidak memiliki keraguan lagi dalam hati."_

 ☪ Jauhkan perasaan sial karena sesuatu secara umum, juga pada tempat dan waktu tertentu, sebagaimana anggapan sial dibulan Shafar. Kalau di negeri kita, yang terkenal adalah beranggapan sial dengan bulan Suro, maka itu pun sama terlarangnya.

🌙 *Dari Abu Hurairah Ra,  bahwa Rasulullah Saw. bersabda :*
 _"Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar."_
  *(HR. Bukhari No. 5757 dan Muslim No. 2220)*

 ☪ *Ketika kita mendapatkan hal yang tidak mengenakkan, dianjurkan untuk berdo'a :*

*اللَّهُمَّ لاَ يَأْتِى بِالْحَسَنَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ يَدْفَعُ السَّيِّئَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ*

 _"Ya Allah, tiada yang dapat mendatangkan kebaikan kecuali Engkau. Tidak ada yang dapat menolak bahaya kecuali Engkau. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan-Mu."_
 *(HR. Abu Daud)*

*Allahumma Aamiin*

*SEMOGA MANFAAT*

*Sumber :*
1. assunnah-qatar.com
2. almanhaj.or.id
3. rumaysho.com

Thursday, July 23, 2020

JANGAN SAMPAI TERGELINCIR DI USIA SENJA.

JANGAN SAMPAI TERGELINCIR DI USIA SENJA.

Bismillahirrahmanirrahim...
Ibnul Jauzi rahimahullahu ta’ala berkata :
“Terkadang suatu hukuman ditunda hingga akhir usia tiba. Duhai (betapa malangnya) orang yang terus tergelincir di hari tua karena sebab dosa-dosanya di masa muda.”

_*Memang hidup tak akan lepas dari adanya masalah,* tapi jika masalah yang dihadapi adalah akibat perbuatan dosa yang dihasilkan diri sendiri itu yang patut disesalkan. Hidup terdegradasi bahkan lenyap segala kebaikan dan kemuliaan sebagai manusia. *Naudzubillah Min Dzalik*_

*↗️Al-Imam Al-Qurthubi menyatakan bahwa orang yang telah mencapai usia 40 tahun :* maka ia telah mengetahui besarnya nikmat yang telah Allah anugerahkan padanya, juga kepada kedua orang tuanya sehingga ia terus mensyukurinya.

*↗️Imam Malik rahimahullah berkata :*
“Aku mendapati para ulama di berbagai negeri, mereka sibuk dengan aktivitas dunia dan bergaulan bersama manusia. Ketika mereka sampai usia 40 tahun, mereka menjauh dari manusia.” (Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, 14:218)

*↗️Ibnu Katsir menyatakan bahwa ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun :* maka sempurnalah akal, pemahaman dan kelemah lembutannya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:623)

*🗣️Sebagaimana diterangkan oleh Imam Asy-Syaukani rahimahullah :* para ulama pakar tafsir menyatakan bahwa tidaklah seorang nabi diutus melainkan mereka telah berusia 40 tahun. (Fath Al-Qadir, 5:24)

_Masa tua adalah masa tidak semangat untuk beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua. Masa kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan *masa muda, yaitu masa emas untuk beramal shalih.*_

*↗️Ibrahim An-Nakha’i mengatakan :*
"Jika seorang mukmin berada di usia senja dan pada saat itu sangat sulit untuk beramal, maka dia akan dicatat sebagaimana dahulu (di waktu muda) dia pernah beramal. *Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah dalam Quran Surat At-Tin Ayat 6 :* Kecuali orang-orang yang beriman & mengerjakan amal saleh ; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. *Wallahu ta’ala a’lam.*

_Kiranya hidup mewah tak selalu membawa kebahagiaan di hari tua. Kesederhanaan itu lebih meringankan. Sebab terkadang manusia dibuat kehilangan waktu-waktu yang lain saat obsesinya diarahkan kepada mengejar duniawi semata. Hidup menjadi tidak proporsional.(tdk terkontrol)_

Barakallah fii Kum

Sunday, July 19, 2020

SOMBONG TERSELUBUNG

SOMBONG TERSELUBUNG

Seorang pria yang sedang bertamu di rumah seorang Ustadz Kondang tertegun heran,  ketika melihat Sang Ustadz sedang sibuk bekerja sendiri menyikat lantai rumahnya sampai bersih.

Pria itu bertanya,
"Apa yang sedang antum lakukan Pak Ustadz..?
Mengapa bukan pembantu rumah tangga saja yang antum perintahkan untuk mengepel lantai rumah?"

Pak Ustadz menjawab dengan tersenyum,
"Tadi saya kedatangan tamu yang meminta nasihat.

Saya berikan banyak nasihat yang insya Allah bermanfaat.
Namun, setelah tamu itu pulang di dalam hati saya terbersit penilaian bahwa saya ini orang hebat. Dibutuhkan banyak orang.
Kesombongan saya pun mulai muncul.
Oleh karena itu, saya lakukan  pekerjaan ini untuk membunuh perasaan sombong itu."

Kemudian pak Ustadz melanjutkan penjelasannya . 

SOMBONG adalah PENYAKIT HATI yang sering menghinggapi kita semua.

Siapa saja dan apapun statusnya, orang awam atau tokoh masyarakat bisa juga dihinggapi penyakit sombong ini.

Bahkan di kalangan para ustadz, muballigh, kiyai atau habaib,  benih-benih kesombongan bisa muncul tanpa mereka sadari. 

● Ditingkat ke-1:
Sombong disebabkan oleh *Faktor materi,* di mana kita merasa :
~ Lebih kaya,
~ Lebih berkuasa,
~ Lebih tinggi jabatan,
~ Lebih rupawan &
~ Lebih terhormat daripada orang lain. 

●Ditingkat ke-2 :
Sombong disebabkan oleh *Faktor kecerdasan,* kita merasa :
~ Lebih rajin
~ Lebih pintar
~ Lebih kompeten
~ Lebih berpengalaman
~ Lebih berwawasan dibandingkan dengan orang lain. 

●Ditingkat ke-3:
Sombong disebabkan oleh *Faktor kebaikan*, kita sering menganggap diri kita:
~ Lebih bermoral
~ Lebih pemurah
~ Lebih banyak amalnya
~ Lebih semangat berjuang dan beribadah
~ Lebih banyak kontribusinya untuk umat.
~ Lebih besar dari orang lain berdasarkan apa yang sudah dicapai, seraya meremehkan orang lain dengan menganggapnya orang kecil.
~ Lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik...
Semakin Tinggi tingkat KESOMBONGAN kita, semakin sulit pula kita mendeteksinya.

Sombong karena MATERI mudah terlihat.
 
Namun, 

Sombong karena PENGETAHUAN, apalagi SOMBONG karena KEBAIKAN, SULIT DILIHAT.

Karena, ....
Seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Cobalah setiap hari kita melakukan INTROSPEKSI DIRI.

Kadang kita butuh orang lain untuk membantu mengintrospeksi diri.

Kita juga butuh kritikan dan masukan dari orang lain. 

Mari kita sadari bahwa setiap hal yang baik, yang bisa kita lakukan itu semua adalah karena izin dan pertolonganNya saja.

Maka hendaklah kita banyak bersyukur kepada-Nya.
Semua itu tidak lain adalah ANUGERAH-NYA.

KESOMBONGAN hanya akan membawa kita pada KEHINAAN DIRI dan KEJATUHAN yang mendalam.

Tetaplah BERSABAR dan RENDAH HATI.

Ketika lahir, dua tangan kita kosong, ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong...

Waktu datang kita tidak membawa apa-apa, waktu pergi kita juga tidak membawa apapun.

Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan, 
jangan minder karena miskin dan rendah, 
bukankah kita semua hanyalah tamu didunia ini, 
pada waktunya kita pulang ke akherat, dan semua milik kita hanyalah titipan dari Allah Azza Wa Jalla yang sewaktu-waktu  diambilNya.

TETAPLAH RENDAH HATI seberapapun tinggi kedudukan kita.

TETAPLAH PERCAYA DIRI seberapapun kekurangan kita.

HANYA SATU KEPUNYAAN KITA yang bukan pinjaman, yang akan kita bawa kemana pun kita pergi, yaitu 
IMAN + AMAL.

Tidak akan menjadi orang besar jika dalam hati selalu menganggap kecil orang lain.

Kita sama-sama saling belajar merendahkan hati, tetapi tidak merendahkan diri. 


(sekedar renungan juga reminder untuk diri sendiri) 
🌸✨☕~~~

Saturday, June 27, 2020

MENYESAL SAAT SAKARATUL MAUT

MENYESAL SAAT SAKARATUL MAUT

Alkisah ada seorang sahabat Nabi bernama Sya’ban RA

Ia adalah seorang sahabat yg tdk menonjol dibandingkan sahabat2 yg lain

Ada suatu kebiasaan unik darinya yaitu setiap masuk masjid sbelum sholat berjamaah ia selalu beritikaf di pojok depan masjid.
Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah bersandaran atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah.
Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat bahkan oleh Roasulullah SAW, bahwa Sya’ban RA selalu berada di posisi tersebut termasuk saat sholat berjamaah. 

Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai Rasulullah SAW mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa. Nabi pun bertanya kepada jamaah yang hadir apakah ada yang melihat Sya’ban RA.Namun tak seorangpun jamaah yang melihat Sya’ban RA. Sholat subuhpun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA.

Namun yang ditunggu belum juga datang. Khawatir sholat subuh kesiangan, Nabi memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.  

Selesai sholat subuh, Nabi bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban RA..?
Namun tak ada seorangpun yang menjawab.

Nabi bertanya lagi apa ada yang mengetahui di mana rumah Sya’ban RA..?

Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA

Nabi yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumahnya.

Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Nabi dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksud.
Rombongan Nabi sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah tersebut Nabi SAW mengucapkan salam.
Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut

“Benarkah ini rumah Sya'ban ?” Nabi bertanya

“benar ya Rasulullah, saya istrinya” jawab wanita tersebut

“Bolehkah kami menemui Sya’ban, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid ?”

Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab:
“Beliau telah meninggal tadi pagi..”

Rasulullah dan para sahabatnya mengucapkan;
“Innalilahi wainna ilaihirojiun Masya Allah, satu-satunya penyebab dia tidak sholat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya”

Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rosul SAW :
“Ya Rasulullah, ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat.
Kami semua tidak paham apa maksudnya."

“Apa saja kalimat yang diucapkannya ?” tanya Rasul

Di masing2 teriakannya ia berucap kalimat:
“Aduh kenapa tdk lebih jauh..”
“Aduh kenapa tdk yg baru”
“Aduh kenapa tdk semua”

Lalu Nabi menjelaskan dari perkataan yg keluar dari lisan Sya’ban sbelum sakaratul maut
Nabi pun melantukan ayat yg terdapat dalam surat Qaaf 50 ayat 22 :
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.“

Saat Sya’ban dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah SWT. Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah
Apa yang dilihat oleh Sya’ban (dan orang yang sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yang lain.

Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk sholat berjamaah lima waktu.

Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke Masjid.
Dia melihat seperti apa bentuk surga ganjarannya.

Saat melihat itu dia berucap:

“Aduuh kenapa tidak lebih jauh..?”

Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan sorga yang didapatkan lebih indah.

Dalam penggalan berikutnya Sya’ban melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin. Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang.
Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya
Jadi dia memakai dua buah baju. 
Sya’ban sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.
Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar. Sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan sholat dengan baju yang lebih bagus. Dalam perjalanan ke masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi mengenaskan.

Sya’ban pun iba, lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama-sama ke masjid melakukan sholat berjamaah.Orang itupun terselamatkan dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah.

Sya’ban pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut 

Kemudian dia berteriak lagi:

“Aduuuh kenapa tidak yang baru...?”

 Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban.

Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru.

Berikutnya Sya’ban melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu. Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis didepan pintu yg meminta diberi sedikit roti krn sudah lebih 3 hari perutnya tdk diisi makanan
Melihat hal tersebut Sya’ban merasa iba. Ia kemudian membagi 2 roti sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua. Kemudian mereka makan bersama-sama roti itu yg sebelumnya dicelupkan susu dengan porsi yg sama

Allah kemudian memperlihatkan ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan surga yg indah

Demi melihat itu diapun berteriak lagi:

"Aduh kenapa tidak semua..?”

Sya’ban kembali menyesal
 Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat surga yang lebih indah

Masya Allah , Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa ia tidak optimal.

Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakaratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konsekuensi dari semua perbuatannya di dunia. 

Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah.
Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat dimundurkan.

Sering sekali kita mendengar ungkapan hadits berikut:
“Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam.”
“Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam .”
“Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya.”

Namun lihatlah, masjid tetap saja lengang.
Seolah kita tidak percaya kepada janji Allah.
Mengapa demikian ?

Karena apa yang dijanjikan Allah SWT itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal.
Mata kita tertutupi oleh suatu hijab.
Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Allah tdk pernah meleset

Allah akan membuka hijab itu pada saatnya
Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan
Sya’ban RA telah menginspirasi kita
bagaimana seharusnya menyikapi janji Allah SWT tsb. 
Dia ternyata tetap menyesal sebagaimana halnya kitapun juga akan menyesal.
Namun penyesalannya bukanlah karena tidak menjalankan perintah Alloh SWT.
Penyesalannya karena tidak melakukan kebaikan dengan optimal. 

Sudahkah kita semua berhitung siap menghadapi apa yg akan pasti kita hadapi yaitu sakaratul maut, atau masih sibuk dgn urusan dunia yg pasti kita tinggalkan...?

Semoga kita semua selalu bisa mengoptimalkan kebaikan-kebaikan disetiap kesempatan. Aamiin...

Semoga bermanfaat

Sumber : 
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/12/24/oio4lo396-sahabat-rasul-syaban-ra-yang-menyesal-saat-sakaratul-maut