*ONE DAY ONE HADITS*
Jum’at, 01 April 2020 / 8 Ramadhan 1441 H
JADILAH HAMBA YANG BERSAUDARA
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” [HR : Al-Bukhari No. 6064 dan Muslim No. 2563]
Kisah dibawah ini saya ambil dari Kitab Abqoriyatu Umar bin Khaththab yang ditulis oleh Abbas Mahmud Al Aqqod seorang Ulama Mesir yang juga seorang sastrawan. Abqoriyatu sendiri artinya Jenius / Pinter / Cerdas.
Sebagai Khalifah, Umar bin Khattab mempunyai suatu kebiasaan yang kalau diukur dengan type pemimpin jaman sekarang mungkin belum ada duanya. Diantara kebiasaannya adalah : (1). Ia suka melakuan ronda malam untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. (2). Ia juga suka memberikan Tausiyah / Ceramah / Pengajian kepada Rakyatnya.
Suatu malam Umar bin Khattab melakukan ronda. Seperti biasa ia selalu ditemani sahabatnya Abdullah bin Mas’ud. Ketika sampai di daerah terpencil yang jauh dari Ibu Kota Negara di Madinah, mereka melihat sebuah rumah terpencil dari keramaian. Makin didekati rumah itu, makin terlihat cahaya remang-remang dan terdengar sayup-sayup suara seorang wanita sedang bernyanyi. Karena penasaran, diselidikilah keadaan rumah tersebut dengan cara mengintip dari sela-sela dinding yang terbuka.
Betapa kagetnya Umar ketika mengetahui bahwa ternyata didalam rumah tersebut ada seorang laki-laki tua sedang duduk dengan segelas minuman keras serta menikmati nyanyian sang biduan.
Melihat itu Umar pun geram , tanpa mengetuk pintu, Umar menyelinap dan langsung masuk kedalam rumah tersebut serta dihardiknya orang tersebut : Belum pernah aku melihat pemandangan seburuk malam ini. Orang sudah tua mendekati ajal namun lupa daratan. Engkau bermaksiat kepada Allah, “Hai musuh Allah, apakah engkau mengira Allah akan menutup aibmu padahal engkau berbuat maksiat”, kata Umar penuh emosi.
Tentu saja orang tua itu kaget karena tiba-tiba ada orang sudah ada didalam rumahnya. Ia tambah gemetar setelah mengetahui yang berkata itu adalah Sang Khalifah Umar Bin Khaththab. Namun orang tua itu berusaha tenang dan mencoba membela diri dengan dalil yang dimilikinya.
Laki-laki tua itupun menjawab : Jangan tergesa-gesa, ya Amirul Mukminin. Aku akui bahwa aku memang berbuat maksiat. Tapi tidakkah engkau juga mengetahui bahwa kesalahan yang aku perbuat hanya SATU KALI. Sedangkan engkau wahai Umar, telah berbuat TIGA KALI kesalahan.
PERTAMA : Engkau telah mencari-cari keburukan ku. Allah berfirman:
وَلَا تَجَسَّسُوا۟
_Janganlah mencari-cari keburukan orang_. (Al-Hujurat 12).
KEDUA : Engkau memasuki rumahku tanpa melalui pintu. Allah berfirman :
وَأْتُوا۟ ٱلْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَٰبِهَا
_Masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya_. (Al-Baqarah 189).
KETIGA : Anda menyelinap dan memasuki rumahku tanpa izin. Padahal Allah berfirman :
لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا۟ وَتُسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَهْلِهَا
Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. (An-Nur 27).
Mendengar sanggahan dan dalil dari orang tua itu Umar sejenak terdiam dan setelah menyadari kesalahannya Umarpun berkata, Engkau benar. Umar dan Abdullah bin Mas’ud pun mundur dan buru-buru keluar dari rumah maksiat itu.
Khalifah yang terkenal tegas dan berani itu berguman, Celaka diriku bila Allah tidak mengampuniku. Ada orang yang bersembunyi dari keluarganya. Tidak ingin kelemahan dan aib dirinya terlihat manusia. Tapi aku membongkarnya. Ia pun segera kembali secepatnya ke Madinah.
Setelah berlalu sekian waktu. Suatu hari Umar sedang memberikan Tausiyah dalam suatu majelis dihadapan rakyatnya. Matanya terpaku pada sosok laki-laki tua yang dulu ia ingat pernah dipergokinya berbuat maksiat. Laki-laki tua itu duduk di barisan paling belakang, entah mengapa mungkin ia ingin bersembunyi dari pandangan Umar.
Mengetahui hal itu Khalifah Umar pun memanggilnya Laki-laki tua itu agar mendekat pada dirinya. Dengan penuh ketakutan laki-laki tua pun maju kedepan mendekati Umar.
“Dekatkan telinganmu padaku wahai saudaraku," pinta Umar dan Umarpun Berbisik : Demi Allah dan Rasulullah, tidak seorang pun kuberi tahu mengenai apa yang telah aku saksikan terhadap dirimu saat itu, begitupun Abdullah ibn Mas’ud.
Laki-laki itu pun merasa tenang dengan ucapan Umar tsb. Giliran laki-laki tua itu yang membisikkan ke telinga Umar. Demi Allah yang mengutus Muhammad, Sejak engkau memergoki ku, aku langsung bertobat dan tidak pernah mengulangi perbuatan tsb hingga aku mendatangi majelismu ini.
Mendengar bisikan laki-laki tua itu, Umar pun langsung mengucapkan TAKBIR dengan suara yang sangat keras sekali. Para hadirin yang ada di majelis itupun terheran-heran dengan teriakan takbir Umar setelah mereka berdua saling bisik-membisikan sesuatu.
Umar mengucapkan Takbir karena laki-laki tua tersebut telah bertobat sementara Umar juga menahan diri untuk tidak membuka aib laki-laki tua tersebut. Laki-laki tua itu senang karena di usia nya yang sudah senja ternyata Allah masih menyayangi dengan mengingatkan kemaksiatan yang selalu ia lakukan jalan melalui Umar. Keduanya senang karena keduanya mendapatkan kemenangan.
Apa Hikmah lain dari kisah tersebut ? Banyak sekali. Tergantung dari sudut mana kita memandang.
Salah satunya adalah jangan ceritakan keburukan orang lain karena boleh jadi suatu saat ia akan bertobat dari keburukan yang ia lakukan.
Selamat menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan.
_Semoga Ibadah Ramadhan kali ini akan menjadi *Ibadah Ramadhan terbaik* yang bisa kita lakukan selama dalam hidup kita_. Aaaamiiin.
_Jangan sia-siakan Ramadhan , betapa banyak Saudara dan Sahabat kita yang karena Takdirnya tidak bisa lagi menemui Ramadhan karena sudah dipanggil terlebih dahulu dan kitapun belum tentu tahun depan kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan_.
Salam