Friday, July 31, 2020

Sekilas Tentang Hari Tasyriq

*Sekilas Tentang Hari Tasyriq*


Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah yaitu tiga hari setelah Hari Raya I’dul Adha. Ada juga yang menyatakan, bahwa hari tasyrik meliputi empat hari yaitu Hari Raya Idul Adha dan 3 hari setelahnya.

Secara Bahasa , istilah tasyrik diambil dari kata [شرقت الشمش] yang artinya matahari terbit. Menjemur sesuatu, dalam bahasa Arab dinyatakan: [شَرَّقَ الشَيْءَ لِلشَّمْشِ].

Dinamakan Tasyriq karena pada hari itu banyak daging qurban yang di jemur di terik matahari karena di masa itu tidak ada pendingin atau freezer seperti saat ini. Sehingga agar daging itu awet maka  daging tersebut dijemur atau didendeng.

Dalam Hadiits Rasulullah juga dikatakan bahwa Hari Tasyriq adalah *Hari Makan dan Minum*.

Dari Nubaisyah Al Hudzali ia berkata : Rasulullah ﷺ bersabda :

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ 
Hari-hari Tasyriq adalah hari makan-makan dan minum. [Shahih Muslim : 1926]

Karena pada hari Tasyriq adalah Hari Makan dan Minum maka Haram hukumnya Berpuasa pada Hari Tasyriq.

Imam Nawawi berkata : _Ini adalah Dalil tidak boleh sama sekali berpuasa pada Hari Tasyriq_. (Syarh Shahih Muslim, 8: 18)

Dalam Hadits lain selain Hari Makan dan Minum juga dikatakan sebagai *Hari Berdzikir Kepada Allah* sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad :

Dari Nubaisyah Al Hudzali dia berkata : Rasulullah ﷺ bersabda :

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

_Hari-hari Tasyrik (tanggal 11 , 12 , 13 Dzulhijah) adalah hari-hari untuk makan, minum, dan *Berdzikir kepada Allah 'azza wajalla*_. [Musnad Ahmad : 19797]

Anjuran untuk banyak berdzikir di Hari Tasyriq juga ditegaskan dalam Al Qur’an (Al Baqarah : 200-201).

فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَٰسِكَكُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنْ خَلَٰقٍ
_Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka *Berdzikirlah* dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: *Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia , dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat*_. [Al Baqarah : 200]

وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنۡيَا حَسَنَةً وَّفِى الۡاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
_Dan di antara mereka ada yang berdoa : *Robbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaabannar* (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan kehidupan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka)_. [Al Baqarah : 201]

Dalam Al Qur’an Hari Tasyriq disebut juga dengan nama Al-Ayyam al-Ma’dudat* (hari-hari yang terbilang)

وَاذۡكُرُوا اللّٰهَ فِىۡٓ اَيَّامٍ مَّعۡدُوۡدٰتٍ‌ؕ 
_Dan berdzikirlah kepada Allah pada *Ayyamim ma’duudat* (hari yang telah ditentukan jumlahnya)_. [Al Baqarah : 203]

Ziyad Al-Jasshas meriwayatkan dari Abu Kinanah al-Qurasyi, bahwa beliau mendengar Abu Musa al-Asy’ari berceramah dalam khutbahnya ketika Idul Adha :

بعد يوم النحر ثلاثة أيام التي ذكر الله الأيام المعدودات لا يرد فيهن الدعاء فارفعوا رغبتكم إلى الله عز و جل

_Setelah hari raya qurban ada tiga hari, dimana Allah menyebutnya sebagai *Al-Ayyam al-Ma’dudat* (hari-hari yang terbilang), *DOA PADA HARI-HARI INI, TIDAK AKAN DITOLAK*. Karena itu, perbesarlah harapan kalian_. (Lathaiful Ma’arif, Hal. 506).

Dari Anas dia berkata :

كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

_Do'a yang paling banyak dipanjatkan Nabi ﷺ adalah: *RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WAFIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA 'ADZAABAN NAAR* (Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka_). [Shahih Bukhari : 5910]

Dari Ibnu 'Abbas dari Nabi ﷺ , beliau bersabda :

مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا وَلَا الْجِهَادُ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ

Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selain berkurban." Para sahabat berkata, "Tidak juga jihad?" Beliau menjawab: "Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi. [Shahih Bukhari : 916]

Berbahagialah sebagai Muslim Yang setiap tahun selalu menyisihkan rezekinya untuk Berqurban karena *Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (Tasyriq) ini selain berkurban*.

Jangan lupa juga untuk banyak berdzikir dan juga berdoa mohon kepada Allah agar diberi kebaikan kehidupan di dunia dan akhirat.

*Salam*

Friday, July 24, 2020

TAWAKKAL SEBAGAI PENYEMBUH THIYARAH

*TAWAKKAL SEBAGAI PENYEMBUH THIYARAH*

*اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ*

  _"Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya."_
 *(HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad No. 909, Abu Dawud No. 3910 dan At-Tirmidzi No. 1614)*

 ☪ Hadits diatas menegaskan bahwa *thiyarah* (merasa sial karena sesuatu) termasuk syirik, dia menafikan kesempurnaan tauhid, karena orang yang menganggap sesuatu akan membawa sial atau celaka, maka keyakinan seperti ini jelas menyalahi  taqdir (ketentuan) Allah Swt.

 ☪ Thiyarah merupakan akidah zaman Jahiliyah, sudah ada di masa sebelum Islam. Lihatlah bagaimana Fir’aun merasa sial karena kehadiran Musa AS. beserta pengikutnya. Ketika datang bencana mereka katakan itu gara-gara Musa.

🌙 *Allah Swt berfirman :*
  _Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata :_  
 _"Itu adalah karena (usaha) kami."_
 _" Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya."_ 
 _" Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."_
 *(QS. Al A’raf/7 Ayat : 131)*

 ☪ Setelah Islam datang, maka Rasulullah Saw. melarang" thiyarah" dan sangat mencela pelakunya. Islam mengembalikan segala permasalahan kepada sunatullah (ketentuan-ketentuan Allah)  yang pasti dan bertawakkal kepada kekuasaan-Nya yang mutlak. 

🌙 *Allah Swt. berfirman :*
  _"Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya)."_
 *(QS. Ath Thalaq/65, Ayat : 3*

 ☪ Kita dilarang untuk
 menuduh kesialan itu karena  tanggal, hari, angka, bulan, tempat atau nama anak. Buang jauh-jauh anggapan sial dan ganti dengan tawakkal pada Allah Swt.

 🌙 *Syekh Sholeh Al Fauzan berkata :* 
  _"Penyembuh dari "thiyarah" adalah dengan bertawakkal pada Allah. Kemudian  meninggalkan anggapan sial dan tidak memiliki keraguan lagi dalam hati."_

 ☪ Jauhkan perasaan sial karena sesuatu secara umum, juga pada tempat dan waktu tertentu, sebagaimana anggapan sial dibulan Shafar. Kalau di negeri kita, yang terkenal adalah beranggapan sial dengan bulan Suro, maka itu pun sama terlarangnya.

🌙 *Dari Abu Hurairah Ra,  bahwa Rasulullah Saw. bersabda :*
 _"Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar."_
  *(HR. Bukhari No. 5757 dan Muslim No. 2220)*

 ☪ *Ketika kita mendapatkan hal yang tidak mengenakkan, dianjurkan untuk berdo'a :*

*اللَّهُمَّ لاَ يَأْتِى بِالْحَسَنَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ يَدْفَعُ السَّيِّئَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ*

 _"Ya Allah, tiada yang dapat mendatangkan kebaikan kecuali Engkau. Tidak ada yang dapat menolak bahaya kecuali Engkau. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan-Mu."_
 *(HR. Abu Daud)*

*Allahumma Aamiin*

*SEMOGA MANFAAT*

*Sumber :*
1. assunnah-qatar.com
2. almanhaj.or.id
3. rumaysho.com

Thursday, July 23, 2020

JANGAN SAMPAI TERGELINCIR DI USIA SENJA.

JANGAN SAMPAI TERGELINCIR DI USIA SENJA.

Bismillahirrahmanirrahim...
Ibnul Jauzi rahimahullahu ta’ala berkata :
“Terkadang suatu hukuman ditunda hingga akhir usia tiba. Duhai (betapa malangnya) orang yang terus tergelincir di hari tua karena sebab dosa-dosanya di masa muda.”

_*Memang hidup tak akan lepas dari adanya masalah,* tapi jika masalah yang dihadapi adalah akibat perbuatan dosa yang dihasilkan diri sendiri itu yang patut disesalkan. Hidup terdegradasi bahkan lenyap segala kebaikan dan kemuliaan sebagai manusia. *Naudzubillah Min Dzalik*_

*↗️Al-Imam Al-Qurthubi menyatakan bahwa orang yang telah mencapai usia 40 tahun :* maka ia telah mengetahui besarnya nikmat yang telah Allah anugerahkan padanya, juga kepada kedua orang tuanya sehingga ia terus mensyukurinya.

*↗️Imam Malik rahimahullah berkata :*
“Aku mendapati para ulama di berbagai negeri, mereka sibuk dengan aktivitas dunia dan bergaulan bersama manusia. Ketika mereka sampai usia 40 tahun, mereka menjauh dari manusia.” (Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, 14:218)

*↗️Ibnu Katsir menyatakan bahwa ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun :* maka sempurnalah akal, pemahaman dan kelemah lembutannya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:623)

*🗣️Sebagaimana diterangkan oleh Imam Asy-Syaukani rahimahullah :* para ulama pakar tafsir menyatakan bahwa tidaklah seorang nabi diutus melainkan mereka telah berusia 40 tahun. (Fath Al-Qadir, 5:24)

_Masa tua adalah masa tidak semangat untuk beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua. Masa kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan *masa muda, yaitu masa emas untuk beramal shalih.*_

*↗️Ibrahim An-Nakha’i mengatakan :*
"Jika seorang mukmin berada di usia senja dan pada saat itu sangat sulit untuk beramal, maka dia akan dicatat sebagaimana dahulu (di waktu muda) dia pernah beramal. *Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah dalam Quran Surat At-Tin Ayat 6 :* Kecuali orang-orang yang beriman & mengerjakan amal saleh ; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. *Wallahu ta’ala a’lam.*

_Kiranya hidup mewah tak selalu membawa kebahagiaan di hari tua. Kesederhanaan itu lebih meringankan. Sebab terkadang manusia dibuat kehilangan waktu-waktu yang lain saat obsesinya diarahkan kepada mengejar duniawi semata. Hidup menjadi tidak proporsional.(tdk terkontrol)_

Barakallah fii Kum

Sunday, July 19, 2020

SOMBONG TERSELUBUNG

SOMBONG TERSELUBUNG

Seorang pria yang sedang bertamu di rumah seorang Ustadz Kondang tertegun heran,  ketika melihat Sang Ustadz sedang sibuk bekerja sendiri menyikat lantai rumahnya sampai bersih.

Pria itu bertanya,
"Apa yang sedang antum lakukan Pak Ustadz..?
Mengapa bukan pembantu rumah tangga saja yang antum perintahkan untuk mengepel lantai rumah?"

Pak Ustadz menjawab dengan tersenyum,
"Tadi saya kedatangan tamu yang meminta nasihat.

Saya berikan banyak nasihat yang insya Allah bermanfaat.
Namun, setelah tamu itu pulang di dalam hati saya terbersit penilaian bahwa saya ini orang hebat. Dibutuhkan banyak orang.
Kesombongan saya pun mulai muncul.
Oleh karena itu, saya lakukan  pekerjaan ini untuk membunuh perasaan sombong itu."

Kemudian pak Ustadz melanjutkan penjelasannya . 

SOMBONG adalah PENYAKIT HATI yang sering menghinggapi kita semua.

Siapa saja dan apapun statusnya, orang awam atau tokoh masyarakat bisa juga dihinggapi penyakit sombong ini.

Bahkan di kalangan para ustadz, muballigh, kiyai atau habaib,  benih-benih kesombongan bisa muncul tanpa mereka sadari. 

● Ditingkat ke-1:
Sombong disebabkan oleh *Faktor materi,* di mana kita merasa :
~ Lebih kaya,
~ Lebih berkuasa,
~ Lebih tinggi jabatan,
~ Lebih rupawan &
~ Lebih terhormat daripada orang lain. 

●Ditingkat ke-2 :
Sombong disebabkan oleh *Faktor kecerdasan,* kita merasa :
~ Lebih rajin
~ Lebih pintar
~ Lebih kompeten
~ Lebih berpengalaman
~ Lebih berwawasan dibandingkan dengan orang lain. 

●Ditingkat ke-3:
Sombong disebabkan oleh *Faktor kebaikan*, kita sering menganggap diri kita:
~ Lebih bermoral
~ Lebih pemurah
~ Lebih banyak amalnya
~ Lebih semangat berjuang dan beribadah
~ Lebih banyak kontribusinya untuk umat.
~ Lebih besar dari orang lain berdasarkan apa yang sudah dicapai, seraya meremehkan orang lain dengan menganggapnya orang kecil.
~ Lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik...
Semakin Tinggi tingkat KESOMBONGAN kita, semakin sulit pula kita mendeteksinya.

Sombong karena MATERI mudah terlihat.
 
Namun, 

Sombong karena PENGETAHUAN, apalagi SOMBONG karena KEBAIKAN, SULIT DILIHAT.

Karena, ....
Seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Cobalah setiap hari kita melakukan INTROSPEKSI DIRI.

Kadang kita butuh orang lain untuk membantu mengintrospeksi diri.

Kita juga butuh kritikan dan masukan dari orang lain. 

Mari kita sadari bahwa setiap hal yang baik, yang bisa kita lakukan itu semua adalah karena izin dan pertolonganNya saja.

Maka hendaklah kita banyak bersyukur kepada-Nya.
Semua itu tidak lain adalah ANUGERAH-NYA.

KESOMBONGAN hanya akan membawa kita pada KEHINAAN DIRI dan KEJATUHAN yang mendalam.

Tetaplah BERSABAR dan RENDAH HATI.

Ketika lahir, dua tangan kita kosong, ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong...

Waktu datang kita tidak membawa apa-apa, waktu pergi kita juga tidak membawa apapun.

Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan, 
jangan minder karena miskin dan rendah, 
bukankah kita semua hanyalah tamu didunia ini, 
pada waktunya kita pulang ke akherat, dan semua milik kita hanyalah titipan dari Allah Azza Wa Jalla yang sewaktu-waktu  diambilNya.

TETAPLAH RENDAH HATI seberapapun tinggi kedudukan kita.

TETAPLAH PERCAYA DIRI seberapapun kekurangan kita.

HANYA SATU KEPUNYAAN KITA yang bukan pinjaman, yang akan kita bawa kemana pun kita pergi, yaitu 
IMAN + AMAL.

Tidak akan menjadi orang besar jika dalam hati selalu menganggap kecil orang lain.

Kita sama-sama saling belajar merendahkan hati, tetapi tidak merendahkan diri. 


(sekedar renungan juga reminder untuk diri sendiri) 
🌸✨☕~~~