Monday, January 30, 2017

Semua Anak Terlahir Special

SEMUA ANAK TERLAHIR SPECIAL

SELAMAT Buat orangtua..dan para pendidik  SEMOGA KITA SELALU DLM LINDUNGaN Allah .ini ada bacaan  ....bagus untuk mengetahui kecerdasan anak-anak kita. Yg tenyata sangat ber-beda2, ga bisa di-banding2kan... Silahkan dibaca :
*MAKNA KECERDASAN?...*

Di papan tulis, saya menggambar sebatang pohon kelapa di tepi pantai, lalu sebutir kelapa yang jatuh dari tangkainya.
Lalu saya bercerita, ada 4 anak yg mengamati fenomena alam jatuhnya buah kelapa ditepi pantai itu.

*Anak ke 1 :* Dengan cekatan dia mengambil secarik kertas, membuat
bidang segi tiga, menentukan sudut, mengira berat kelapa, dan dengan rumus matematikanya anak ini menjelaskan hasil perhitungan ketinggian pohon kelapa, dan energi potensial yang  dihasilkan dari kelapa yang jatuh
lengkap dengan persamaan matematika dan fisika.

Lalu psikolog tanya kepada siswa saya? Apakah anak ini cerdas?... dijawab serentak sekelas ... iya ... Dia anak yang cerdas. Lalu saya lanjutkan cerita ...

*Anak ke 2 :* Dengan gesit anak ke dua ini datang memungut kelapa yang
jatuh dan bergegas membawanya ke pasar, lalu menawarkan ke pedagang dan dia bersorak ... yesss ... laku Rp 5.000.

Kembali saya bertanya ke anak-anak dikelas ... apakah anak ini cerdas?...
Anak-anak menjawab iyaa ... Dia anak yg cerdas. Lalu saya lanjutkan cerita...

*Anak ke 3 :* Dengan cekatan, dia ambil kelapanya kemudian dia bawa keliling sambil menanyakan, pohon kelapa itu milik siapa? _Ini kelapanya jatuh, mau saya kembalikan kepada yang punya pohon._

Saya bertanya kepada anak-anak ... apakah anak ini cerdas?... anak-anak dengan mantap
menjawab ... iya ... dia anak yang cerdas.
Sayapun melanjutkan cerita ke empat ...

*Anak ke 4 :* Dengan cekatan, dia mengambil kelapanya kemudian dia
melihat ada seorang kakek yg tengah kepanasan dan berteduh dipinggir
jalan. _"Kek, ini ada kelapa jatuh, tadi saya menemukannya, kakek boleh meminum dan memakan buah kelapanya"._
Lalu saya bertanya ... apakah anak ini, anak yg cerdas? Anak-anak  menjawab,
iya ... dia anak yang  cerdas.

Anak-anak menyakini bahwa semua cerita diatas menunjukan anak yg cerdas.
Mereka jujur mengakui bahwa setiap anak memiliki *"Kecerdasan unikanya".*
Dan mereka ingin dihargai *"Kecerdasn unikanya"* tersebut.......

Namun ... yang sering terjadi ... di dunia kita, dunia para orang tua dan pendidik, menilai kecerdasan anak hanya dari satu sisi, yakni ?

*"Kecerdasan Anak Pertama, Kecerdasan Akademik"*, Lebih parahnya, kecerdasan yang dianggap oleh negara adalah kecerdasan anak pertama yang diukur dari nilai saat mengerjakan UN.

Sedang ... *"Kecerdasan Finansial"* (anak no 2), *"Kecerdasan Karakter"* (anak no 3) dan *"Kecerdasan Sosial"* (anak no 4). Belum ada ruang yg diberikan Negara untuk mengakui kecerdasan mereka.

Anak Anda termasuk nomor berapa?

Saya jadi ingat, dulu sering kami jadikan olok olokan saat SMA, antara anak IPA dan anak IPS, siapa yg sebenarnya cerdas? Bagaimana kira-kira perasaan buat anak IPS? Terkadang terasa diperlakukan jadi siswa yang terpinggirkan.... Duh menyedihkan...😥

Anak anda semuanya adalah anak-anak yang cerdas dengan *"Keunikan dan Kecerdasan-nya"* masing-masing... hargai dan jangan samakan dengan orang lain atau bahkan dengan diri anda sendiri.

Mari hargai kecerdasan anak kita masing-masing,  dan siapkan mereka dengan *4 kecerdasan*  _*(Akademik, Finansial, Karakter, dan Sosial)*_  sebagai pedoman dimana mereka akan mengarungi lautan hidup kelak.

*#Tiap manusia lahir dengan kecerdasan dan keunikan masing-masing#* 🌟🌟🌟

Share by *KOMPPAK*
_*Komunitas Pecinta Pendidikan, Anak, dan Keluarga*_
_Bila dirasa bermanfaat, silahkan anda share kepada sahabat-sahabat anda..._

Wednesday, January 18, 2017

KERAMAT ITU SUDAH PERGI

Keramat Itu Sudah Pergi

Malang, 10 Jan 2017

Sekitar jam 06.30 , tersentak kaget ketika istri menelepon dan menyampaikan berita duka itu.

Terbayang langsung saat-saat terakhir jaga mama di Rumah Sakit. Begitu senangnya beliau di keramas rambutnya oleh kakak ipar, belum lagi beliau minta dipotong rambutnya oleh istri....akh tidak terasa dan kuat air mata ini mengalir dan terduduk terpana di lobby kost-an.

Terjaga dan bergerak segera ke kamar kost untuk menyiapkan tas dan sepatu serta mengetuk teman kost untuk minta tolong mengantar segera ke bandara Abdurrahman Saleh Malang.

Alhamdulillah, pesawat on time berangkat sesuai yang saya inginkan dan tepat jam 10 pagi tiba di Cengkareng, Bandara Soekarno Hatta. 

Melihat antrian Taxi yang cukup panjang, saya langsung berinisiatif menaiki Bus antar moda dengan jurusan ke Depok.

WA grup keluarga berbunyi sahut menyahut mengirim foto-foto dan komentar, semua menunjukkan kondisi terkini proses penanganan jenazah mamaku tercinta.

Sekitar jam 11.00 WIB, Bus yang saya naiki masih berada di tol Jagorawi, diselah kebekuan dan bayangan wajah mama mengisi jam-jam perjalanan ini. Aku isi kebekuan ini dengan membaca surat Al-Mulk dan Yaa Siin serta berdoa, agar Alloh menyampaikan pahala amal ini untuk almarhumah dan mengampuni dosa-dosa beliau.

Kemudian Abang dan istri ku menelepon menanyakan posisi saya, kemudian saya sampaikan jika Jam 11.30 lewat saya belum sampai, maka jenazah mama di bawah ke Masjid untuk di sholatkan Ba'da Sholat Zuhur berjamaah. Sambil dalam hati berdoa, semoga Alloh sampaikan keinginan ku untuk menyolati dan menguburkan Alhmarhumah.

Bus Keluar Tol Cijago sekitar Jam 11.45, kemudian saya segera turun untuk tukar moda menaiki ojek pangkalan.

Alhamdulillah, Alloh mengabulkan keinginanku, tepat Azan Zuhur, Ojek yang aku naiki sampai di Masjid tempat jenazah almarhumah akan di sholatkan.

Pemakaman sudah disiapkan dan alhamdulillah mendapat tempat disebelah kiri makam papa. Ustadz Anton menyeru ke anak-anak mama untuk turun ke liang lahat dan segera saya turun disusul abang tertua dan abang ke tiga. 

Ketika jenazah telah siap disamping liang lahat , sempat saya tersentak kaget, karena ternyata saya berdiri diposisi kepala almarhumah. Kemudian dengan bimbingan Ustadz Anton kami diinstruksikan untuk melepas tali-tali pengikat kain kafan dan meletakkan semua tali di kaki jenazah.

Kemudian Ustadz Anton meminta saya membuka penutup wajah almarhumah....gemetar tangan ini ketika membuka penutup wajah tsb dan bertambah gemetar tsb sambil terucap takbir berulang-ulang ketika penutup wajah tersingkap tampak ada air mata menetes di mata kanan mama diiringin dengan senyuman yang menawan. 

Semakin kencang getaran itu, alhamdulillah mulut ini tidak berhenti bertakbir dan berzikir untuk menguatkan hati ini melihat kondisi wajah almarhumah mama. Setelah kami miringkan tubuh jenazah ke arah kanan dan menganjal dengan tanah agar tidak terbalik, kemudian ustadz Anton meminta saya untuk mengumandangkan azan dan iqomah.

Setelah jenazah di tutup papan kayu, perlahan-lahan tanah di pacul mengisi liang lahat dan makin lama makin banyak mengisi penuh liang lahat. Ku dudukkan badan ini dekat makam mama, sambil melihat petugas makam memadati tanah.

Masih terasa tangan, kaki dan badan ini dalam keadaan kelu dan beku serta wajah terakhir almarhumah mama masih terbayang-bayang sambil berucap semoga mama husnul Khotimah.

Selamat jalan mamaku sayang, begitu cintaNya Alloh kepadamu, sehingga Alloh hapus dosa-dosamu dengan sakit diabetesmu. Penuhnya ujian yang harus mama lewati dimasa-masa transisi itu. Alhamdulillah Alloh menguatkan dirimu untuk kembali kepadaNya dengan tenang.

Maaf kan anakmu mama, karena belum bisa berbakti dengan sempurna dan yang terbaik untukmu. Wajah terakhirmu selalu terbayang-bayang, semoga papa, mama dan anak-anak serta cucu sekalian dapat dikumpulkan kembali di Surga MU Ya Alloh. dan jadikan penantian mama dan papa di alam kubur seperti di taman-taman Surga MU. 

Aaamiin, Aaamiin, Aaamiin Yaa. Robbal'aalamin.

Dari anakmu yang merindukanmu.......
18 Jan 2017







Bubur Ayam Pagi : IKHLAS ITU....


Friday, January 6, 2017

MANA MAK

*MANA MAK*
_Oleh Asrul Agin_

*Jam 6.30 sore*

Mak  berdiri di depan pintu. Wajah Mak kelihatan resah. Mak menunggu si bungsu pulang dari mengaji. Ayah pulang dari sawah, dan menanyakan si Gadang sama Mak: Si Gadang mana?
Mak menjawab, “Ada di dapur sedang menyiapkan makan.”

Ayah tanya Mak lagi,” Angah mana?”
Mak jawab, “Angah mandi, baru pulang main bola.”

Ayah tanya Mak lagi, “Atiak mana?”
Mak menjawab, “Atiak, Kicik nonton tv dengan Alang di dalam”

Ayah tanya lagi, “Adik sudah pulang?”
Mak menjawab, “Belum. Seharusnya sudah pulang.  Sepeda adik rusak.. Sebentar lagi kalau nggak pulang juga kita pergi cari adik.

Mak menjawab pertanyaan ayah sepenuh hati. Tiap hari ayah menanyakan hal yang sama.
Mak selalu menjawab dengan penuh perhatian. Mak selalu mengetahui bagaimana keadaan anak-anak Mak setiap saat.

*20 tahun kemudian*

*Jam 6.30 sore*

Ayah pulang ke rumah. Baju ayah basah. Hujan turun sejak siang tadi.
Ayah tanya si Gadang, “Mana Mak?”
Si Gadang sedang mematut-matut baju barunya, lalu menjawab, “Nggak tahu.”

Ayah tanya Angah, “Mana Mak?”
Si Angah sedang nonton TV lalu menjawab, “Mana saya tahu.”

Ayah tanya si Atiak, “Mana Mak?”
Ayah menunggu lama jawaban dari Atiak yang  asyik membaca majalah.
Ayah tanya si Atiak lagi, "Mana Mak?"
Atiak  menjawab, “Entah.”
Atiak terus membaca majalah tanpa menoleh kepada Ayah.

Ayah tanya Alang, “Mana Mak?”
Alang nggak menjawab. Alang hanya menggerakkan bahu tanda tidak tahu.

Ayah nggak mau tanya Kicik dan Adik yang sedang asyik ber-facebook. Ayah tahu dia tidak akan mendapatkan jawaban yang diinginkannya.

Tidak ada siapapun yang tahu di mana Mak. Tidak ada satupun anak-anak yang ingin tahu di mana Mak. Mata dan hati anak-anak tidak ada pada Mak. Hanya mata dan hati Ayah yang mencari-cari di mana Mak.  Tidak ada anak-anak Mak yang tahu setiap kali ayah bertanya, "Mana Mak?"

Tiba-tiba Adik bungsu bersuara, “Mak ini sudah senja pergi juga merayap. Nggak segera pulang!”
Tersentak hati Ayah mendengar  kata-kata Adik.

Dulu anak-anak Mak akan berlari mendekap Mak, apabila pulang dari sekolah. Mereka akan tanya "Mana Mak?" apabila Mak tidak menunggu mereka di depan pintu.

Mereka akan tanya, "Mana Mak." Apabila dapat rangking 1 atau kaki lecet main bola di sekolah.  Mak  gelisah apabila anak-anak Mak lambat pulang. Mak ingin tahu di mana semua anak-anaknya berada setiap saat. Sekarang anak-anak sudah besar. Sudah lama anak-anak Mak tidak bertanya "Mana Mak?" Semakin anak-anak Mak besar, pertanyaan "Mana Mak?" semakin hilang dari bibir anak-anak Mak.

Ayah berdiri di depan pintu menunggu Mak. Ayah gelisah menunggu Mak karena sudah senja begini Mak masih belum pulang. Ayah risau karena sejak akhir-akhir ini Mak selalu mengeluh sakit lutut.

Dari jauh kelihatan sosok Mak berjalan memakai payung yang sudah uzur. Besi-besi payung tersembul keluar dari kainnya. Hujan masih belum berhenti. Mak menjinjing dua bungkusan plastik. Sudah kebiasaan bagi Mak, Mak akan bawa sesuatu untuk anak-anak Mak apabila pulang dari berjalan.

Sampai di halaman rumah Mak berhenti di depan deretan mobil anak-anak Mak. Mak buang daun-daun yang mengotori mobil anak-anak Mak.  Mak usap bahagian depan mobil Atiak perlahan-lahan. Mak merasakan seperti mengusap kepala Atiak waktu Atiak kecil. Mak senyum. Kedua bibir Mak ditutup rapat. Senyum tertahan, hanya Ayah yang faham. Sekarang Mak tidak dapat lagi mengusap kepala anak-anak seperti ketika anak-anak Mak kecil dulu. Mereka sudah besar. Mak takut anak Mak akan menepis tangan Mak kalau Mak lakukan.

Lima buah mobil milik anak-anak Mak berdiri megah. Mobil Atiak paling hebat. Mak tidak tahu apa kehebatan mobil Atiak itu.  Mak cuma suka warnanya. Mobil warna merah bata, warna kesukaan Mak.  Mak belum pernah merasakan naik mobil anak Mak yang ini.

Baju mak basah kena hujan. Ayah metutup payung Mak. Mak memberi salam. Salam Mak tidak berjawab. Terketar-ketar lutut Mak melangkahi anak tangga. Ayah membimbing Mak masuk ke rumah. Lutut Mak sakit lagi.

Mak meletakkan bungkusan di atas meja. Sebungkus ketan dan beberapa pisang goreng pemberian Mak Uda untuk anak-anak Mak.  Mak Uda tahu anak-anak Mak suka makan pisang goreng dengan ketan dan Mak malu untuk meminta untuk bawa pulang. Namun raut wajah Mak sudah cukup membuat Mak Uda mengerti. Saat menerima bungkusan goreng pisang dan ketan dari Mak Uda tadi, Mak sempat berkata kepada Mak Uda,  "Wah berebutlah anak-anak nanti nampak pisang goreng dan ketan kamu ini."

Sekurang-kurangnya itulah bayangan Mak. Mak bayangkan anak-anak Mak sedang gembira menikmati pisang goreng dan ketan sebagaimana waktu anak-anak Mak kecil dulu. Mereka berebut dan Mak jadi hakim pembuat keputusan. Sering kali Mak memberikan bagian Mak supaya anak-anak Mak puas makan. Bayangan itu sering singgah di kepala Mak.

Ayah menyuruh Mak menukar baju yang basah itu. Sesudah Mak menukar baju, Ayah mengiringi Mak ke dapur.  Mak ajak anak-anak Mak makan pisang goreng dan ketan. Tidak seorang pun yang menoleh kepada Mak. Mata dan hati anak-anak Mak sudah bukan pada Mak lagi.

Mak hanya tertunduk, menerima keadaan.

Ayah tahu Mak sudah tidak bisa mengharapkan anak-anak melompat-lompat gembira dan berlari mendekapnya seperti dulu. Ayah menemani Mak makan. Mak menyuap nasi perlahan-lahan, masih mengharapkan anak-anak Mak akan makan bersama. Setiap hari Mak berharap begitu. Hanya Ayah yang duduk bersama Mak di meja makan setiap malam.

Ayah tahu Mak capek sebab berjalan jauh. Siang tadi Mak pergi ke rumah Mak Uda di kampung subarang untuk mencari pisang dan beras pulut.  Mak hendak  membuat pisang goreng dan ketan kesukaan anak-anak Mak.

Ayah tanya Mak kenapa Mak tidak telepon menyuruh anak-anak menjemput. Mak jawab, "Saya sudah suruh mak Uda telepon anak-anak tadi. Tapi kata mak Uda semua tak ada yang mengangkat."

Mak  minta Mak Uda telepon anak-anak karena Mak tidak bisa berjalan pulang sebab hujan. Lutut Mak akan sakit kalau kedinginan. Ada sedikit harapan di hati Mak agar salah seorang anak Mak akan menjemput Mak dengan mobilnya.  Mak ingin kalau Atiak yang datang menjemput Mak dengan mobil barunya. Tidak ada seorangpun yang datang menjemput Mak.

Mak tahu anak-anak Mak tidak dengar telepon berbunyi. Mak  ingat kata-kata ayah, “Kita tak usah merepotkan anak-anak. Selagi kita mampu apapun kita kerjakan saja sendiri.  Mereka ada kehidupan masing-masing. Tak usah sedih-sedih. Maafkan sajalah anak-anak kita. Tak apalah kalau tak merasa menaiki mobil mereka sekarang. Nanti kalau kita mati kita masih bisa merasakan anak-anak mengangkat kita di bahu mereka.

Mak faham buah hati Mak semua sudah besar. Gadang dan Angah sudah beristeri. Atiak, Alang, Kicik dan Adik masing-masing sudah punya buah hati sendiri yang sudah mengambil tempat Mak di hati anak-anak Mak. Pada suapan terakhir, setitik air mata Mak jatuh ke piring. Pisang goreng dan ketan masih belum diusik oleh anak-anak Mak.

*Beberapa tahun kemudian*

Beberapa tahun kemudian Mak Uda tanya  Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kicik dan Adik: “Mana Mak?”.  Hanya Adik yang jawab, “Mak sudah tak ada.” Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kak Cik dan Adik tidak sempat melihat Mak waktu Mak sakit.
 
Dalam isakan tangis, Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kak Cik dan Adik merangkul kuburan Mak.
Hanya batu nisan yang berdiri tegak.  Batu nisan Mak tidak bersuara. Batu nisan tidak ada tangan seperti tangan Mak yang selalu memeluk erat anak-anaknya apabila anak-anak datang menerpa Mak semasa anak-anak Mak kecil dulu.

Mak pergi ketika Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kicik dan Adik berada jauh di kota. Kata si Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kicik dan Adik mereka tidak dengar handphone berbunyi ketika ayah menelepon mereka yang memberitahukan bahwa Mak sakit keras.

Mak faham, mata dan telinga anak-anak Mak adalah untuk orang lain bukan untuk Mak.
Hati anak-anak Mak bukan milik Mak lagi. Hanya hati Mak yang tidak pernah diberikan kepada sesiapa, hanya untuk anak-anak Mak.  Mak tidak sempat merasa diangkat di atas bahu anak-anak Mak. Hanya bahu ayah yang sempat mengangkat jenazah Mak dalam hujan renyai.

Ayah sedih sebab tidak ada lagi suara Mak yang akan menjawab pertanyaan Ayah,
"Mana Gadang?" , "Mana Angah?", "Mana Atiak?", "Mana Alang?", "Mana Kicik?" atau "Mana Adik?".  Hanya Mak saja yang rajin menjawab pertanyaan ayah itu dan jawaban Mak memang tidak pernah salah. Mak senantiasa yakin dengan jawabannya sebab Mak memang tahu di mana anak-anaknya berada pada setiap saat. Anak-anak Mak senantiasa di hati Mak tetapi hati anak-anak Mak ada orang lain yang mengisinya.

Ayah sedih.  Di tepi kubur Mak, Ayah bermonolog sendiri, "Mulai hari ini tidak perlu bertanya lagi kepada Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kicik dan Adik: "Mana mak?" "

Mobil merah Atiak bergerak perlahan membawa Ayah pulang. Gadang, Angah, Alang, Kicik dan Adik mengikuti dari belakang. Hati ayah hancur teringat hajat Mak untuk naik mobil merah Atiak tidak kesampaian. Ayah terbayang kata-kata Mak malam itu, "Bagus sekali mobil Atiak, kan Bang? Besok-besok Atiak bawalah kita jalan-jalan ke Danau Maninjau. Saya akan buat goreng pisang dan ketan buat bekal."

"Ayah, Ayah....bangun." Suara Atiak memanggil ayah. Ayah pingsan sewaktu turun dari mobil Atiak.


Terbata-bata ayah bersuara, "Mana Mak?"    
Ayah  tidak mampu berhenti menanyakan hal itu  hingga ke akhir hayatnya...

Subhanallah..
Jauhkanlah kami dari sikap yg timbul atas kesibukan duniawi hingga kami melupakan orang2 yg paling mencintai kami Yaa Allah..Ya Rabb.. AAMIIN
🙏🏽

"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran"
Artinya : "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"

Aamiin Allohumma Aamiin

🙏🙏🙏😢😪😥🙏🙏🙏.   

Mengharapkan yg terbaik utk mamaku tersayang, yg saat ini sedang terbaring sakit Di Rumah Sakit.
Semoga Alloh jadikan sakit nya utk penghapus dosanya Dan meringankan bebannya Serta menguatkan hati Dan imannya. Aamiin yaa robbal'aalamiin.

Doa Anakmu..diperantauan.

Tuesday, January 3, 2017

The Last Lecture (Pengajaran terakhir)

*Dikutip dari Buku Karya Ausberg 49 tahun buku yang berjudul*
*"THE LAST LECTURE"*
*(Pengajaran Terakhir)* yang menjadi salah satu buku best-seller di tahun 2007.""

*KUNCI UNTUK MEMBUAT HIDUP ANDA LEBIH BAIK,*

terdiri atas 
*--Personality,*
*--Community* and
*--Life.* 

Berikut penjelasannya:

   *A.  PERSONALITY:*

*1*. Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain karena Anda tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui.

*2.* Jangan berpikir negatif akan hal-hal yang berada diluar kendali Anda, melainkan salurkan energi Anda menuju kehidupan yang dijalani saat ini, secara positif

*3.* Jangan bekerja terlalu keras, jangan lewati batasan Anda.

*4*. Jangan memaksa diri Anda untuk selalu perfect, tidak ada satu orang pun yang sempurna.

*5.* Jangan membuang waktu Anda yang berharga untuk gosip.

*6*. Bermimpilah saat anda bangun (bukan saat tertidur).

*7*. Iri hati membuang-buang waktu, Anda sudah memiliki semua kebutuhan Anda.

*8*. Lupakan masa lalu. Jangan mengungkit kesalahan pasangan Anda di masa lalu. Hal itu akan merusak kebahagiaan Anda saat ini.

*9.* Hidup terlalu singkat untuk membenci siapapun itu. Jangan membenci.

*10*. Berdamailah dengan masa lalu Anda agar hal tersebut tidak mengganggu masa ini.

*11*. Tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda kecuali Anda.

*12*. Sadari bahwa hidup adalah sekolah, dan Anda berada di sini sebagai pelajar. Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Anda dapat bertahan seumur hidup.

*13*. Senyumlah dan tertawalah.

*14*. Anda tidak dapat selalu menang dalam perbedaan pendapat. Belajarlah menerima kekalahan.

      *B. COMMUNITY:*

*15.* Hubungi keluarga Anda sesering mungkin

*16*. Setiap hari berikan sesuatu yang baik kepada orang lain.

*17*. Ampuni setiap orang untuk segala hal

*18.* Habiskan waktu dengan orang-orang di atas umur 70 dan di bawah 6 tahun.

*19*. Coba untuk membuat............. paling sedikit 3 orang tersenyum setiap hari.

*20.* Apa yang orang lain pikirkan tentang Anda bukanlah urusan Anda.

*21*. Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda di saat Anda sakit, tetapi keluarga dan teman Anda. Tetaplah berhubungan baik

           *C. LIFE:*

*22*. Jadikan Tuhan sebagai yang pertama dalam setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan Anda.

*23.* Tuhan menyembuhkan segala sesuatu.

*24.* Lakukan hal yang benar.

*25.* Sebaik/ seburuk apapun sebuah situasi, hal tersebut akan berubah.

*26*. Tidak peduli bagaimana perasaan Anda, bangun, berpakaian, dan keluarlah!.

*27.* Yang terbaik belumlah tiba.

*28*. Buang segala sesuatu yang tidak berguna, tidak indah, atau mendukakan.

*29.* Ketika Anda bangun di pagi hari, berterima kasihlah pada Tuhan untuk itu.

*30.* Jika Anda mengenal Tuhan, Anda akan selalu bersukacita. So, be happy.

Mati tdk menunnggu Tua....Mati tidak menunggu sakit...nikmati hidup....sebelum hidup tidak bisa di nikmati.                                             SEMOGA BERMANFAAT🙏🏻🙏🏻🌺