Saturday, June 27, 2020

MENYESAL SAAT SAKARATUL MAUT

MENYESAL SAAT SAKARATUL MAUT

Alkisah ada seorang sahabat Nabi bernama Sya’ban RA

Ia adalah seorang sahabat yg tdk menonjol dibandingkan sahabat2 yg lain

Ada suatu kebiasaan unik darinya yaitu setiap masuk masjid sbelum sholat berjamaah ia selalu beritikaf di pojok depan masjid.
Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah bersandaran atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah.
Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat bahkan oleh Roasulullah SAW, bahwa Sya’ban RA selalu berada di posisi tersebut termasuk saat sholat berjamaah. 

Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai Rasulullah SAW mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa. Nabi pun bertanya kepada jamaah yang hadir apakah ada yang melihat Sya’ban RA.Namun tak seorangpun jamaah yang melihat Sya’ban RA. Sholat subuhpun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA.

Namun yang ditunggu belum juga datang. Khawatir sholat subuh kesiangan, Nabi memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.  

Selesai sholat subuh, Nabi bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban RA..?
Namun tak ada seorangpun yang menjawab.

Nabi bertanya lagi apa ada yang mengetahui di mana rumah Sya’ban RA..?

Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA

Nabi yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumahnya.

Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Nabi dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksud.
Rombongan Nabi sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah tersebut Nabi SAW mengucapkan salam.
Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut

“Benarkah ini rumah Sya'ban ?” Nabi bertanya

“benar ya Rasulullah, saya istrinya” jawab wanita tersebut

“Bolehkah kami menemui Sya’ban, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid ?”

Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab:
“Beliau telah meninggal tadi pagi..”

Rasulullah dan para sahabatnya mengucapkan;
“Innalilahi wainna ilaihirojiun Masya Allah, satu-satunya penyebab dia tidak sholat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya”

Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rosul SAW :
“Ya Rasulullah, ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat.
Kami semua tidak paham apa maksudnya."

“Apa saja kalimat yang diucapkannya ?” tanya Rasul

Di masing2 teriakannya ia berucap kalimat:
“Aduh kenapa tdk lebih jauh..”
“Aduh kenapa tdk yg baru”
“Aduh kenapa tdk semua”

Lalu Nabi menjelaskan dari perkataan yg keluar dari lisan Sya’ban sbelum sakaratul maut
Nabi pun melantukan ayat yg terdapat dalam surat Qaaf 50 ayat 22 :
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.“

Saat Sya’ban dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah SWT. Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah
Apa yang dilihat oleh Sya’ban (dan orang yang sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yang lain.

Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk sholat berjamaah lima waktu.

Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke Masjid.
Dia melihat seperti apa bentuk surga ganjarannya.

Saat melihat itu dia berucap:

“Aduuh kenapa tidak lebih jauh..?”

Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan sorga yang didapatkan lebih indah.

Dalam penggalan berikutnya Sya’ban melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin. Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang.
Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya
Jadi dia memakai dua buah baju. 
Sya’ban sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.
Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar. Sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan sholat dengan baju yang lebih bagus. Dalam perjalanan ke masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi mengenaskan.

Sya’ban pun iba, lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama-sama ke masjid melakukan sholat berjamaah.Orang itupun terselamatkan dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah.

Sya’ban pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut 

Kemudian dia berteriak lagi:

“Aduuuh kenapa tidak yang baru...?”

 Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban.

Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru.

Berikutnya Sya’ban melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu. Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis didepan pintu yg meminta diberi sedikit roti krn sudah lebih 3 hari perutnya tdk diisi makanan
Melihat hal tersebut Sya’ban merasa iba. Ia kemudian membagi 2 roti sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua. Kemudian mereka makan bersama-sama roti itu yg sebelumnya dicelupkan susu dengan porsi yg sama

Allah kemudian memperlihatkan ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan surga yg indah

Demi melihat itu diapun berteriak lagi:

"Aduh kenapa tidak semua..?”

Sya’ban kembali menyesal
 Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat surga yang lebih indah

Masya Allah , Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa ia tidak optimal.

Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakaratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konsekuensi dari semua perbuatannya di dunia. 

Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah.
Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat dimundurkan.

Sering sekali kita mendengar ungkapan hadits berikut:
“Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam.”
“Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam .”
“Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya.”

Namun lihatlah, masjid tetap saja lengang.
Seolah kita tidak percaya kepada janji Allah.
Mengapa demikian ?

Karena apa yang dijanjikan Allah SWT itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal.
Mata kita tertutupi oleh suatu hijab.
Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Allah tdk pernah meleset

Allah akan membuka hijab itu pada saatnya
Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan
Sya’ban RA telah menginspirasi kita
bagaimana seharusnya menyikapi janji Allah SWT tsb. 
Dia ternyata tetap menyesal sebagaimana halnya kitapun juga akan menyesal.
Namun penyesalannya bukanlah karena tidak menjalankan perintah Alloh SWT.
Penyesalannya karena tidak melakukan kebaikan dengan optimal. 

Sudahkah kita semua berhitung siap menghadapi apa yg akan pasti kita hadapi yaitu sakaratul maut, atau masih sibuk dgn urusan dunia yg pasti kita tinggalkan...?

Semoga kita semua selalu bisa mengoptimalkan kebaikan-kebaikan disetiap kesempatan. Aamiin...

Semoga bermanfaat

Sumber : 
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/12/24/oio4lo396-sahabat-rasul-syaban-ra-yang-menyesal-saat-sakaratul-maut

"Sekolah KNOWING vs Sekolah BEING"

"Sekolah KNOWING vs Sekolah BEING"

Kantor kami, Perusahaan PMA dari Jepang, mendapat pimpinan baru  
dari Perusahaan induknya. 

Ia akan menggantikan Pimpinan  lama yang sudah waktunya kembali ke negaranya.

Sebagai partner, saya ditugaskan utk mendampinginya selama ia di Indonesia.

Saya memperkenalkan kepadanya  relasi, dan melihat objek wisata kota Jakarta dan Bandung.  
Pada saat kami ingin menyeberang jalan, teman saya ini selalu berusaha utk mencari zebra cross.

Berbeda dgn saya dan org Jakarta yg lain, dgn mudah menyeberang di mana saja sesukanya.

Teman saya ini tetap tdk terpengaruh oleh situasi. 

Dia terus mencari zebra cross ataupun jembatan penyeberangan, setiap kali akan menyeberang. 

Padahal di Indonesia tidak setiap jalan dilengkapi dgn sarana seperti itu.

Yg lebih memalukan, meskipun sdh ada zebra cross tetap saja para pengemudi tancap gas, tidak mau mengurangi kecepatan guna memberi kesempatan pada para penyeberang. 

Teman saya geleng2 kepala mengetahui perilaku masyarakat kita.

Akhirnya saya coba menanyakan pandangannya mengenai fenomena menyeberang jalan.

Saya bertanya, mengapa orang2 di negara ini menyeberang tidak pada tempatnya, meskipun mereka tahu bahwa zebra cross itu adalah sarana utk menyeberang jalan. 

Sementara kenapa dia selalu konsisten mencari zebra cross meskipun tidak semua jalan di negara kami dilengkapi dgn sarana tsb..

Pelan2 dia menjawab pertanyaan saya,
 "It's ALL HAPPENS BECAUSE OF THE EDUCATION SYSTEM."

Saya kaget juga mendengar jawabannya. 

Apa hubungan nya menyeberang jalan sembarangan dgn sistem pendidikan?

Dia melanjutkan penjelasan nya, "Di dunia ini ada 2 jenis sistem pendidikan, yang pertama adalah sistem pendidikan yg hanya menjadikan anak2 kita menjadi mahluk 'KNOWING' atau SEKEDAR TAHU SAJA, sedangkan yg kedua sistem pendidikan yg mencetak anak2 menjadi mahluk 'BEING'.

Apa maksudnya?

Maksudnya, sekolah hanya bisa mengajarkan banyak hal UNTUK DIKETAHUI PARA SISWA. 

Sekolah TIDAK MAMPU MEMBUAT SISWA MAU MELAKUKAN APA YANG DIKETAHUI SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPAN NYA. 

Anak2 tumbuh hanya menjadi 'MAHKLUK KNOWING', hanya sekedar 'MENGETAHUI' bahwa:
» ZEBRA CROSS adalah TEMPAT MENYEBERANG,
» TEMPAT SAMPAH ADALAH UNTUK MENARUH SAMPAH.

Tapi "MEREKA TETAP AKAN MENYEBERANG DAN MEMBUANG SAMPAH SECARA SEMBARANGAN".

Sekolah semacam ini BIASANYA MENGAJARKAN "BANYAK SEKALI MATA PELAJARAN". 

Tak jarang membuat para siswanya STRESS, PRESSURE & akhirnya MOGOK SEKOLAH.

"SEGALA MACAM DIAJARKAN" dan BANYAK HAL DIUJIKAN, "TETAPI TAK SATUPUN DARI SISWA YANG MENERAPKANNYA SETELAH UJIAN". 

Ujiannya pun HANYA SEKEDAR TAHU, 'KNOWING'.

Di negara kami, sistem pendidikan BENAR-BENAR DIARAHKAN UNTUK MENCETAK MANUSIA2 YANG " TIDAK HANYA TAHU apa yg benar tetapi MAU MELAKUKAN APA YANG BENAR SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPANNYA'.

Di negara kami, anak2 hanya diajarkan 3 mata pelajaran pokok:
1. Basic Science
2. Basic Art
3. Social

Dikembangkan melalui praktek langsung dan studi kasus dan dibandingkan dgn kejadian nyata di seputar kehidupan mereka.

Mereka tidak hanya TAHU, mereka juga MAU menerapkan ilmu yg diketahui dlm keseharian hidupnya. 

Anak2 ini jg TAHU PERSIS ALASAN MENGAPA MEREKA MAU atau TIDAK MAU MELAKUKAN SESUATU.

Cara ini mulai diajarkan pada anak sejak usia mereka masih sangat dini agar terbentuk sebuah kebiasaan yg kelak akan membentuk mereka menjadi mahluk 'BEING', yakni MANUSIA2 YANG MELAKUKAN APA YANG MEREKA TAHU BENAR."
 
Betapa sekolah begitu MEMEGANG PERAN YANG SANGAT PENTING BAGI PEMBENTUKAN PERILAKU & MENTAL ANAK2 BANGSA.

Tidak hanya sekadar berfungsi sebagai "LEMBAGA SERTIFIKASI" yg "HANYA MAMPU MEMBERI IJAZAH" kepada para anak bangsa.

KARAKTER, PERILAKU dan KEJUJURAN adalah landasan untuk membangun anak didik  yang LEBIH BERADAB DALAM BERPERILAKU. 

BUKAN SEKEDAR ANGKA-ANGKA AKADEMIK seperti yang tertera di buku-buku raport sekolah ataupun Indeks Prestasi IPK..

KEJUJURAN dan ETIKA MORAL adalah PRIORITAS UTAMA, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian,  karena SETIAP ANAK TERLAHIR PINTAR dan pendidikan itu sendiri adalah perkembangan

Oleh sebab itu, Seyogyanya, kita TIDAK PERLU TERLALU RISAU jika seorang anak belum bisa calistung ( baca tulis hitung )   saat masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD sekalipun, 

Tapi mestinya  harus peduli jika seorang anak TIDAK JUJUR dan BER ETIKA BURUK. 
Pendidikan itu BUKAN PERSIAPAN UNTUK HIDUP,  karena PENDIDIKAN ADALAH KEHIDUPAN.. SEPANJANG HIDUP..

Sumber : Tidak diketahui, diperoleh dari WAG, silahkan diambil hikmahnya jika memang bermanfaat atau abaikan jika Tidak bermanfaat.

Thursday, June 25, 2020

Kisah Haru Mahasiswa IPB Yang Hilang..

Kisah Haru Mahasiswa IPB Yang Hilang

Dia masih menjadi mahasiswa IPB saat menghilang lima belas tahun silam di Pulau Seram, Maluku, Dia kembali ke kota hanya dengan sandal jepit dan baju lusuh. Tapi, dia disambut bak seorang pahlawan yang baru saja kembali dari medan laga. Dia dielu- elukan segenap penjuru. 

Kisahnya menitikkan haru. Dia diabadikan dalam puisi. Dia seperti sungai yang tak henti mengalirkan inspirasi. 

Hari itu, 22 September 1979 di Hotel Salak, Bogor. Lelaki berkulit legam itu dikelilingi teman-temannya. Dia hanya mengenakan sandal jepit. Temannya membawakan sepatu dan jas untuknya. Dia menolak memakainya. Namun, temannya bersikeras. Lelaki itu, Muhammad Kasim Arifin, serupa anak yang hilang. Dia yang lahir di Langsa. Acch, 18 April 1938 itu adalah mahasiswa yang kembali setelah 15 tahun. 

Teman- temannya sudah lama sarjana dan banyak yang sudah menjadi pejabat. Kasim hanya seorang petani yang bersahaja. Tapi dia Justru jauh menjulang dibandingkan semua orang.

Tahun 1964, dia hanya seorang mahasiswa biasa yang mengikuti Program Pengerahan Mahasiswa, yang sekarang bernama Kuliah Kerja Nyata. 

Di masa itu, mahasiswa harus siap ditempatkan di pelosok negeri. Kasim mendapat lokasi di Waimital, Pulau Seram, Maluku. 

Dia pun mendatangi daerah terpencil itu sebab didorong hasrat untuk membumikan semua pengetahuannya. Di Waimital, dia bertemu keluarga petani miskin yang datang melalui program transmigrasi. 

Nuraninya terketuk. Dia ingin berbuat sesuatu. Dia menanggalkan semua identitas kota pada dirinya. Dia memakai sandal jepit dan baju lusuh. Dia ikut menemani petani yang berjalan kaki 20 kilometer menuju sawah. Dia melakukannya setiap hari dan bolak-balik. Dia membantu petani untuk mengolah tanah. Diajarkannya pengetahuan yang didapatnya di kampus IPB. 

Dia membantu masyarakat untuk membuka jalan desa, membangun sawah baru, membuat irigasi. Dia tidak menunggu bantuan dari pemerintah. Dia membangkitkan semangat masyarakat untuk bergotong-royong.

Kasim peduli pada petani lebih dari dirinya sendiri. Dia pun mendapat kasih sayang dari semua orang. 

Dia disapa Antua, sebutan bagi orang yang dihormati di Waimital. Kasim begitu larut untuk membantu masyarakat, sampai-sampai dia lupa pulang. Seharusnya dia di Waimital hanya tiga bulan. Tapi dia merasa tugasnya belum selesai. Bahkan saat semua teman-temannya pulang, dia tetap menjadi petani. Bahkan semua temannya telah diwisuda, dia masih setia di kampung itu. Hingga semua temannya lulus dan menjadi pejabat, dia tetap memilih di kampung itu hingga 15 tahun. 

Di Aceh, orang tuanya memanggil. Dia bergeming. Bahkan Rektor IPB, Profesor Andi Hakim Nasution, memanggilnya kembali, dia masih juga bergeming. Tak kurang akal, Rektor IPB lalu mengutus Saleh Widodo, seorang teman kuliah Ķasim, untuk menjemputnya di sana. Dengan berat hati, Kasim bersedia ke Jakarta, lalu Bogor, hanya dengan sandal jepit dan baju lusuh.

Kampus memanggilnya untuk menyelesaikan studi. Kasim sejatinya tak butuh gelar akademik, tapi dia tak kuasa menolak permintaan teman-temannya. Dia mengaku tidak sanggup membuat skripsi.
 
Teman-temannya berinisiatif untuk merekam kisahnya di Waimital untuk diajukan sebagai skripsi. Dia bercerita selama 28 jam. Temannya mencatat cerita itu dengan mata basah. Semua terharu. Kasim adalah potret manusia yang melampaui dirinya. Dia bukan seperti kebanyakan orang yang hanya berpikir untuk kuliah lalu bekerja, mengumpul harta, kemudian hidup bahagia. 

Dia menemukan bahagianya dengan cara lain. Saat dia melihat petani tersenyum, hatinya mekar. Selagi senyum itu belum hadir, dia akan menganggap tugasnya jauh dari kata selesai. Dia lebur bersama masyarakat. Mulanya dia datang sebagai Kasim, mahasiswa IPB yang penuh pengetahuan. Setelah 15 tahun, dia menjadi bagian dari masyarakat. 

Dia tak lagi ingin sesegera mungkin lulus, kemudian menyandang toga dan bekerja di instansi pemerintahan. Dia ingin membantu semua petani untuk sejahtera melalui tindakan memuliakan bumi, menghargai lumpur, lalu mengolah tanah-tanah pertanian. Dia mencintai tunas yang tumbuh lalu mekar jadi tanaman. 

Hari itu, Kasim memasuki gedung IPB untuk wisuda. Mulanya dia ragu-ragu dan takut melihat banyak orang berdatangan, Semalaman dia tak bisa tidur di Hotel Salak karena pendingin udara dan suara bising di jalanan.

Di acara wisuda, dia ingin duduk di kursi belakang. Namun begitu dia datang, semua orang berdiri dan bertepuk tangan. Dedikasinya membuat banyak orang merinding. Dia adalah insinyur pertanian paling istimewa, paling menyentuh hati, dan paling menjulang dibandingkan yang lain. 

Lelaki muda itu tetap Kasim yang bersahaja. Bahkan setelah wisuda pun, dia kembali ke Waimital demi meneruskan kerja-kerjanya. Setelah beberapa waktu, barulah dia menerima pinangan Universitas Syiah Kuala, Aceh, untuk menjádi dosen di sana hingga pensiun pada tahun 1994. Di Waimital, namanya selalu harum, bahkan diabadikan menjadi nama jalan. 

Di tahun 1982, Kasim mendapatkan penghargaan Kalpataru dari pemerintah untuk jasa-jasanya membangun masyarakat desa déngan wawasan lingkungan hidup. Kasim yang tidak gila pada penghargaan, "membuang" kalpataru itu di bawah kursi dan eninggalkannya begitu saja, hingga akhirnya seseorang mengantarkan kalpataru itu ke rumahnya. Bahkan penghargaan pun bukan menjadí tujuannya.

Ketika mendapat tawaran untuk study banding ke Amerika serikat, dia menolak. "Untuk apa saya harus ke Amerika yang punya tradisi pertanian berbeda dengan disini?" Katanya.

Dia selalu menjadi Kasim yang menginspirasi. Kisah hidupnya ditulis ke dalam buku berjudul Seorang lelaki dari Waimital yang ditulis Hanna Rambe di tahun 1983, dan diterbitkan Sinar Harapan. 

Seusai pensiun, dia tetap di Aceh dan menjadi aktivis lingkungan. Di masa kini, betapa sulitnya menemukan anak muda yang masih idealis seperti dirinya. Anak muda hari ini berlomba-lomba untuk masuk dunia bisnis, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, lalu masuk ke lingkaran istana, entah sebagai staf milenial atau sebagai staf menteri. Bahkan para akademisi muda bermimpi jadi dirjen, staf khusus menteri, atau jadi pejabat di BUMN. 

Kasim adalah oase yang serupa mata air selalu menjadi telaga inspirasi yang tak mengering. 

Saat dia diwisuda di tahun 1979, salah seorang rekannya penyair Taufiq Ismail, menulis puisi yang mengharukan tentang Kasim. 

Salah satu baitnya berbunyi: 

Dari pulau itu, dia telah pulang 
Dia yang dikabarkan hilang
Lima belas tahun lamanya 
Di Waimital, Kasim mencetak harapan
Di kota kita mencetak keluhan 
(Aku iadi ingat masa kita diplonco dua puluh tahun lalu)
Dan kemarin, di tepi kali Ciliwung aku berkaca 
Kulihat mukaku yang keruh dan leherku yang berdasi 
Kuludahi bayanganku di air itu karena rasa maluku 
Ketika aku mengingatmu, Sim 
Di Waimital engkau mencetak harapan 
Di kota, kami... 
Padahal awan yang tergantung di atas Waimital, adalah 
Awan yang tergantung di atas kota juga 
Kau kini telah pulang 
Kami memelukmu.

Sumber:
http://www.timur-angin.com/2020/06/kisah-haru-mahasiswa-yang-menghilang.html?m=1

Sukses terus Petani Indonesia #www.panensegar.id

Friday, June 19, 2020

MEMBIASAKAN BERDOA DALAM BERBAGAI KESEMPATAN

*KULTUM*

*SERI : MEMBIASAKAN BERDOA DALAM BERBAGAI KESEMPATAN*

*DOA KETIKA MENDAPAT MUSIBAH , YANG DENGAN DOA TERSEBUT INSYA ALLAH MUSIBAH AKAN DIGANTI OLEH ALLAH DENGAN YANG LEBIH BAIK*.

Dalam Kitab *Musnad Ahmad* Hadits No. 15751 dikisahkan : Suatu ketika *Abu Salamah* (Nama sebenarnya : Abdullah bin Abdul Asad al-Makhzumi) mendatangi istrinya yaitu *Ummu Salamah* (Nama sebenarnya : Hindun binti Hudzaifah bin Mughirah bin Abdullah bin Amr bin Makhzum) dan menceritakan tentang pertemuannya dengan Rasulullah ﷺ yang mana Rasulullah mengajarkan sebuah doa , jika terkena musibah yang jika doa tersebut dibaca maka Allah akan mengabulkan keinginan dari doa tersebut.

Doa yang diajarkan Rasulullah kepada Abu Salamah tersebut adalah : 
Jika terkena musibah maka ucapkanlah kalimat :

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Inna Lillahi Wa inna ilaihi Roji'un
_Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah_.

kemudian disambung dengan kalimat do’a :

اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
_Allohumma’ Jurnii Fii Mushiibati Wakhluf Lii Khoiron Minha_
_Ya Allah, berilah pahala pada musibahku ini dan gantilah dengan yang lebih baik darinya_.

Ummu Salamah pun menghafalkan doa tersebut untuk diamalkan jika suatu saat mendapat musibah.

Sampai suatu ketika Suaminya yaitu Abu Salamah meninggal sebagai Syahid dalam Perang Uhud pada tahun 3 Hijriah.

Tatkala Suaminya meninggal , Ummu Salamah teringat dengan doa yang pernah diajarkan oleh Suaminya yaitu Abu Salamah. Namun terbetik dalam pikirannya :

أَيُّ الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ أَوَّلُ بَيْتٍ هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

_Orang muslim manakah yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dia adalah orang-orang yang pertama-tama hijrah dengan Rasulullah ﷺ _. [Shahih Muslim : 1525].

Namun Ummu Salamah tetap berdoa dengan doa yang pernah diajarkan oleh suaminya jika mendapat musibah. Ia pun berdoa :

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
_Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah_
_Ya Allah, berilah pahala pada musibahku ini dan gantilah dengan yang lebih baik darinya_.

*Apa yang terjadi kemudian ?*

Pada tahun  keempat Hijriah ternyata Allah mengabulkan doanya. Siapakah Laki2 yang meminangnya dan kemudian menjadi suaminya setelah Abu Salamah Meninggal.? *_Ternyata Laki-laki tersebut adalah Rasulullah_* ﷺ . Ya ,.. akhirnya Ummu Salamah menerima lamaran Rasulullah ﷺ untuk menjadi istri Rasulullah ﷺ.

Ada kisah mengharukan sebelum Ummu Salamah menerima lamaran Rasulullah. Ummu Salamah berkata : Wahai Rasulullah, siapa aku ini untuk tidak menerimamu. Tapi aku adalah seorang wanita yang sangat pencemburu. Aku khawatir engkau melihat pada diriku sesuatu yang menyebabkan aku diadzab oleh Allah. Dan aku adalah wanita yang sudah berumur dan juga memiliki banyak anak-anak.”

Atas keluhan tersebut Rasulullah ﷺ memberikan jawaban :

أَمَّا مَا ذَكَرْتِ مِنْ الْغَيْرَةِ فَسَوْفَ يُذْهِبُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْكِ وَأَمَّا مَا ذَكَرْتِ مِنْ السِّنِّ فَقَدْ أَصَابَنِي مِثْلُ الَّذِي أَصَابَكِ وَأَمَّا مَا ذَكَرْتِ مِنْ الْعِيَالِ فَإِنَّمَا عِيَالُكِ عِيَالِي

_Apa yang engkau sebutkan berupa rasa cemburu niscaya *Allah AzzaWaJalla akan menghilangkannya darimu*. Hal lain yang engkau sebutkan dari umurmu maka aku juga mengalami apa yang engkau alami, sedangkan apa yang engkau sebutkan mengenai tanggungan maka tanggunganmu adalah tanggunganku juga_. [Musnad Ahmad Hadits No. 15751].

Akhirnya Ummu Salamah pun menikah dengan Rasulullah ﷺ.

Ummu Salamah adalah istri Nabi yang paling akhir meninggal dunia. Ia diberkahi umur panjang mencapai usia 84 Tahun.

*Apa hikmah dari kisah tersebut.?*

Sebagai Muslim Jangan pernah merasa bersedih dengan musibah apapun yang menimpanya. 
Mungkin kita memiliki anak atau saudara yang sudah akan menikah tiba2 karena sesuatu diluar dugaan pernikahan tersebut gagal dilangsungkan. Ajarkanlah doa tersebut. Berdoalah dengan dengan doa tersebut dengan kesungguhan hati. Insya Allah akan mendapat ganti jodoh yang lebih baik dan lebih sholeh.

Mungkin ada anak atau saudara kita mendapat musibah harus terkena PHK. Berdoalah dengan dengan doa tersebut diatas dengan kesungguhan hati. Insya Allah akan mendapat pekerjaan yang lebih baik dan lebih barokah.

Atau mungkin kita kehilangan harta benda yang cukup berharga. Tidak perlu mendatangi *_Dukun_* atau *_”Orang Pintar”_* untuk menemukan kembali harta yang hilang tersebut yang justru akan membuat kita jatuh kedalam perbuatan *Syirik* dan dimurkai Allah. Cukup dengan mengamalkan doa tersebut , Insya Allah akan diganti Allah dengan harta yang lebih baik dan lebih berkah.

Atau mungkin ada teman2 yang kehilangan pasangannya dan *_”merasa masih mampu serta ingin menikah lagi”_*. Boleh juga doa tersebut dicoba untuk diamalkan. Siapa tahu doanya di ijabahi Allah dengan mendapat pasangan yang  lebih baik dan lebih Sholeh / sholehah. He he he he he..

Selamat Pagi.
Selamat Menikmati Hari Libur bersama Keluarga Tercinta.
Semoga Hari-Hari yang kita Lalui selalu bisa menambah Keimanan dan Rasa Syukur kita kepada Allah. Aamiiin.

*Salam*

Saturday, June 13, 2020

ADAB TERHADAP HEWAN

🐚 *ADAB TERHADAP HEWAN*

_Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du._

Seorang Muslim beranggapan bahwa kebanyakan hewan adalah makhluk mulia, maka dari itu ia menyayanginya karena *Allah* sayang kepada mereka dan ia selalu berpegang teguh kepada etika dan adab berikut ini.

*1). Memberinya makan dan minum* apabila hewan itu lapar dan haus, sebab *Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ telah bersabda: _*"Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala (dalam berbuat baik kepadaNya)."*_ [HR. Al-Bukhari: 2363]

*Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda: _*"Barang siapa yang tidak belas kasih niscaya tidak dibelaskasihi."*_ [HR. Al-Bukhari: 5997, Muslim: 2318]

*Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ juga bersabda:

ارحموا من فى الاض ير حمكم من فى السماء

_*"Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di langit."*_ [HR. At-Tirmdzi: 1924]

*2). Menyayangi dan kasih sayang kepadanya,* sebab *Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ telah bersabda ketika para Sahabatnya menjadikan burung sebagai sasaran memanah.

*Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda: 

لعن الله من اتخذ شيئا فيه روح غر ضا

_*"Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai sasaran."*_ [HR. Al-Bukhari: 5515, Muslim: 1958. Redaksi ini riwayat Ahmad: 6223]

Beliau juga telah *melarang mengurung atau mengikat binatang ternak untuk dibunuh dengan dipanah/ditombak dan sejenisnya,* dan karena Beliau juga telah bersabda: _*"Siapa gerangan yang telah menyakiti perasaan burung ini karena anaknya? Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya."*_ Beliau mengatakan hal tersebut setelah Beliau melihat seekor burung berputar-putar mencari anak-anaknya yang diambil dari sarangnya oleh salah seorang sahabat. [HR. Abu Daud: 2675 dengan sanad shahih]

*3). Menyenangkannya di saat menyembelih atau membunuhnya.*

*Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ telah bersabda: _*"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala sesuatu, maka apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan, dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu menyenangkan sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam mata pisaunya."*_ [HR. Muslim: 1955]

*4). Tidak menyiksanya dengan cara penyiksaan apapun,* atau dengan membuatnya kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak mampu, menyiksanya atau membakarnya.

*Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ telah bersabda: _*"Seorang perempuan masuk Neraka karena seekor kucing yang ia kurung hingga mati, maka dari itu ia masuk Neraka karena kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum di saat ia mengurungnya, dan tidak pula ia membiarkannya memakan serangga di bumi."*_ [HR. Al-Bukhari: 3482]

Ketika Beliau berjalan melintasi sarang semut yang telah dibakar, Beliau bersabda:

انه لاينبغى أن يعذ ب بالنار الا رب النار

_*"Sesungguhnya tidak ada yang berhak menyiksa dengan api selain Rabb (Tuhan) pemilik api."*_ [HR. Abu Daud: 2675, hadis shahih]

*5). Boleh membunuh hewan yang mengganggu,* seperti anjing buas, serigala, ular, kalajengking, tikus dan lain-lainnya.

*Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ telah bersabda: _*"Ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu halal (tidak ihram) dan di waktu ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih punggung dan perutnya, tikus, anjing buas dan rajawali."*_ [HR Muslim: 1198]

Juga *ada hadis shahih yang membolehkan membunuh kalajengking dan mengutuknya.*

*6). Boleh memberi wasam (tanda/cap) dengan besi panas pada telinga binatang ternak yang tergolong na'am untuk maslahat,* sebab telah diriwayatkan bahwasanya *Nabi Muhammad* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ memberi wasam pada telinga unta sedekah dengan tangan Beliau yang mulia. *Sedangkan hewan lain selain yang tergolong na'am (unta, kambing dan sapi) tidak boleh diberi wasam,* sebab ketika *Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ melihat ada seekor keledai yang mukanya diberi wasam Beliau bersabda, _*"Allah mengutuk orang yang memberi wasam pada muka keledai ini."*_ [HR Muslim: 2117]

*7). Mengenal hak Allah pada hewan,* yaitu menunaikan zakatnya jika hewan itu tergolong yang wajib dizakati.

*8). Tidak boleh sibuk mengurus hewan hingga lupa taat dan zikir kepada Allah.* Sebab *Allah* telah berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَا لُكُمْ وَلَاۤ اَوْلَا دُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ 

```"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah."``` [QS. Al-Munafiqun: 9]

*Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ pun telah bersabda berkenaan dengan kuda: _*"Kuda itu ada tiga macam. Kuda bagi seseorang menjadi pahala, kuda bagi seseorang menjadi pelindung, dan kuda bagi seseorang menjadi dosa.*_ _Adapun kuda yang mendatangkan pahala adalah *kuda seseorang yang dipangkal untuk fisabilillah,* ia banyak berdiam di padang rumput atau di taman. Maka apa saja yang dimakan oleh kuda itu selama dipangkal di padang rumput atau di taman itu, maka pemiliknya mendapat pahala-pahala kebajikan. Dan sekiranya ia meninggalkannya lalu mendaki satu atau dua tempat tinggi, maka jejak dan kotorannya menjadi pahala-pahala kebajikan baginya. Maka dari itu kuda seperti itu menjadi pahala bagi pemiliknya. *Kuda yang diikat oleh seseorang karena ingin menjaga kehormatan diri (tidak minta-minta) dan ia tidak lupa akan hak Allah Subhanahu wa Ta'ala pada leher ataupun punggung kuda itu,* maka kuda itu menjadi pelindung baginya. Dan *kuda yang diikat (dipangkal) oleh seseorang karena kebanggaan, riya dan memusuhi orang-orang Islam, maka kuda itu mendatangkan dosa baginya."*_ [HR. Al-Bukhari: 2371]

Itulah sederet *adab atau etika yang selalu dipelihara oleh seorang Muslim terhadap hewan karena taat kepada Allah dan Rasulnya,* sebagai pengamalan terhadap ajaran yang diperintahkan oleh syariat Islam, syariat yang penuh rahmat, syariat yang sarat dengan kebaikan bagi segenap makhluk, manusia ataupun hewan.

والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

🖥️ *Sumber:* http://almanhaj.or.id/content/370/slash/0/adab-terhadap-,hewan

🖊️ _Disusun oleh Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza'iri_

*----------••♛♛♛••----------*

💎 *Permata Sunnah*
🌐 *Web:* http://permatasunnah.com

💰 *Donasi Dakwah Permata Sunnah*
🏧 Bank Negara Indonesia (BNI Syariah) 
| *No. Rek: 0617861121* 
| *An. Dedi Budika*
| Kode Bank 427
📱Konfirmasi: _Pilih salah satu_
• Silakan Klik http://bit.ly/2DonasiPermataSunnah
• Pesan 0822-9386-8892 (WA)

📡 Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah dan mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya tanpa izin dari admin.

Thursday, June 11, 2020

ANTARA TAWADHU' DAN KESOMBONGAN

*ONE DAY ONE HADIST*


Jumat  12  Juni  2020
20    Syawal         1441

*ANTARA TAWADHU' DAN KESOMBONGAN*

 *Rasulullah Saw bersabda :*

*وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِى أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ*

_“Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’/rendah hati. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas  pada yang lain."_
 *(HR. Muslim no. 2865)*

☪ Hadits diatas menekankan kepada kita untuk memiliki sifat tawadhu’/rendah hati, suatu sifat yang amat mulia. Sebaliknya kita dilarang untuk memiliki sifat sombong (berbangga diri) yang berlebihan. 

🌙 *Allah Swt berfirman :*
 _"Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung."_
 *(QS. Al-Isra'/17, Ayat : 37)*

☪ Sifat tawadhu’/ rendah hati menimbulkan rasa persamaan, menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib, dan cinta pada keadilan. Tetapi sebaliknya sifat sombong membawa seseorang kepada budi pekerti yang rendah, mementingkan diri sendiri, serta suka menguasai orang lain. Dan sifat sombong tidak ada tempat baginya di surga. 

🌙 *Rasulullah Saw. bersabda:*
_“Tidak akan masuk surga, barangsiapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun sebesar semut.”_
 *(HR. Muslim)*

☪ *Imam Asy Syafi’i berkata :*
 _"Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakkan kemuliannya."_
 *(Lihat Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6: 304)*

🌙 *Allah Swt. berfirman :*
 _"Hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.”_
 *(QS al-Furqaan/25, Ayat : 63)*

☪ Ya Allah, muliakanlah kami dengan sifat  tawadhu’/rendah hati dan jauhkanlah kami dari sifat sombong dan berbangga diri. 

*Allahumma Aamiin*

*SEMOGA MANFAAT*

*Sumber :*
1. rumaysho.com
2. hidayatullah.com
3. inilah.com

Tuesday, June 9, 2020

Membantu Tanpa Merendahkan Orang Yang Dibantu

Membantu Tanpa Merendahkan Orang Yang Dibantu

khazanahalquran.com – Dikisahkan seorang lelaki pergi ke pasar untuk membeli buah. Lalu ia bertanya,

“Berapa harga pisang dan apel ini?”

“Pisang ini 20.000 dan apel ini 30.000 per kilo.” jawab si penjual buah.

Tak lama kemudian seorang wanita datang dan bertanya,

“Berapa harga pisang ini?”

Penjual itu menjawab, “Pisang ini 5.000 dan apel itu 10.000 per kilonya.”

Mendengar jawaban si penjual buah kepada si wanita wajah pembeli lelaki itu memerah. Ia merasa dipermainkan. Mengapa ia diberi harga tiga kali lipat dari harga wanita ini ???

Dengan segera penjual buah itu berkata kepada pembeli lelaki,

“Mohon tunggu sebentar pak.”

Ia pun segera melayani si wanita yang membeli satu kilo pisang dan satu kilo apel hanya dengan harga 15.000.

Setelah wanita itu pergi, si penjual buah meminta maaf kepada pembeli lelaki tersebut. Ia menjelaskan,

“Demi Allah aku tidak sedang mempermainkanmu. Sebenarnya wanita itu adalah janda yang memiliki empat anak yatim. Dan ia selalu menolak jika ada yang ingin memberi bantuan.

Suatu saat aku ingin memberinya buah namun ia pun menolaknya. Maka aku berpikir satu-satunya cara untuk membantunya adalah memberi harga yang murah agar ia tidak merasa sedang dibantu.

Wanita itu datang sekali dalam seminggu. Dan Demi Allah, setiap kali ia datang maka hari itu pendapatanku menjadi berkali-kali lipat dari biasanya.”

Pembeli lelaki itu baru mengerti maksud dari si penjual buah dan dia pun meneteskan air mata karena terharu dengan kebaikan hati penjual ini.

Orang-orang semacam inilah yang termasuk dalam ayat berikut ini :

يَحۡسَبُهُمُ ٱلۡجَاهِلُ أَغۡنِيَآءَ مِنَ ٱلتَّعَفُّفِ تَعۡرِفُهُم بِسِيمَٰهُمۡ لَا يَسۡـَٔلُونَ ٱلنَّاسَ إِلۡحَافٗاۗ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

“(orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS.Al-Baqarah:273)

Di sekitar kita banyak sekali orang yang membutuhkan bantuan namun mereka memilih diam demi menjaga kehormatan dan harga diri. Maka perhatikanlah orang-orang sekitarmu dan carilah cara terbaik untuk membantu mereka tanpa mereka merasa sedang diberi bantuan.

Rasulullah saw bersabda :

إِرحَمُوا مَن فِي الأَرضِ يَرحَمُكُم مَن فِي السَّمَاء

“Sayangilah yang ada di bumi maka engkau akan disayangi oleh yang di langit.”

Semoga bermanfaat..🙏🙏

Kisah Amir Bin Fuhairah Radhiyallahu Anhu Yang Jenazahnya Terangkat Ke Langit

*Seri Sahabat Rasulullah* ﷺ

*Kisah Amir Bin Fuhairah Radhiyallahu Anhu Yang Jenazahnya Terangkat Ke Langit*

Amir bin Fuhairah adalah hamba sahaya milik Abu Bakar yang telah dibebaskan. Sungguh Islam telah mengangkat derajat seseorang, dari seorang budak, ia dimuliakan tiada tara karena akhirnya ia menjadi seorang hafidz (Seseorang yang Hafal) Al Qur'an.

Ketika Nabi ﷺ dan Abu Bakar berhijrah ke Madinah, dua orang bersahabat ini bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari untuk menghindari pengejaran kaum Quraisy. Dalam tiga hari tersebut, Amir menggembalakan kambing seperti biasanya bersama penggembala lain, tetapi ketika pulang, ia berlambat-lambat hingga gelap malam, dan membawa kambing-kambing tersebut ke Gua Tsur, sehingga Nabi ﷺ dan Abu Bakar dapat meminum susunya. Pada pagi harinya ia telah berada di padang gembalaan bersama dengan penggembala lainnya, sehingga orang-orang kafir Quraisy sama sekali tidak curiga atas apa yang dilakukannya.

Sebagai seorang Hafidz Qur'an, ia dipilih Nabi ﷺ menjadi salah satu dari 70 sahabat yang dikirim kepada Bani Amir di Najd untuk mendakwahi mereka. Tetapi kelompok dakwah sahabat ini dikhianati dan mengalami tragedi pembantaian di *Bi'r Ma'unah*. Ketika tombak telah menembus tubuhnya, dalam keadaan sakit yang tidak terkira, *Amir bin Fuhairah* berkata, *Demi Allah, aku telah Berjaya*.

Setelah itu tubuhnya terkulai roboh, tetapi tiba-tiba jenazahnya terangkat ke langit. Dalam Kitab Shahih Bukhrari dikisahkan bahwa *Amir bin Thufail* (Pemimpin Suku Bani Amir sangat membenci Islam dan kaum  muslimin) menyaksikan bagaimana Jenazah   *Amir bin Fuhairah* terangkat kelangit.

Selamat Beraktivitas

Semoga Segala Aktivitas Kita Hari ini Bernilai Ibadah Disisi Nya. Aaamiin.

*Salam*

*Catatan :*

*Hadits Lengkapnya dalam Kitab Shahih Bukhari No. 3784  yang mengisahkan Terangkatnya Jenazah Amir bin Fuhairah*.

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ اسْتَأْذَنَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ فِي الْخُرُوجِ حِينَ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْأَذَى فَقَالَ لَهُ أَقِمْ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَطْمَعُ أَنْ يُؤْذَنَ لَكَ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنِّي لَأَرْجُو ذَلِكَ قَالَتْ فَانْتَظَرَهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَتَاهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ ظُهْرًا فَنَادَاهُ فَقَالَ أَخْرِجْ مَنْ عِنْدَكَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّمَا هُمَا ابْنَتَايَ فَقَالَ أَشَعَرْتَ أَنَّهُ قَدْ أُذِنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ الصُّحْبَةَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّحْبَةَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عِنْدِي نَاقَتَانِ قَدْ كُنْتُ أَعْدَدْتُهُمَا لِلْخُرُوجِ فَأَعْطَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَاهُمَا وَهِيَ الْجَدْعَاءُ فَرَكِبَا فَانْطَلَقَا حَتَّى أَتَيَا الْغَارَ وَهُوَ بِثَوْرٍ فَتَوَارَيَا فِيهِ فَكَانَ عَامِرُ بْنُ فُهَيْرَةَ غُلَامًا لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ الطُّفَيْلِ بْنِ سَخْبَرَةَ أَخُو عَائِشَةَ لِأُمِّهَا وَكَانَتْ لِأَبِي بَكْرٍ مِنْحَةٌ فَكَانَ يَرُوحُ بِهَا وَيَغْدُو عَلَيْهِمْ وَيُصْبِحُ فَيَدَّلِجُ إِلَيْهِمَا ثُمَّ يَسْرَحُ فَلَا يَفْطُنُ بِهِ أَحَدٌ مِنْ الرِّعَاءِ فَلَمَّا خَرَجَ خَرَجَ مَعَهُمَا يُعْقِبَانِهِ حَتَّى قَدِمَا الْمَدِينَةَ فَقُتِلَ عَامِرُ بْنُ فُهَيْرَةَ يَوْمَ بِئْرِ مَعُونَةَ وَعَنْ أَبِي أُسَامَةَ قَالَ قَالَ هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ فَأَخْبَرَنِي أَبِي قَالَ لَمَّا قُتِلَ الَّذِينَ بِبِئْرِ مَعُونَةَ وَأُسِرَ عَمْرُو بْنُ أُمَيَّةَ الضَّمْرِيُّ قَالَ لَهُ عَامِرُ بْنُ الطُّفَيْلِ مَنْ هَذَا فَأَشَارَ إِلَى قَتِيلٍ فَقَالَ لَهُ عَمْرُو بْنُ أُمَيَّةَ هَذَا عَامِرُ بْنُ فُهَيْرَةَ فَقَالَ لَقَدْ رَأَيْتُهُ بَعْدَ مَا قُتِلَ رُفِعَ إِلَى السَّمَاءِ حَتَّى إِنِّي لَأَنْظُرُ إِلَى السَّمَاءِ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْأَرْضِ ثُمَّ وُضِعَ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرُهُمْ فَنَعَاهُمْ فَقَالَ إِنَّ أَصْحَابَكُمْ قَدْ أُصِيبُوا وَإِنَّهُمْ قَدْ سَأَلُوا رَبَّهُمْ فَقَالُوا رَبَّنَا أَخْبِرْ عَنَّا إِخْوَانَنَا بِمَا رَضِينَا عَنْكَ وَرَضِيتَ عَنَّا فَأَخْبَرَهُمْ عَنْهُمْ وَأُصِيبَ يَوْمَئِذٍ فِيهِمْ عُرْوَةُ بْنُ أَسْماءَ بْنِ الصَّلْتِ فَسُمِّيَ عُرْوَةُ بِهِ وَمُنْذِرُ بْنُ عَمْرٍو سُمِّيَ بِهِ مُنْذِرًا


Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam dari Ayahnya dari 'Aisyah radliallahu 'anha, dia berkata :

Abu Bakr pernah meminta izin kepada Nabi ﷺ untuk hijrah ketika gangguan (orang-orang Quraisy) semakin menjadi-jadi, lalu beliau bersabda kepadanya: "Berdiam aja dulu." 

Abu Bakar berkata : "Wahai Rasulullah, apakah anda hendak menunggu perintah?" 

Rasulullah ﷺ bersabda: "Aku berharap hal itu." 

Aisyah melanjutkan, "Abu Bakr lalu menunggu (perintah hijrah), suatu hari yaitu diwaktu siang, Rasulullah ﷺ datang menemuinya, beliau lalu menyerunya : Suruhlah orang-orang yang ada di sisimu untuk keluar." 

Abu Bakr menjawab : "Sesungguhnya dia adalah kedua puteriku." 

Beliau bersabda: "Apakah kamu merasa bahwa diriku telah diizinkan untuk berhijrah?" 

Abu Bakr berkata, "Apa perlu ditemani?" 

Maka Nabi ﷺ menjawab: "Benar, aku perlu ditemani." 

Abu Bakr berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua ekor unta yang telah aku persiapkan untuk berhijrah." 

Kemudian Abu Bakr memberi salah satu hewan tunggannya, yaitu al Jad'a`, keduanya pun berangkat hingga sampai di gua Tsur lalu keduanya bersembunyi di dalamnya. 

Sementara Amir bin Fuhairah adalah seorang budak milik Abdullah bin Thufail bin Sahbarah, saudara seibu 'Aisyah, dan Abu Bakr juga memiliki beberapa ekor kambing perah, yang setiap pagi dan sore dibawa oleh Amir bin Fuhrairah untuk keduanya. 

Kemudian ia pergi dimalam hari untuk menemui keduanya, selepas itu Amir bin Fuhairah pergi merumput sehingga tak satupun dari para penggembala yang tahu, tatkala Amir bin Fuhairah berangkat, maka Abu Bakr dan Nabi keluar mengikuti dari belakang hingga keduanya tiba di Madinah. 

Dan *Amir bin Fuhairah* gugur pada peristiwa *Bi'rul Ma'unah*. Dan dari Abu Usamah dia berkata, Hisyam bin 'urwah mengatakan; telah mengabarkan kepadaku Ayahku dia berkata : 

Ketika para sahabat dibunuh di Bi'rul Ma'unah dan 'Amr bin Umayyah Adh Dlamri ditawan, *Amir bin Thufail* kemudian berkata kepadanya, "Ini adalah *_Amir bin Fuhairah_*. Ia berkata, "Sungguh aku telah melihatnya setelah dibunuh dia diangkat ke langit hingga aku melihat ke langit, dia berada di antara langit dan bumi, lalu dia diturunkan. Ketika berita (kematian) mereka sampai kepada Nabi ﷺ, maka beliau pun mengabarkan berita kematian mereka sambil bersabda: "Sesungguhnya sahabat-sahabat kalian telah terbunuh, mereka meminta kepada Rabb mereka dengan mengatakan, *_Wahai Rabb kami, sampaikan berita kami kepada saudara-saudara kami tentang apa yang membuat kami ridla terhadap-Mu dan Engkau ridla terhadap kami_*, " maka Allah mengabarkan berita mereka." Diantara mereka yang terbunuh pada peristiwa tersebut adalah Urwah bin Asma' bin Ash Shalt, lantas 'Urwah pun diberi nama sesuai dengan namanya, begitu juga dengan Mundzir bin Amir yang kemudian diberikan sebagai nama bagi Mundzir." [Shahih Bukhari : 3784].

Monday, June 8, 2020

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN...

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN...

Cerita dari : Ulama Abu Abdurrahman Abdullah Bin Al-Mubarak Al Hanzhali Al Marwazi, Ulama terkenal di Makkah.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur.

Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yg turun dari langit. 

Ia mendengar percakapan mereka :

“Berapa banyak yg datang tahun ini?”
tanya malaikat kepada malaikat lainnya.

“Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya.

“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”

“Tidak satupun”

Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.

“Apa..?” 

ia menangis dalam mimpinya.
 
“Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yg jauh, dengan kesulitan yg besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.

"Namun ada seseorang, yg meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.”

“Kok bisa”

“ Itu Kehendak Allah"

“Siapa orang tersebut?”

“ Sa’id bin Muhafah tukang sol sepatu di kota Damsyiq Damaskus"

Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun. 

Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.

Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. 

Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yg namanya Sa’id bin Muhafah.

“Ada, di tepi kota”

Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya.

Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yg berpakaian lusuh,

“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu.

“Betul, siapa tuan?”

“Aku Abdullah bin Mubarak”

Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”

Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya ia pun menceritakan perihal mimpinya.

“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”

“Wah saya sendiri tidak tahu!”

“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini.

Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.

“Setiap tahun, setiap Musim Haji, aku selalu Mendengar :

*Labbaika Allahumma labbaika.... Labbaika la syarika laka labbaika.... Innal hamda wanni’mata laka wal mulka.... laa syarika laka*

*Ya Allah, Aku Datang karena PanggilanMu* 
*Tiada Sekutu bagiMu*
*Segala Ni’mat dan Puji adalah KepunyaanMu dan KekuasaanMu.  Tiada Sekutu BagiMu*

Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis...

Ya allah aku rindu Mekah. 
Ya Allah aku rindu melihat kabah. 
Ijinkan aku datang…..
Ijinkan aku datang ya Allah..

Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu.

Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.

“Saya sudah siap berhaji”

“Tapi anda batal berangkat haji”

“Benar”

“Apa yang terjadi?”

“Istri saya hamil, dan sering ngidam.
 
Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”

“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?

“ya sayang”

“Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini.
 
Mintalah sedikit untukku”

"Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu.
 
Ternyata berasal dari gubuk yang hampir runtuh. 

Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.

Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit.

Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya.

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan :

“tidak boleh tuan”

“Dijual berapapun akan saya beli”

“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil berlinang mata.

Akhirnya saya tanya kenapa?

Sambil menangis, janda itu berkata “
 
*Daging ini Halal Untuk Kami dan Haram untuk Tuan*  ” katanya.

Dalam Hati saya:
 
Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?

Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?”

“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. 

Dirumah tidak ada makanan. 

Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.

“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. 

Namun bagi Tuan, daging ini haram".
Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang.

Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu.

“Ini masakan untuk mu”

Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.

”Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga.

Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”

Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.

Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mata.

*Kisah ini Memberi Hikmah, bahwa Membantu Orang di Sekitar kita Bisa jadi Sama Nilainya dengan Pergi Haji di Mata Allah*

*Buat yang akan Naik Haji* .... 
*atau yang Sudah Berhaji*..
*Saudaraku*........... *Ingat ....!!!!* ..

*Sedekah serta Menjalin Hubungan Silaturrahim*  

*Semoga Kita Menjadi Orang orang yang di Muliakan Allah SWT. *Aamiiin YRA*
                                                                         *Salam Menembus Batas Kemustahilan*
----------------
Bila Berkenan, Silahkan di Share ya..
Karena Setiap Orang yang Membaca
Akan Menemukan *Pengalaman Hikmah*🙏🏻🙏🏻👍👍👍💐

Note : kisah ini kami sebarkan sekedar copas dari WAG, kami belum mendapatkan sumber dari kisah ini, semoga kisah ini bermanfaat. wallahu'alam

Saturday, June 6, 2020

Nasehat Rasulullah ‎ﷺ ‏Ketika Pertama Kali Tiba di Madinah

*SERI : ASBABUL WURUD – 5*

*Nasehat Rasulullah ﷺ Ketika Pertama Kali Tiba di Madinah*

اعْبُدُوا الرَّحْمَنَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَأَفْشُوا السَّلَامَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

_Sembahlah Yang Maha Rahman, berilah makanan, dan tebarkanlah salam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat_.

(Redaksi Hadits tersebut diambil dari Kitab Sunan Tirmidzi Hadits No. 1778 dari Abdullah bin Amru) – Menurut At Tirmidzi hadits ini Hasan Shahih

Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad (Kitab Musnad Ahmad No. 7945) dari Abu Hurairah sedangkan Ibnu Majah (Sunan Ibnu Majah No. 3242) meriwayatkannya dari Abdullah bin Salam.

*Sababul Wurud :*  – *[Menurut Kitab Asbabul Wurud , Hadits No. 270 –  Karya Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi Ad Damsyiqi]*.

Berkata Abu Hurairah : Ya Rasulullah , Sesungguhnya jika aku melihatmu hatiku terasa tenang dan mataku sejuk , maka terangkanlah kepadaku akan segala sesuatu,  Beliau ﷺ bersabda : Segala sesuatu Allah 'azza wajalla ciptakan dari air, " Kemudian Abu Hurairah berkata lagi ; Beritakan kepadaku tentang sesuatu yang jika aku amalkan maka aku akan masuk surga , kemudian Rasulullah ﷺ bersabda :

أَفْشِ السَّلَامَ وَأَطْعِمْ الطَّعَامَ وَصِلْ الْأَرْحَامَ وَصَلِّ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ثُمَّ ادْخُلْ الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

_Sebarkanlah salam, berikan makanan, sambunglah silaturrahim, dan shalatlah di saat manusia tidur maka engkau akan masuk surga dengan selamat_. (Kitab Musnad Ahmad No. 7945).

*Sedangkan menurut Ibnu Majah* , permulaan hadits ini bersumber dari *Zuroroh bin Aufa* yang mendapat kisah dari *Abdullah bin Salam* yang hadir saat Rasulullah tiba pertama kali di Madinah waktu Hijrah dari Makkah.

_Ketika Rasulullah tiba di Madinah , banyak masyarakat yang  menyambut kedatangannya sambil berkata : Rasulullah ﷺ datang ! Rasulullah datang ! Rasulullah Datang ! " Hingga tiga kali. Maka aku pun *(Abdullah bin Salam)* masuk ketengah-tengah kerumunan untuk melihatnya. Ketika itu tampak jelas kupandang wajahnya. Maka Akupun bisa mengetahui bahwa dari raut wajahnya beliau bukanlah seorang pendusta. Dan ucapan yang pertama kali yang aku dengar dari beliau adalah_ : 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

*_Wahai manusia, Tebarkanlah Salam, Berilah Makan, Sambunglah Tali Persaudaraan, Shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat_*. [Sunan Ibnu Majah No. 3242].

Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Al Adab , At Thabrani didalam Kitab Al Kabir , Abu Nu’aim Al Ashfahani dalam Kitab Hilyat Al Auliya dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya dari Abdullah bin Amr dengan lafal *Tadkhulul Jinan* (Kalian akan masuk Surga).

*Keterangan :*

Jika kita perhatikan hadits2 tersebut diatas , Dari 4 (empat) hal yang bisa memasukkan seorang muslim kedalam surga, Ibadah Ritual (sholat) hanya disebut satu kali sedangkan tiga lainnya terkait dengan Ibadah Sosial (Memberi makan , Menebarkan Sama dan Menyambung Tali Persaudaraan).

Hadits tersebut bukan  untuk meremehkan Ibadah Wajib yang merupakan Rukun Islam seperti Sholat , Puasa , Zakat dan Haji , tapi ketika kita sudah selesai dengan Ibadah wajib dalam kaitan Hablu Minallah, maka jangan tinggalkan Ibadah yang terkait dengan Hablu Minannas (Ibadah Sosial).

Bahkan tanda Haji Mabrur itu bukan ditandai dengan banyaknya Ibadah Ritual tapi justru ditandai dengan kualitas Ibadah Sosialnya SETELAH selesai berhaji ,  seperti  *suka memberi makan orang dan tutur katanya selalu dijaga dengan baik*.

Rasulullah ﷺ bersabda :  

الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة قيل وما بره قال إطعام الطعام وطيب الكلام

_Haji Mabrur itu tidak ada balasan kecuali Surga. Beliau ditanya : *Apa Tanda Kemabrurannya.?* Beliau menjawab : *Memberi Makan dan bertutur kata yang baik*_. (Kitab Shahih Targhib wa At Targhib Hadits No 1105 – HR. Ahmad dan Thobrani).

Selamat Beraktivitas

Semoga Segala Aktivitas Kita Hari ini Bernilai Ibadah Disisi Nya. Aaamiin.

*Salam*

Hadits Lengkap Dalam Musnad Ahmad :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي إِذَا رَأَيْتُكَ طَابَتْ نَفْسِي وَقَرَّتْ عَيْنِي فَأَنْبِئْنِي عَنْ كُلِّ شَيْءٍ قَالَ كُلُّ شَيْءٍ خَلَقَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ الْمَاءِ قَالَ أَنْبِئْنِي بِأَمْرٍ إِذَا أَخَذْتُ بِهِ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ قَالَ أَفْشِ السَّلَامَ وَأَطْعِمْ الطَّعَامَ وَصِلْ الْأَرْحَامَ وَصَلِّ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ثُمَّ ادْخُلْ الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ 

Dari Abu Hurairah bahwa ia mendatangi Nabi ﷺ seraya berkata; "Sesungguhnya jika aku melihatmu hatiku terasa tenang dan mataku sejuk, maka terangkanlah kepadaku akan segala sesuatu,  Beliau ﷺ bersabda: "Segala sesuatu Allah 'azza wajalla ciptakan dari air, " Kemudian Abu Hurairah berkata lagi ; "Beritakan kepadaku tentang sesuatu yang jika aku amalkan maka aku akan masuk surga, " Beliau ﷺ bersabda: "Sebarkanlah salam, berikan makanan, sambunglah silaturrahim, dan shalatlah di saat manusia tidur maka engkau akan masuk surga dengan selamat [Musnad Ahmad : 7945].

Punya Sahabat Shalih? Itu Investasi Akhirat

Punya Sahabat Shalih? Itu Investasi Akhirat

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

(HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

“Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji,”
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.

Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, “Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim).

Sebaliknya, teman yang zhalim takkan memberi kebaikan bagi kita baik di dunia maupun di akhirat, maka mereka pun takkan menemukan seseorang yang memberi pertolongan atau syafa’at bagi mereka di akhirat kelak.
“Orang-orang yang zhalim tidak memiliki teman setia seorangpun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya”. (QS. Ghafir : 18).

Mari kita introspeksi diri, sudah berapa banyak Sahabat Shalih yang kita miliki? Apakah kita telah tergabung di komunitas orang-orang baik? Lihat ke sekeliling kita, dari sekian banyak teman dan sahabat, apakah lebih banyak orang-orang shalih atau orang-orang zhalim yang berakhlak buruk?

SANG SUAMI DAN KERIDHOANNYA


Epilog

Tulisan berikut ini dipersembahkan untuk :
Para istri yg gigih mempertahankan keutuhan rumah tangganya;
Para istri yg tetap sabar Dan ikhlas dalam menjalankan perannya;
Para istri yg tetap tersenyum walaupun lelah dalam menjalankan tugasnya;
Para istri yg tetap sabar Dan kuat dalam mencari keridhoan Tuhannya.

Dari kami para suami yang Malu belum dapat membahagiakan istrinya;
Dari kami para suami yang belum dapat memaksimalkan perannya;
Dari kami para suami yang hanya dapat memberikan keridhoan untuk istrinya, namun masih berat utk menyampaikannya.

Duhai para istri, maafkan para suamimu....
Semoga Allah mengumpulkan kita di dunia Dan di syurga kelak. Aamiin.

SANG SUAMI DAN KERIDHOANNYA

Ada seorang ibu, mau cerai dari suaminya. Lalu dia diskusi panjang dengan saya....

Ibu.: Mbah Mun, sy sdh ga kuat dgn suami saya. Saya mau cerai saja...
Kyai. : Emangnya kenapa bu?

Ibu. : Ya suami saya udah ga ada kerjanya, ga kreatif, ga bisa jadi pemimpin utk anak2. Nanti gimana anak2 saya kalau ayahnya modelnya kayak begitu. Saya harus cari nafkah cape2 dia santai aja di rumah.

Kyai.: Oooh gitu, cuma itu aja?

Ibu.: Sebenarnya masih banyak lagi, tapi ya itu mungkin sebab yg paling utama.

Kyai.: Oooooh... iya... mau tahu pandangan saya ga bu?

Ibu.: Boleh Mbah Mun.

Kyai.: Gini... ibarat orang punya kulkas, tapi dipakainya untuk lemari pakaian, ya akhirnya ga bakal puas dengan produk kulkas tersebut. Sudahlah ga muat banyak, ga ada gantungan pakaiannya, ga ada lacinya, ga bisa dikunci, malah boros listrik...
Nah... itulah kalau kita pakai produk ga sesuai fungsi. Sebagus apapun produknya kalau dipakai tidak sesuai peruntukannya ya ga akan puas.

Ibu.: Mmm... trus apa hubungannya sama suami saya?

Kyai.: Ya... ibu berharap banget suami ibu jalankan fungsi yang sekunder, bahkan tersier barangkali. Tapi fungsi primernya ga dipakai.

Ibu.: Saya ga berharap lebih koq Mbah Mun. Sy cuma pengen dia nafkahi keluarga dengan baik. Saya cuma pengen dia jadi pemimpin yang baik.

Kyai.: Iya... itu mah cuma fungsi sampingan dari suami. Sayang atuh suami cuma diharapkan jadi begitu aja. Fungsi primernya yang paling utama malah ga ibu harapkan dan kejar.

Ibu.: Mmmmm... emang apa fungsi primernya seorang suami?

Kyai.: Fungsi primer suami ibu itu adalah untuk jadi tameng bagi dosa2 ibu di neraka.
Saat ibu dapat ridho dari suami, maka... semua dosa2 ibu langsung dimaafkan sama Allah atas keridhoan suami ibu.
Jadi, seorang suami duduk diem aja, itu sangat manfaat untuk ibu, tinggal ibu aja gunakan fungsinya dgn maksimal.
Lakukan apapun yang terbaik yang ibu bisa lakukan untuk dapatkan ridho suami.
Dalam sebuah hadits shohih disebutkan “Ayyumam roatin maatat wa zaujuha ‘anha roodhin dakholatil jannah”
Yang artinya “Seorang istri meninggal dunia dan suaminya ridho sepenuhnya kepadanya, maka langsung masuk syurga”
Selebihnya, itu cuma fungsi2 sekunder dari suami. Kejar dulu yg utama ini.
Suami ga kerja ya ga apa2... yang penting sudah jadi suami ibu. Jangan lepaskan, jangan dicerai. Biarkan dia jadi tameng saja bagi neraka.
Kalau cerai, nanti ibu langsung berhadapan dengan api neraka. Dosa2 ibu ga ada yang menghapusnya, kecuali amalan ibu sangat spesial dan udah ga ada dosa sama sekali.
Ibu tinggal cari ridhonya suami. Kalau mmg ibu yang cari nafkah ya gpp. Semua harta yg ibu berikan ke anak dan rumah tangga itu semuanya terhitung sedekah yang sangat mulia. Jauh lebih mulia daripada sedekah ke anak yatim.

Ibu.: koq bisa lebih mulia dari anak yatim?

kyai.: ya krn anak yatim ini bukan bagian dari hidup ibu. Memberikannya adalah sedekah yg hukumnya sunnah. Sementara suami, sdh terikat dengan akad nikah, sudah menjadi bagian dari ibu.
Silahkan dibagi sedekah untuk org lain dengan sedekah untuk keluarga, tp yg untuk keluarga, itu yg lebih utama.

Ibu.: Tapi... kalau suami zalim bgm? Bahkan KDRT ke keluarga?

Kyai.: Ya gpp juga... tetap pertahankan. Krn semua perbuatan zalim akan kembali kepada yang melakukannya. Suami akan menanggung akibat KDRT yang dilakukannya. Siksaan Allah sangat pedih bagi suami yang tega menyakiti keluarganya.
Sementara... Ibu fokus aja terus cari ridhonya suami.
Pernah dengar? Istrinya Fir’aun masuk syurga? Apa kurangnya coba Fir’aun melakukan KDRT? Bukan hanya ke sang istri, Fir’aun bahkan tega membunuh bayi2.
Ke istrinya Asiyah, Fir’aun menyiksanya dan bahkan membunuhnya. Doa terakhir Asiyah diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an.
Dia tidak meminta Fir’aun di adzab. Dia hanya meminta imbalan atas kesabarannya “ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim” (66:11)

Ibu.: Ya Allah... Mbah Mun ... trmksh atas diskusinya. Lalu apa yang harus saya lakukan?

Kyai.: Ibu mau ikuti saran dari saya?

Ibu.: Apa itu Mbah Mun..?

Kyai.: Lakukan ini selama 7 hari saja... setiap malam, Tanyakan ke suami, “Abang, berapa persen ridhonya abang sama aku hari ini?”
Kalau dia jawab 95%... jangan tidur. Lakukan apapun untuk membuatnya menjawab sampai 100%. Mungkin dipijitin, mungkin dibuatkan makanan, teh, hidangkan buah, apapun... sampai dia mau jawab 100%. Baru setelah dia jawab “iya, aku ridho sama kamu 100%” nah silahkan tidur....
Lakukan selama 7 hari dan rasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang akan ibu dapatkan.

Ibu.: Baik Mbah Mun

Kyai.: Smg Allah memuliakan ibu dan suami ibu.
Ibu.: Aaaamiin ya Rabb... trmksh Mbah Mun...
*****
SELANG 5 HARI BERLALU, IBU ITU DATANG KEMBALI MENGHADAP KYAI

Ibu.: Mbah Mun.... ya Allah... trmksh banyak... saya ga tahu mau ngomong apa sama Mbah Mun... trmksh sudah merubah hidup saya... hanya Allah yang bisa memuliakan Mbah Mun dan keluarga...

Kyai.: Alhamdulillah... gimana, saran saya, sdh dijalankan?

Iby.: Iya Mbah Mun... dan saya rasakan saya lebih bahagia sekarang. Ini suami juga sudah mulai inisiatif cari kerjaan... walaupun belum dapat, saya sudah cukup bahagia Mbah Mun, dia mau bantuin saya nganter ke mana2.... ya Allah... enak banget Mbah Mun...

Kyai.: Alhamdulillah...

Ibu.: Saya mau terus lakukan saran Mbah Mun, ga cuma 7 hari..., tapi mau saya lakukan selama2nya boleh Mbah Mun...?

Kyai.: Buoleh banget... lakukan sampai salah satu dari ibu atau suami, dijemput malaikat dengan Husnul Khotimah...

Ibu.: Huhuhu... makasiiiiih Mbah Mun...

Kyai.: Sama2

Copas

Catatan:
Kisah ini katanya bersumber dari almarhum KH. Maimun Zubair (yg sering dipanggil Mbah Mun)
Ulama besar dan Tokoh NU dari Jawa Tengah, namun kami tidak dapat memastikan kisah ini bersumber dari beliau. 

semoga bermanfaat.
------------------

Friday, June 5, 2020

JAMINAN SURGA DARI RASULULLAH ‎ﷺ ‏BAGI YANG MENUNAIKAN ‎6 ‏HAL

*SERI ASBABUL WURUD – 4*

*JAMINAN SURGA DARI RASULULLAH ﷺ BAGI YANG MENUNAIKAN 6 HAL


اضْمَنُوا لِي سِتًّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنْ لَكُمْ الْجَنَّةَ اصْدُقُوا إِذَا حَدَّثْتُمْ وَأَوْفُوا إِذَا وَعَدْتُمْ وَأَدُّوا إِذَا اؤْتُمِنْتُمْ وَاحْفَظُوا فُرُوجَكُمْ وَغُضُّوا أَبْصَارَكُمْ وَكُفُّوا أَيْدِيَكُمْ

_Berikanlah kepadaku 6 (enam) jaminan maka niscaya aku akan menjamin kalian akan masuk surga , yaitu_ : 

_(1). Jujurlah jika kalian bicara_.
_(2). Tepatilah jika kalian berjanji_.
_(3). Tunaikanlah jika kalian mendapat amanah_.
_(4). Jagalah kehormatan diri kalian_.
_(5). Tutuplah pandangan kalian. (dari hal yang diharamkan)_
_(6). Tahanlah tangan-tangan kalian. (dari perbuatan dzolim dan makanan yang haram)_

[Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad Hadits No. 21695 , Ibnu Hibban dan Al Baihaqi dalam As Syi’ib dari Mutholib dari Ubadah bin Shamit. Menurut Adz Dzahabi isnad hadits ini baik , sedangkan menurut Al Ula-i menilainya Jayyid. Tepatnya keduanya menilai bahwa derajat hadits ini tidak kurang dari derajat Hasan].

*SABABUL WURUD* – [Menurut Kitab Asbabul Wurud , Hadits No. 258 –  Karya Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi Ad Damsyiqi]*.

Berkata Imam Ahmad dalam Az Zuhd : Telah menerangkan kepadaku , Al Hasan bin Abu Al Hasan : Bani Israil telah meminta kepada Musa , kata mereka : _Sesungguhnya Kitab Taurat telah membebani kami maka terangkanlah kepada kami semua urusan yang dapat memudahkan kami_.

Maka kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Musa : Katakanlah kepada mereka : _Jangan kalian dzolim dalam hal warisan , jangan memasuki rumah orang tanpa seizin penghuninya , berwudhulah setelah memakan makanan seperti berwudhu ketika akan sholat. Namun mereka tidak melaksanakan perintah tsb_. Berkenaan dengan hal tersebut diatas Rssulullah ﷺ bersabda :

_Berikanlah kepadaku 6 (enam) jaminan maka niscaya aku akan menjamin kalian akan masuk surga , yaitu_ : 

_(1). Jujurlah jika kalian bicara_
_(2). Tepatilah jika kalian berjanji_.
_(3). Tunaikanlah jika kalian mendapat amanah_.
_(4). Jagalah kehormatan diri kalian_.
_(5). Tutuplah pandangan kalian (dari hal yang diharamkan)_.
_(6). Tahanlah tangan-tangan kalian (dari dari perbuatan dzolim dan makanan yang haram)_.

*Keterangan Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi Ad Damsyiqi :*

Kata Al Baihaqi ketika menafsirkan ayat Surat An Nisa’a : 58 yaitu : 

۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا

_Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat_.

Beliau (Al Baihaqi) mengatakan : Termasuk didalamnya apa2 yang dituntut dari seorang Mukmin berkenan dengan imannya berupa Amal Ibadah dan hukum2 agama lainnya , menunaikan hak dan kewajiban untuk dirinya dan saudaranya sesama muslim. Menunaikan amanat semacam itu hukumnya wajib. Demikian pula memelihara Faraj dan kehormatan dari perbuatan haram , menutup pandanagan dari yang diharamkan , mencegah tangan dan anggota badan lainnya dari makanan dan perbuatan haram , mencegah sikap bermusuhan dengan orang lain. Kesemua itu merupakan akhlak seorang mukmin yang ganjarannya adalah Surga.


Selamat Beraktivitas

Semoga Segala Aktivitas Kita Hari ini Bernilai Ibadah Disisi Nya. Aaamiin.

*Salam*

Thursday, June 4, 2020

Perbuatan Baik Dapat Menghapus Perbuatan Buruk

SERI : ASBABUL WURUD – 3


Perbuatan Baik Dapat Menghapus Perbuatan Buruk


Suatu ketika ada seorang Sahabat Nabi seorang Pemuda yang melakukan dosa. Dosa yang dilakukannya adalah ia bermesraan dengan seorang wanita. Dosa itu telah menggelayuti perasaannya  dan membuatnya tidak tenang. Ia sangat menyesal telah melakukan dosa tsb.

Iapun mendatangi Rasulullah ﷺ untuk meredam perasaan bersalahnya dengan membuat pengakuan didepan Nabi.

Berkata Sahabat Nabi tersebut : 

: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي عَالَجْتُ امْرَأَةً فِي أَقْصَى الْمَدِينَةِ وَإِنِّي أَصَبْتُ مِنْهَا مَا دُونَ أَنْ أَمَسَّهَا فَأَنَا هَذَا فَاقْضِ فِيَّ مَا شِئْتَ

Ya Rasulullah! Aku telah berdosa, karena aku bermesraan dengan seorang perempuan di pinggir kota Madinah. Aku telah berbuat dosa dengannya selain bersetubuh. Maka hukumlah aku dengan hukuman apa saja yang anda hendaki.

Saat mengungkapkan isi hatinya kepada Rasulullah , ada Sahabat Rasulullah lainnya yang hadir saat itu , diantaranya Umar bin Khaththab dan Abudllah.

Mendengar  ucapan Pemuda tersebut , Umar pun menimpali , katanya :

لَقَدْ سَتَرَكَ اللَّهُ لَوْ سَتَرْتَ نَفْسَكَ
Seandainya engkau menutup rahasia dirimu, niscaya Allah telah menutupi kesalahanmu itu.

Mendengar ucapan Umar tersebut , Nabi pun tidak membantah sedikitpun ucapan Umar tersebut. Maka berdirilah laki-laki itu kemudian pergi. Lalu Nabi ﷺ menyuruh seseorang menyusul dan memanggilnya kembali. 

Kemudian Rasulullah ﷺ membacakan kepada Pemuda tersebut sebuah ayat dalam Surat Hud ayat 114 :

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ

Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

Mendengar jawaban Rasulullah tersebut , salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ :

يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا لِهَذَا خَاصَّةً أَوْ لَنَا عَامَّةً
Ya Rasulullah, apakah ayat ini khusus untuk orang itu atau untuk kita semua ?

Rasulullah pun menjawab :

بَلْ لَكُمْ عَامَّةً
Bahkan untuk kalian semua

[Kisah tersebut diambil dari Kitab Shahih Muslim Hadits No. 4964]

Hikmah :

1. Para Sahabat Nabi jika melakukan suatu dosa mereka sangat ketakutan dan menyesali perbuatannya.

2. Jangan meremehkan dosa sekecil apapun karena dosa kecil jika dilakukan terus menerus akan menjadi dosa besar sebaliknya Dosa Besar jika kita istighfar (meminta ampun pada Allah) maka Insya Allah akan diampuni oleh Allah.

لاَ كَبِيْرَةَ مَعَ الاِسْتِغْفَارِ وَ لاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الإِصْرَارِ
Tidak ada dosa besar jika dihapus dengan istighfar (meminta ampun pada Allah) dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus. [Ibnu Abbas].

3. Sholat sehari lima kali yang kita selalu lakukan dengan benar bisa menghapus dosa-dosa kecil yang dilakukan jika disertai dengan Istighfar mohon ampun kepada Allah.

Benar Ucapan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan jika orang Mukmin melakukan dosa maka ia seolah-olah berada dibawah gunung dan khawatir gunung itu akan runtuh menimpa dirinya. Sedangkan Orang yang suka melakukan maksiat maka ia melihat dosa itu seperti seekor lalat yang terbang lewat dihadapannya dan pergi berlalu begitu saja.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata :

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ

Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di sebuah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (Orang yang suka melakukan maksiat) , ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya. [Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 5833].

إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). [An-Nisa : 31]


Semoga Allah selalu menjauhkan kita dari perbuatan Dosa-dosa ,  baik dosa kecil maupun dosa besar. Aamiiin.

Selamat Beraktivitas

Semoga Segala Aktivitas Kita Hari ini Bernilai Ibadah Disisi Nya. Aaamiin.

Salam


Kutipan lengkap Hadits Shahih Muslim No. 4964 :

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ وَالْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي عَالَجْتُ امْرَأَةً فِي أَقْصَى الْمَدِينَةِ وَإِنِّي أَصَبْتُ مِنْهَا مَا دُونَ أَنْ أَمَسَّهَا فَأَنَا هَذَا فَاقْضِ فِيَّ مَا شِئْتَ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ لَقَدْ سَتَرَكَ اللَّهُ لَوْ سَتَرْتَ نَفْسَكَ قَالَ فَلَمْ يَرُدَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا فَقَامَ الرَّجُلُ فَانْطَلَقَ فَأَتْبَعَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا دَعَاهُ وَتَلَا عَلَيْهِ هَذِهِ الْآيَةَ { أَقِمْ الصَّلَاةَ طَرَفَيْ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنْ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ } فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ يَا نَبِيَّ اللَّهِ هَذَا لَهُ خَاصَّةً قَالَ بَلْ لِلنَّاسِ كَافَّةً حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ الْحَكَمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْعِجْلِيُّ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ قَالَ سَمِعْتُ إِبْرَاهِيمَ يُحَدِّثُ عَنْ خَالِهِ الْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَعْنَى حَدِيثِ أَبِي الْأَحْوَصِ وَقَالَ فِي حَدِيثِهِ فَقَالَ مُعَاذٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا لِهَذَا خَاصَّةً أَوْ لَنَا عَامَّةً قَالَ بَلْ لَكُمْ عَامَّةً

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Qutaibah bin Sa'id dan Abu Bakr bin Abu Syaibah -dan lafadh ini milik Yahya- Yahya berkata; telah mengabarkan kepada kami, dan yang lain berkata; telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash  dari Simak  dari Ibrahim dari 'Alqamah dan Al Aswad dari 'Abdullah dia berkata; dari Abdullah, dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata; 'Ya Rasulullah! Aku telah berdosa, karena aku bermesraan dengan seorang perempuan di pinggir kota Madinah. Aku telah berbuat dosa dengannya selain bersetubuh. Maka hukumlah aku dengan hukuman apa saja yang anda hendaki. Maka Umar bin Khaththab berkata kepadanya; 'Seandainya engkau menutup rahasia dirimu, niscaya Allah telah menutupi kesalahanmu itu.' Kata Abdullah; 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak membantah sedikitpun ucapan Umar tersebut.' Maka berdirilah laki-laki itu kemudian pergi. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh seseorang menyusul dan memanggilnya kembali. Kemudian beliau bacakan kepadanya ayat ini: 'Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya segala perbuatan yang baik menghapuskan (dosa) segala perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.' (QS Hud: 114). Maka bertanyalah seseorang dari suatu kaum yang hadir; 'Ya Nabiyullah! Apakah ayat itu ditujukan khusus baginya? ' Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: 'Bahkan untuk seluruh umat manusia.' Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man Al Hakim bin 'Abdullah Al 'Ijli telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Simak bin Harb dia berkata; aku mendengar Ibrahim bercerita dari pamannya Al Aswad dari 'Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang semakna dengan hadits Abul Ahwash dia berkata di dalam Haditsnya; Mu'adz berkata; Ya Rasulullah, apakah ayat ini khusus untuk orang itu atau untuk kita semua ? Beliau menjawab: Bahkan untuk kalian semua.

MENGIKHLASKAN AMAL KARENA ALLAH

*SERI : ASBABUL WURUD – 2*


*MENGIKHLASKAN AMAL KARENA ALLAH

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ العَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصاً وَ ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

_Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan, kecuali yang ikhlas dan dimaksudkan (dengan amal perbuatan itu) mencari wajah Allah_. 

[HR Nasa-i, VI/25 dan sanad-nya jayyid sebagaimana perkataan Imam Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib, I/26-27 no. 9. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib Wat Tarhib, I/106, no.8].

*Keterangan :*

_Hadits tersebut diriwayatkan oleh An Nasai dari *Abu Umamah Al Bahili* ra_. Nama sebenarnya Abu Umamah adalah *Shadi bin ‘Aljan Al Bahili*. Ia adalah Salah seorang Sahabat Rasulullah yang cukup terkenal dan meriwayatkan sekitar 250 hadits. Ia tinggal di Mesir kemudian pindah ke Homs yaitu salah satu Kota di Suriah dan meninggal disana pada tahun 81 H. Beliau adalah Sahabat Nabi yang paling akhir meninggal di Suriah.

*Asbabul Wurud*

_Dalam Sunan An Nasai dari Abu Umamah Al Bahili , katanya : Seseorang laki-laki menghadap Rasulullah ﷺ dan berkata : Bagaimana pendapat engkau Ya Rasulullah jika seorang laki-laki bertempur dimedan perang di jalan Allah dengan niat untuk mencari : *Pahala , Nama dan juga Harta*.?_ 

_Maka Rasulullah ﷺ pun bersabda : *Ia tidak mendapatkan apa-apa*_.  

_Orang yang bertanya itu masih penasaran sampai pertanyaan itu dulang sebanyak tiga kali_. 

_Dan kemudian Rasulullah ﷺ menjawab :_ 

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ العَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصاً وَ ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

*_Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah (ridho) Nya_*.

*[Dikutip dari Kitab Asbabul Wurud No. 492 – Karya Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi Ad Damsyiqi]*.

*Hikmah* :

_Peristiwa tersebut memberi pelajaran kepada kita bahwa dalam melakukan  Amal sholeh harus dilandasi oleh *Keikhlasan* dan tidak boleh dicampur dengan niat lainnya , apapun itu bentuknya_.

_Imam Abul Qosim Al Qusyairi (Lahir 376 H/986 M , meninggal pada tahun 465 H/ 1074 M dalam usia 89 Tahun) mengatakan : *Ikhlas adalah menjadikan niat hanya untuk Allah dalam melakukan amalan ketaatan*. Jadi, amalan ketaatan tersebut dilakukan *dalam rangka mendekatkan diri pada Allah*. Sehingga yang dilakukan bukan karena ingin mendapatkan perlakuan baik dan pujian dari makhluk atau yang dilakukan bukan lah di luar mendekatkan diri pada Allah_.

_*Mewujudkan ikhlas memang bukan pekerjaan yang mudah*. Para ulama yang telah meniti jalan kepada Allah telah menegaskan sulitnya ikhlas dan beratnya mewujudkan ikhlas di dalam hati, kecuali orang yang memang dimudahkan Allah_. 

_Bahkan Imam Sufyan Ats Tsauri pernah berkata : *Tidaklah aku mengobati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku*_. [Al Majmu’ Syarhul Muhadzdzab (I/17) ; Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam (I/70)].

Hati ini memang selalu berbolak balik jika tidak ditata dengan keikhlasan. Bahkan Rasulullah ﷺ pun sering berdo’a :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
_Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik_
*_(Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)_*

_Pernah ada orang bertanya kepada Suhail : *Apakah yang paling berat bagi nafsu manusia* ? Ia menjawab : *Ikhlas, sebab nafsu tidak pernah memiliki bagian dari ikhlas*_ [ Madarijus Salikin (II/95)].

_Dikisahkan ada seorang ‘alim yang selalu shalat di shaf paling depan. Suatu hari ia datang terlambat, dan ia hanya mendapat shalat di shaf kedua. Di dalam benaknya *terbersit rasa malu kepada para jama’ah lain yang melihatnya*. Maka pada saat itulah *baru ia menyadari bahwa sebenarnya kesenangan dan ketenangan hatinya ketika shalat di shaf pertama pada hari-hari sebelumnya disebabkan karena ingin dilihat orang lain*_. [ Tazkiyatun Nufus, hlm. 15-17].

Selamat Beraktivitas

Semoga Segala Aktivitas Kita Hari ini Bernilai Ibadah Disisi Nya. Aaamiin.

*Salam*

Seri Kata-Kata Bijak - Ali bin abu tholib

*Seri Kata-Kata Bijak*

_ILMU akan menjaga dirimu, sedangkan HARTA itu justru engkaulah yang harus menjaganya._

_Orang yang ber ILMU akan memiliki banyak teman, sedangkan orang ber HARTA cenderung memiliki banyak musuh._

_ILMU itu akan bertambah jika diamalkan, sedangkan harta akan berkurangan jika dibelanjakan._

_Di hari kiamat orang ber ILMU akan memberi syafaat, sedangkan orang ber HARTA akan dihisab_.

_Dengan banyak ILMU maka hati akan selalu tercerahkan., tetapi banyak HARTA cenderung Hati akan menjadi KERAS._

_Orang ber ILMU akan mengakui bahwa dirinya hanyalah hamba Allah , sedangkan orang ber HARTA akan menganggap bahwa dirinya adalah Tuannya (pemiliknya)._

*(Ali bin Abu Thalib)*

HIKMAH DISEGERAKANNYA HUKUMAN

*SERI ASBABUL WURUD – 1

*HIKMAH DISEGERAKANNYA HUKUMAN


عَنْ سَعْدِ بْنِ سِنَانٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Sa'id bin Sinan dari Anas berkata : Rasulullah ﷺ bersabda :

_Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hambaNya, maka Allah akan menyegerakan hukumannya di dunia, dan apabila Allah menghendaki keburukan kepada hambaNya maka Allah menahan dosanya sehingga dia terima kelak di hari Kiamat_. [Sunan At Tirmidzi No. 2319 - Hasan Shahih kata Syaikh Al Albani).

*Asbabul Wurud :*

Suatu ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan , kemudian lewatlah dihadapannya sesorang wanita cantik. Laki-laki itupun terpesona dengan kecantikan wanita tersebut sehingga ia terus memandang kecantikan wanita tersebut. Laki-laki tidak melihat dan menyadari bahwa didepannya ada sebuah dinding tembok dan kepala laki-laki itupun terbentur tembok sehingga kepalanya mengeluarkan darah. 

Tak lama kemudian laki-laki tersebut bertemu dengan Rasululah ﷺ dan oleh Rasulullah ditanyalah laki-laki tersebut mengapa kepalanya sampai berdarah.

Dijelaskanlah bahwa kepalanya berdarah karena membentur tembok disebabkan ia terus menerus melihat kecantikan seorang wanita tanpa disadari didepannya ada sebuah dinding tembok.

Mendengar jawaban Laki-laki tersebut Rasulullah ﷺ pun bersabda :

_Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hambaNya, maka Allah akan menyegerakan hukumannya di dunia, dan apabila Allah menghendaki keburukan kepada hambaNya maka Allah menahan dosanya sehingga dia terima kelak di hari Kiamat_

*[Dikutip dari Kitab Asbabul Wurud No. 101 karya Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi Ad Damsyiqi]*.

*Hikmah Pertama :*

Peristiwa tersebut membawa kita hikmah bahwa ketika kita mendapat musibah atau keburukan boleh jadi itu merupakan suatu kebaikan dan bentuk kasih sayang dari Allah dalam bentuk siksa yang disegerakan di dunia ketika masih hidup didunia dan menghindari siksa yang kelak akan diterima di akhirat.

Jadi introspeksi dirilah diri kita terhadap segala sesuatu yang menimpa diri kita dengan introspeksi diri maka kita tidak akan mudah menyalahkan orang lain atau mengeluh kepada Allah terhadap ujian yang diterimanya.

*Hikmah Kedua :*

Peristiwa seperti tersebut diatas bukan hanya terjadi dijaman Nabi tapi dijaman sekarangpun masih banyak terjadi. Betapa sering kita mendengar orang berkata : Jalan-Jalan ke Mall untuk *Cuci Mata* atau Kongkow-kongkow sambil *cuci mata*. Padahal perkataan tersebut sangat jauh dari akhlak Islam.

Padahal dijaman jahiliyah sebelum datangnya Islam , orang-orang Jahiliyah pun sudah mengetahui bahwa *_menjaga pandangan mata adalah akhlak yang mulia_*. Bahkan *_Antarah bin Syaddad_* seorang penyair di zaman jahiliyah mengatakan :

وَأَغُضُّ طَرْفِي مَا بَادَتْ لِي جَارَتِي   #   حَتَّى يُوَارِيَ جَارَتِي مَأْوَاهَا

_Dan akupun terus menundukkan pandanganku tatkala tampak istri tetanggaku sampai masuklah dia ke rumahnya_.

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdilmuhsin Al-’Abbad –hafidzohumullah– berkata : _Inilah salah satu akhlak mulia yang dipraktekkan oleh orang pada zaman jahiliyah, namun yang sangat memprihatinkan *justru kaum muslimin di zaman sekarang malah meninggalkannya*_.

Rasulullah ﷺ bersabda :

اُكْفُلُوا لِي بِسِتٍّ أَكْفُلْ لَكُمْ بِالْجَنَّةِ، إِذَا حَدَّثَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَكْذِبْ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ فَلاَ  يَخُنْ، وَ إِذَا وَعَدَ فَلاَ يُخْلِفْ، غُضُّوْا أَبْصَارَكُمْ، وَكُفُّوْا أَيْدِيَكُمْ، وَاحْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ

_Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku jamin bagi kalian surga_ :
1). _Jika salah seorang kalian berkata maka janganlah berdusta_, 
2). _Jika diberi amanah janganlah berkhianat_, 
3). _Jika dia berjanji janganlah menyelisihinya_, 
4).*_ Tundukkanlah pandangan kalian_* , 
5). _Cegahlah tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang lain), dan_ 
6). _Jagalah kemaluan kalian.(Jangan Berzina)_

*(HR.Ath-Thabrani No:8018)*

Dari Buraidah, dia berkata, “Rasulullah ﷺ berkata kepada Ali radliyallahu ‘anhu :

يَا عَلِيّ ُ! لاَتُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ, فَإِنَّمَا لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الأَخِيْرَةُ

_Wahai Ali janganlah engkau mengikuti pandangan *(pertama yang tidak sengaja)* dengan pandangan (berikutnya), karena bagi engkau pandangan yang pertama dan *tidak boleh bagimu pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)*_. [HR Abu Dawud no 2149 (Kitabun Nikah), At-Tirmidzi no 2777 (Kitabul Adab), dan berkata At-Tirmidzi,  Hasan Gharib. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’ no 7953].

Selamat Beraktivitas
Semoga Segala Aktivitas Kita Hari ini Bernilai Ibadah Disisi Nya. Aaamiin.

*Salam*