*SERI ASBABUL WURUD – 1
*HIKMAH DISEGERAKANNYA HUKUMAN*
عَنْ سَعْدِ بْنِ سِنَانٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Sa'id bin Sinan dari Anas berkata : Rasulullah ﷺ bersabda :
_Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hambaNya, maka Allah akan menyegerakan hukumannya di dunia, dan apabila Allah menghendaki keburukan kepada hambaNya maka Allah menahan dosanya sehingga dia terima kelak di hari Kiamat_. [Sunan At Tirmidzi No. 2319 - Hasan Shahih kata Syaikh Al Albani).
*Asbabul Wurud :*
Suatu ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan , kemudian lewatlah dihadapannya sesorang wanita cantik. Laki-laki itupun terpesona dengan kecantikan wanita tersebut sehingga ia terus memandang kecantikan wanita tersebut. Laki-laki tidak melihat dan menyadari bahwa didepannya ada sebuah dinding tembok dan kepala laki-laki itupun terbentur tembok sehingga kepalanya mengeluarkan darah.
Tak lama kemudian laki-laki tersebut bertemu dengan Rasululah ﷺ dan oleh Rasulullah ditanyalah laki-laki tersebut mengapa kepalanya sampai berdarah.
Dijelaskanlah bahwa kepalanya berdarah karena membentur tembok disebabkan ia terus menerus melihat kecantikan seorang wanita tanpa disadari didepannya ada sebuah dinding tembok.
Mendengar jawaban Laki-laki tersebut Rasulullah ﷺ pun bersabda :
_Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hambaNya, maka Allah akan menyegerakan hukumannya di dunia, dan apabila Allah menghendaki keburukan kepada hambaNya maka Allah menahan dosanya sehingga dia terima kelak di hari Kiamat_
*[Dikutip dari Kitab Asbabul Wurud No. 101 karya Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi Ad Damsyiqi]*.
*Hikmah Pertama :*
Peristiwa tersebut membawa kita hikmah bahwa ketika kita mendapat musibah atau keburukan boleh jadi itu merupakan suatu kebaikan dan bentuk kasih sayang dari Allah dalam bentuk siksa yang disegerakan di dunia ketika masih hidup didunia dan menghindari siksa yang kelak akan diterima di akhirat.
Jadi introspeksi dirilah diri kita terhadap segala sesuatu yang menimpa diri kita dengan introspeksi diri maka kita tidak akan mudah menyalahkan orang lain atau mengeluh kepada Allah terhadap ujian yang diterimanya.
*Hikmah Kedua :*
Peristiwa seperti tersebut diatas bukan hanya terjadi dijaman Nabi tapi dijaman sekarangpun masih banyak terjadi. Betapa sering kita mendengar orang berkata : Jalan-Jalan ke Mall untuk *Cuci Mata* atau Kongkow-kongkow sambil *cuci mata*. Padahal perkataan tersebut sangat jauh dari akhlak Islam.
Padahal dijaman jahiliyah sebelum datangnya Islam , orang-orang Jahiliyah pun sudah mengetahui bahwa *_menjaga pandangan mata adalah akhlak yang mulia_*. Bahkan *_Antarah bin Syaddad_* seorang penyair di zaman jahiliyah mengatakan :
وَأَغُضُّ طَرْفِي مَا بَادَتْ لِي جَارَتِي # حَتَّى يُوَارِيَ جَارَتِي مَأْوَاهَا
_Dan akupun terus menundukkan pandanganku tatkala tampak istri tetanggaku sampai masuklah dia ke rumahnya_.
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdilmuhsin Al-’Abbad –hafidzohumullah– berkata : _Inilah salah satu akhlak mulia yang dipraktekkan oleh orang pada zaman jahiliyah, namun yang sangat memprihatinkan *justru kaum muslimin di zaman sekarang malah meninggalkannya*_.
Rasulullah ﷺ bersabda :
اُكْفُلُوا لِي بِسِتٍّ أَكْفُلْ لَكُمْ بِالْجَنَّةِ، إِذَا حَدَّثَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَكْذِبْ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ فَلاَ يَخُنْ، وَ إِذَا وَعَدَ فَلاَ يُخْلِفْ، غُضُّوْا أَبْصَارَكُمْ، وَكُفُّوْا أَيْدِيَكُمْ، وَاحْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ
_Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku jamin bagi kalian surga_ :
1). _Jika salah seorang kalian berkata maka janganlah berdusta_,
2). _Jika diberi amanah janganlah berkhianat_,
3). _Jika dia berjanji janganlah menyelisihinya_,
4).*_ Tundukkanlah pandangan kalian_* ,
5). _Cegahlah tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang lain), dan_
6). _Jagalah kemaluan kalian.(Jangan Berzina)_
*(HR.Ath-Thabrani No:8018)*
Dari Buraidah, dia berkata, “Rasulullah ﷺ berkata kepada Ali radliyallahu ‘anhu :
يَا عَلِيّ ُ! لاَتُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ, فَإِنَّمَا لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الأَخِيْرَةُ
_Wahai Ali janganlah engkau mengikuti pandangan *(pertama yang tidak sengaja)* dengan pandangan (berikutnya), karena bagi engkau pandangan yang pertama dan *tidak boleh bagimu pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)*_. [HR Abu Dawud no 2149 (Kitabun Nikah), At-Tirmidzi no 2777 (Kitabul Adab), dan berkata At-Tirmidzi, Hasan Gharib. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’ no 7953].
Selamat Beraktivitas
Semoga Segala Aktivitas Kita Hari ini Bernilai Ibadah Disisi Nya. Aaamiin.
*Salam*
No comments:
Post a Comment