*ONE WEEK ONE HADITS*
Jum’at , 29 Mei 2020 / 6 Syawal 1441 H
*BANYAKNYA KEMATIAN MENDADAK SALAH SATU TANDA-TANDA KIAMAT*
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ
Dari Anas bin Mâlik, dia meriwayatkan dari Nabi ﷺ, beliau ﷺ bersabda, :
_Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan *munculnya (banyaknya) kematian mendadak*_.
[HR Thabarani dalam al-Mu’jamush Shaghîr (2/261, no. 1132) Dhiya’ al-Maqdisi dalam al-Ahâdîts al-Mukhtârah (no. 2326). Dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi‘ (2/1.026, no. 5.899), Penerbit al-Maktabul-Islami, Cet. 3, Th. 1408 H / 1988 M]
Saat ini kita sudah mendekati di akhir zaman, sudah terlalu banyak tanda-tanda kiamat yang sekarang ini kita lihat dan sudah terjadi sesuai dengan prediksi yang Baginda Nabi sabdakan 14 abad yang lalu. Salah satunya adalah Banyaknya Kematian mendadak yang dialami oleh manusia saat ini.
Sebagian dari kita mungkin ingin agar ketika Kematian akan mendatangi kita maka kita diberi kesadaran untuk *_mengucapkan Kalimat Tauhid di akhir hayat_* kita karena kalimat itu merupakan tanda dijaminnya diri kita masuk Surga.
مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُم مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا دَخَلَ الْجَنة
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan Laa Illa Illallah kemudian ia meninggal dunia di atas ucapan itu kecuali pasti ia masuk surga.” (HR. Al-Bukhari No. 5379 dari Abu Dzar RA.)
Dari Mu’ad bin Jabal Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata : Rasulullah ﷺ bersabda :
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa yang ucapan terakhirnya Laa Ilaaha Illallaah pasti masuk surga.” (Kitab Sunan Abu Dawud No. 2709 , dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Miyhkah al-Mashabiih: 1/509)
Namun demikian siapa yang bisa menjamin bahwa diri kita bisa mengucapkan kalimat Tauhid tersebut di akhir hidup kita. Jangan-jangan diri kita termasuk orang yang mengalami kematian mendadak tanpa pernah kita bisa berwasiat atau berpesan apapun kepada keluarga yang ditinggalkan.
Teman penulis bahkan ada yang meninggal mendadak saat sedang mengendarai mobil bersama istrinya. Teman penulis lainnya (wanita) *meninggal saat tidur* dan baru diketahui suaminya saat pagi hari dibangunkan oleh suaminya tanpa sakit ataupun tanda2 akan pergi selamanya.
Bahkan ada sahabat sejak kecil , mendadak shock kena serangan jantung , ia tidak bisa menerima ketika dikabarkan anak laki satu-satunya meninggal akibat tersetrum listrik dan sang Ayah (Sahabat saya tsb) ikut meninggal sehari kemudian setelah anaknya dimakamkan.
Apa hikmah dari itu semua.? Mempersiapkan diri sebaik mungkin bekal yang akan kita bawa kelak di akhirat.
Salah satu bentuk kematian yang sering tidak kita sadari adalah saat kita sedang tidur. Siapa yang bisa menjamin saat kita tidur malam hari kemudian pagi harinya kita masih diberi hidup oleh Allah.?
Bukankah ketika Allah menidurkan kita , Allah menggunakan kata *Yatawaffa – Menidurkan* (Surat Al An’am : 60) dan ketika Allah mematikan kita Allah juga menggunakan kata yang sama yaitu *Yatawaffa - Mewafatkan* (Surat Az Zumar : 42).
وَهُوَ ٱلَّذِى يَتَوَفَّىٰكُم بِٱلَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِٱلنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰٓ أَجَلٌ مُّسَمًّى ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
_Dan Dialah yang *menidurkan* kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan_. (Al An’am : 60).
ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَٱلَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ ٱلَّتِى قَضَىٰ عَلَيْهَا ٱلْمَوْتَ وَيُرْسِلُ ٱلْأُخْرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
_Allah *mewafatkan* (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir_.” (QS: Az-Zumar: 42).
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menggunakan kata kerja yang sama yakni; *_yatawaffa_* (يَتَوَفَّى) antara orang yang *_mati_* dan *_tidur_*. Perbedaan antara keduanya adalah pada apa yang Allah lakukan setelah *_yatawaffa_* (يَتَوَفَّى) ; bagi orang yang sudah saat ajalnya tiba, maka *_Allah menahan atau menggenggam jiwa atau ruhnya dan tidak mengembalikannya kembali ke dalam jasad_*. Sementara bagi orang yang tidur, *_Allah mengembalikan ruh tersebut ke dalam jasad setelah diwafatkannya_*.
Dengan demikian sebenarnya dalam keseharian, aktivitas kita berisi tidur dan bangun, yang dalam bahasa al-Qur’an adalah aktivitas mati dan aktivitas hidup yang berlangsung terus-menerus, hingga saatnya Allah mematikan kita tanpa menghidupkannya kembali dengan menahan ruh yang sudah diwafatkan.
Artinya tidur itu sebenarnya adalah *_Miniatur dari Kematian_* karena Allah menggunakan kata yang sama yaitu *Yatawaffa* (يَتَوَفَّى) untuk *Menidurkan* dan *Mewafatkan*.
Jadi,… jangan pernah berfikir bahwa ketika kita tidur malam hari maka keesok harinya kita pasti akan bangun seperti biasanya. Karena boleh jadi Allah akan menahan ruh kita dan tidak mengembalikannya ke jasad kita.*(فَيُمْسِكُ ٱلَّتِى قَضَىٰ عَلَيْهَا ٱلْمَوْتَ – Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya)*.
Banyak sebenarnya doa-doa yang bisa kita amalkan sebelum kita tidur dan terlalu banyak kalau harus ditulis disini semuanya , Namun Ada sebuah hadits yang sangat indah tentang doa mau tidur yang *terkait dengan kematian* yang jika dibaca sebelum tidur maka Insya Allah jika meninggal saat tidur, maka kita meninggal dalam keaadan suci (Fitrah).
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ رَجُلًا إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنْ اللَّيْلِ أَنْ يَقُولَ : اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنْ مَاتَ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ
Dari Al Barra' bin 'Azib bahwasanya Rasulullah ﷺ pernah menyuruh seseorang apabila dia hendak tidur, untuk mengucapkan :
_Alloohumma Aslamtu Nafsii ilaik_,
_Wawajjahtu Wajhii ilaik_,
_Wa-Alja'tu Zhohrii ilaik_,
_Wafawwadhtu Amrii ilaika Roghbatan Warohbatan ilaika_,
_Laa Malja'a Walaa Manjaa Minka illaa ilaik_,
_Aamantu Bikitaabikalladzii Anzalta Wabirosuulikalladzii Arsalta_.
_Ya AIlah , aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dengan berharap-harap cemas, karena tidak ada tempat berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Rasul-Mu yang telah Engkau utus_.
*_Apabila dia meninggal dunia pada malam itu, maka dia meninggal dalam kesucian diri (fitrah)_*.
*(Shahih Muslim Hadits No. 4885).*
Jangan sampai kita menyesal sebagaimana Rasulullah pernah mengingatkan umatnya bahwa Orang baik maupun orang jahat *_pasti akan menyesal ketika ia meninggal_* , sehingga salah seorang Sahabat merasa penasaran dan bertanya kepada Rasulullah ﷺ : Apa Penyesalannya.?
مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُوتُ إِلَّا نَدِمَ قَالُوا وَمَا نَدَامَتُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنْ كَانَ مُحْسِنًا نَدِمَ أَنْ لَا يَكُونَ ازْدَادَ وَإِنْ كَانَ مُسِيئًا نَدِمَ أَنْ لَا يَكُونَ نَزَعَ
_Rasulullah bersabda : *Tidak ada seorangpun yang meninggal dunia kecuali dia merasa menyesal*. Para sahahat bertanya: *Apa penyesalannya Ya Rasulullah ?* Beliau menjawab: *Jika orang baik dia menyesal kenapa tidak menambah (kebaikannya)* dan *jika orang jahat dia menyesal kenapa tidak melepaskan (kejahatannya)*_. (Suna At Tirmidzi No. 2327),
Sungguh indah perkataan Imam Bukhori yang memberi nasehat berkaitan dengan orang yang meninggal secara mendadak :
اِغْتَنِمْ فِيْ الْفَرَاغِ فَضْلَ الرُكُوْعِ
_Manfaatkanlah waktu luang dengan keutamaan ruku’ (shalat, ibadah)_
فَعَسَى أَنْ يَكُوْنَ مَوْتُكَ بَغْتَةْ
_Bisa jadi kematianmu akan datang secara tiba-tiba_
كَمْ صَحِيْحٍ رَأَيْتَ مِنْ غَيْرِ سُقْمٍ
_Berapa banyak orang sehat yang engkau lihat tanpa sakit_
ذَهَبَتْ نَفْسُهُ الصَّحِيْحَةُ فَلْتَةْ
_(Namun) jiwanya yang sehat pergi secara mendadak_
Jangan lupa ya , mulai malam ini sebelum tidur bacalah do’a :
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
_Alloohumma Aslamtu Nafsii ilaik_,
_Wawajjahtu Wajhii ilaik_,
_Wa-Alja'tu Zhohrii ilaik_,
_Wafawwadhtu Amrii ilaika Roghbatan Warohbatan ilaika_,
_Laa Malja'a Walaa Manjaa Minka illaa ilaik_,
_Aamantu Bi Kitaabikalladzii Anzalta Wabi rosuulikalladzii Arsalta_.
_Siapa tahu tidur kita malam ini adalah tidur yang terakhir yang dengan do’a tsb kita diwafatkan dalam keadaan Suci_.
اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
_Alloohum-makh tim lanaa bil-islaam , wakh tim lanaa bil-iimaan , wakh tim lanaa bi Husnil Khootimah_
*_Ya Alloh, Akhirilah hidup kami dengan Islam , Akhirilah hidup kami dengan membawa Iman, dan Akhirilah hidup kami dengan Husnul Khotimah_*
*Salam*
No comments:
Post a Comment