*ONE DAY ONE HADIST*
_Jum’at, 8 Mei 2020 / 15 Ramadhan 1441 H_
*CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT*
_Kafaa Bil Mauti Wa Idzho_ - كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».
_Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah ﷺ , lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya : Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling Cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, *Yang paling banyak mengingat kematian* dan *yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya*, itulah mereka yang paling cerdas_. (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).
Mukmin Yang Cerdas menurut Rasulullah ﷺ bukan karena Ilmunya yang banyak atau banyak menguasai Ilmu sehingga Gelar / Title nya Berderet atau memiliki Jabatan yang tinggi ataupun pintar dalam mencari kekayaan duniawi. Tapi *Manusia Cerdas adalah :
*Pertama* : sering mengingat tentang Kematian.
*Kedua* : ia selalu mempersiapkan bekal sebaik mungkin sebelum kematian menjemput dirinya.
Orang yang mencintai sesuatu maka sesuatu yang ia cintai tersebut akan selalu ia ingat setiap saat. Begitu juga orang yang selalu mengingat kematian maka ia akan mencintai kematian itu sebagai sesuatu yang akan membuat dirinya memiliki kesadaran akan pentingnya membawa bekal untuk menghadapi kematian. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.
Ketika kita tidak memiliki kesadaran akan sebuah kematian maka manusia cenderung akan panjang angan-angan dalam menjalani kehidupan. Panjang angan-angan ingin memiliki Harta yang banyak dan panjang usia sering membuat manusia lupa akan hakikat kehidupan dunia yang hanya sementara.
Semakin bertambah tua maka kecenderungan manusia adalah selalu berangan-angan ingin bertambah hartanya dan dipanjangkan usianya.
قَلْبُ الشَّيْخِ شَابٌّ عَلَى حُبِّ اثْنَتَيْنِ حُبِّ الْعَيْشِ وَالْمَالِ
_Masih ada yang sudah berumur namun memiliki hati seperti anak muda yaitu mencintai dua hal: cinta berumur panjang (panjang angan-angan) dan cinta harta_. (HR. Muslim, no. 1046)
Di hadits lain Rasulullah ﷺ bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. [HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].
اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه
_Ingatlah kematian dalam shalatmu karena *jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya*. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya)_. (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
Manusia memang tidak pernah puas dengan Rezeki yang telah Allah berikan kepada hambanya.
عَنْ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِى خُطْبَتِهِ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Dari Ibnu ‘Abbas bin Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Ibnu Az Zubair berkata di Makkah di atas mimbar saat khutbah, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: _Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah (yaitu setelah ia mati). Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat_. (HR. Bukhari no. 6438).
Imam Ibnu Majah meriwayatkan:
عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى ثُمَّ قَالَ يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا
_Dari Al Bara’, dia berkata: Kami bersama Rasulullah ﷺ pada suatu jenazah, lalu Beliau duduk di tepi kubur, kemudian *Beliau menangis sehingga tanah menjadi basah*, lalu Beliau bersabda: *Wahai, saudara-saudaraku ! Maka persiapkanlah untuk yang seperti ini*_! [HR Ibnu Majah, no. 4.190, dihasankan oleh Syaikh Al Albani].
*Rasulullah ﷺ menangis ketika berada dikuburan*. Kita terkadang justru banyak berbincang-bincang yang tidak perlu sambil tertawa dan berselfie ria ditanah kuburan ketika mengantar Jenazah teman atau kerabat kita tanpa ada rasa takut bahwa Kematian Bisa mendatangi nya setiap saat.
Pernah Suatu ketika ada orang yang selalu diingatkan tentang Kematian , kemudian orang tersebut mengadu kepada Hasan Al-Bashri rahimahullah.
_Berkata seseorang kepada Hasan Al-Bashri rahimahullah, “Wahai Abu Sa’id, apa yang harus kami perbuat? *Kami berteman dengan orang-orang yang senantiasa menakut-nakuti kami sampai-sampai hati kami hendak melayang*. Maka beliau menjawab, Demi Allah! Sesungguhnya *jika engkau berteman dengan orang-orang yang senantiasa menakut-nakuti dirimu hingga mengantarkan dirimu kepada keamanan, maka itu lebih baik daripada engkau bergaul dengan teman-teman yang senantiasa menanamkan rasa aman hingga kelak menyeretmu kepada situasi yang menakutkan*_.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
_Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan_. (Al Hasr : 18)
Sangat Indah Nasehat Ammar bin Yasir tentang Kematian yang kami kutip dari Kitab Ad-Durrul-Mantsur fit-Ta’wili bil-Ma’tsur karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi.
كفى بالموت واعظًا،
_Cukuplah Kematian Sebagai Nasehat_
وكفى باليقين غنى،
_Cukuplah Keyakinan Sebagai Kekayaan_
وكفى بالعبادة شغلاً
_Cukuplah Ibadah Sebagai Kesibukan_
_Ketika Engkau Melihat Ada Kematian, Sungguh Itu adalah Nasehat Untuk Dirimu Bahwa Suatu Saat Engkau Juga Akan Mengalami Dan Meninggalkan semua yang engkau Cintai_.
_Kayakinan mu Dalam Iman Dan Islam Adalah Kekayaan Yang Tak Ternilai Harganya Karena Itulah Yang Menentukan Tempatmu Kelak Di Akhirat_.
_Kesibukan Dirimu Dalam Beribadah Kepada Allah Akan Mengurangi Kecintaannmu Terhadap Dunia , Sehingga Tidak ada Waktu Bagimu untuk Membuang Waktu Dengan Bersendagurau dan segala hal yang Tidak Memberi Manfaat pada Akhiratmu_.
Semoga Kita Termasuk Orang Cerdas Yang selalu mengingat Kematian dan Selalu Mempersiapkan Bekal untuk Kehidupan Kelak. Aamiin.
_Selamat menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan_.
_Semoga Ibadah Ramadhan kali ini akan menjadi *Ibadah Ramadhan terbaik* yang bisa kita lakukan selama dalam hidup kita_. Aaaamiiin.
_Jangan sia-siakan Ramadhan , betapa banyak Saudara dan Sahabat kita yang karena Takdirnya sudah dipanggil lebih dulu dan tidak bisa lagi menemui Ramadhan dan kitapun belum tentu tahun depan masih diberi kesempatan untuk bisa menemui Ramadhan_.
*Salam*
No comments:
Post a Comment