*ONE DAY ONE HADITS*
_SELASA , 19 Mei 2020 / 26 Ramadhan 1441 H_
*MERAIH PAHALA IBADAH HAJI SETIAP HARI*
Pernahkan anda berfikir melakukan sebuah amalan namun mendapat pahala seperti Ibadah Haji setiap hari.? Ternyata ada beberapa bentuk Ibadah yang pahalanya akan diberikan seperti kita melaksanakan Ibadah Haji. Bahkan boleh jadi jika melakukan amalan tersebut setiap hari maka kita akan mendapat ganjaran berupa Pahala Ibadah Haji berkali-kali. Jika kita melakukan *Ibadah Haji mungkin kita hanya melakukan sekali seumur hidup*, tapi dengan melakukan amalan dibawah ini Insya Allah kita akan mendapat pahala Ibadah haji bukan hanya sekali seumur hidup tapi *boleh jadi dalam sehari kita bisa mendapat pahala Haji berkali-kali setiap harinya*.
Apa saja amalan yang bisa membuat kita mendapat pahala Ibadah Haji berkali-kali setiap harinya.? Inilah amalan2 tersebut.
*1- SHALAT LIMA WAKTU BERJAMA’AH DI MASJID*
Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لاَ يُنْصِبُهُ إِلاَّ إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلاَةٌ عَلَى أَثَرِ صَلاَةٍ لاَ لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِى عِلِّيِّينَ
_Barangsiapa keluar dari rumahnya *dalam keadaan bersuci* menuju shalat wajib, maka pahalanya *seperti pahala orang yang berhaji*. Barangsiapa keluar untuk shalat Sunnah Dhuha, yang dia tidak melakukannya kecuali karena itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumrah. Dan (melakukan) shalat setelah shalat lainnya, tidak melakukan perkara sia-sia antara keduanya, maka pahalanya ditulis di ‘illiyyin (kitab catatan amal orang-orang shalih)_. (HR. Abu Daud, no. 558; Ahmad, 5: 268. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
_Yang harus diperhatikan dalam melakukan sholat berjamaah di masjid agar mendapat ganjaran seperti Ibadah Haji adalah : *Sebelum berangkat ke Masjid maka diri kita harus sudah dalam keadaan berwudhu alias dalam keadaan suci*. (Jangan lakukan wudhu ketika sudah berada dimasjid)_
*2- BERBAKTI PADA ORANG TUA (BIRRUL WALIDAIN)*
Banyak dari kita tidak menyadari bahwa berbakti kepada orangtua itu pahalanya seperti berhaji bahkan bukan hanya seperti berhaji tapi juga seperti berjihad di jalan Allah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
إِنِّي أَشْتَهِي الْجِهَادَ وَلا أَقْدِرُ عَلَيْهِ ، قَالَ : هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ ؟ قَالَ : أُمِّي ، قَالَ : فَأَبْلِ اللَّهَ فِي بِرِّهَا ، فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ ، وَمُعْتَمِرٌ ، وَمُجَاهِدٌ ، فَإِذَا رَضِيَتْ عَنْكَ أُمُّكَ فَاتَّقِ اللَّهَ وَبِرَّهَا
_Ada seseorang yang mendatangi Rasululah ﷺ dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah ﷺ bertanya padanya apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup. Ia jawab, ibunya masih hidup_.
Rasul pun berkata padanya, _Bertakwalah pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya adalah *seperti berhaji, berumrah dan berjihad*_. (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath 5/234/4463 dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman 6/179/7835. Ada nukilan dari At-Targhib 3/214 yang menyatakan bahwa sanad hadits ini jayyid –antara hasan dan shahih-. Lihat penjelasan Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah, no. 3195.
*3- MENGHADIRI MAJELIS ILMU DI MASJID*
Ini juga paling sering disia-siakan oleh umat Muslim ketika selesai sholat berjamaah di Masjid dan ada Kajian Ilmu maka cenderung jamaah langsung pulang. Alasannya bermacam-macam. Ada yang karena Ustadznya kurang menarik dalam memberikan Kajian atau themanya monoton dan bukan thema yang kekinian atau memang rasa malas lebih kuat terbentuk didalam dirinya.
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ
_Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan *mendapatkan pahala haji* yang sempurna hajinya_. (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 94. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 86 menyatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Di Jaman sekarang hampir setiap minggu selalu ada Kajian Ilmu Islam di Masjid2 disampaikan oleh para Ustadz2 yang Ilmunya sangat mumpuni. Hadirilah dan sempatkanlah waktu untuk mengikuti kajian Ilmu islam tersebut , Insya Allah pemahaman agama kita akan lebih baik selain juga mendapatkan pahala seperti Ibadah Haji dan juga diberi kemudahan jalan menuju Surga.
مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ
_Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga_ (HR. At Tirmidzi no. 2682, Abu Daud no. 3641, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
*4- MELAKUKAN SHALAT ISYRAQ*
Ini mungkin sholat yang paling sulit untuk dilakukan mengingat ada rangkaian urutan tatacara yang harus dipenuhi dan bukan sekedar sholat dua rakaat saja.
Apa itu sholat Isyraq.? Mungkin diantara kita tidak banyak yang tahu.
Menurut Syaikh Utsaimin : *_Sholat Isyraq adalah shalat yang dikerjakan setelah matahari meninggi satu tombak, sekitar lima belas menit setelah matahari terbit_*. Disebut demikian karena dikerjakan sesudah terbitnya matahari.
Menurut Syaikh Utsaimin, Syaikh Ibnu Bazz, dan lainnya adalah Shalat Isyraq termasuk Shalat Dhuha itu sendiri.
Jadi Sholat Isyraq adalah Sholat Dhuha sedangkan Sholat Dhuha belum tentu merupakan Sholat Isyraq karena Sholat Dhuha yang dilakukan ketika matahari sudah mulai memanas sekitar Jam 10 Pagi bukan lagi termasuk sholat Isyraq. Jadi Sholat Isyraq adalah sholat yang dikerjakan sesudah matahari terbit dan dikerjakan di awal waktu Dhuha.
Untuk bisa melakukan Sholat Isyraq yang pahalanya disamakan dengan Ibadah Haji diperlukan beberapa persyaratan yaitu :
a- Diawali dengan Shalat shubuh berjamaah di masjid
b- Setelah selesai sholat subuh tidak boleh beranjak (berdiam diri) dari tempat duduk waktu sholat subuh dilakukan dan melakukan dzikir atau membaca Al Qur’an atau membaca Kitab yang menambah Ilmu.
c- Ketika matahari sudah setinggi tombak (15 menit setelah matahari terbit) melakukan shalat dua raka’at (disebut shalat isyraq atau shalat Dhuha di awal waktu).
Dalil atas penjelasan tersebut adalah berdasarkan hadits dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda :
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
_Barangsiapa yang mengerjakan *shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid*, lalu dia tetap *berdiam di masjid* sampai melaksanakan *shalat Sunnah Dhuha*, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna_. (HR. Thabrani. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 469 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi atau shahih dilihat dari jalur lainnya)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
_Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka *ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh*. Beliau pun bersabda, Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna_. (HR. Tirmidzi, no. 586. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
*5- Umrah di bulan Ramadhan*
Kalau Ibadah Umrah ini mungkin tidak semua orang mampu melakukannya, apalagi jika kita tinggal jauh dari Tanah Suci Makkah. Hanya orang2 yang memiliki kelebihan harta saja yang mampu melakukan Umrah setiap tahun.
Banyak dari kita kalangan umat Islam yang rajin melakukan Umrah di bulan Ramadhan walau dengan biaya yang tidak sedikit , dengan alasan agar mendapat Ganjaran Ibadah Haji *tapi anehnya* mereka justru mengabaikan Ibadah lain yang *lebih mudah dan tidak banyak mengeluarkan biaya* namun sebenaranya ganjarannya juga sama dengan Ibadah haji yaitu :
(1). _Selalu Menjaga Sholat Berjama’ah di Masjid_
(2). _Berbakti Kepada Orang tua_ ,
(3). _Mengikuti Kajian Ilmu di Masjid_ atau
(4). _Melakukan Sholat Isyraq_.
Menurut hemat Penulis jika anda sudah pernah melakukan Ibadah Haji dan juga sudah pernah berumrah, akan lebih baik jika Ibadah Umrah yang kedua dan seterusnya diberikan kepada orang lain yang sama sekali belum pernah melakukan umrah namun memiliki keinginan untuk melakukan Umrah seperti Marbot Masjid atau Pengurus Masjid yang Tidak Mampu namun memiliki keikhlasan dalam menjaga dan memakmurkan masjid atau Karyawan anda yang baik akhlaknya dan memiliki kemauan untuk mendalami agama namun mengalami kesulitan keuangan untuk bisa menunaikan Ibadah Umrah.
Dengan meng-Umrah-kan orang lain , Insya Allah anda memberi kemudahan orang yang mengalami kesulitan untuk melakukan Ibadah Umrah dan Insya Allah pula akan dibalas oleh Allah , *anda akan selalu diberi kemudahan dalam segala urusan anda di dunia dan juga kelak di akhirat*, sebagaimana Sabda Baginda Rasulullah ﷺ :
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ،
_Dan barangsiapa yang *memudahkan orang yang sedang kesulitan* niscaya akan Allah mudahkan baginya urusannya di dunia dan akhirat_. (Mutaffaq ‘Alaih - KItab Shahih Riyadhush Sholihin, Hadits No.250]
Adapun Hadit tentang ganjaran Umrah di Bulan Ramadhan adalah :
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ pernah bertanya pada seorang wanita,
مَا مَنَعَكِ أَنْ تَحُجِّى مَعَنَا
_Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami ?_
Wanita itu menjawab, “Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta di mana unta tersebut ditunggangi oleh ayah fulan dan anaknya –ditunggangi suami dan anaknya-. Ia meninggalkan unta tadi tanpa diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut. Lantas Rasulullah ﷺ bersabda,
فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ
_Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji_. (HR. Bukhari, no. 1782; Muslim, no. 1256).
Dalam lafazh Muslim disebutkan,
فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً
_Umrah pada bulan Ramadhan senilai dengan haji_. (HR. Muslim, no. 1256)
Dalam lafazh Bukhari yang lain disebutkan,
فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
_Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku_. (HR. Bukhari no. 1863).
*Mudah2an Amalan2 yang kami sebutkan diatas No. 1 sd 4 bisa memotivasi (Targhib) diri ini untuk lebih giat untuk melakukannya dan tidak menyia-nyiakannya*.
Selamat menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan.
_Semoga Ibadah Ramadhan kali ini akan menjadi *Ibadah Ramadhan terbaik* yang bisa kita lakukan selama dalam hidup kita_. Aaaamiiin.
_Jangan sia-siakan Ramadhan , betapa banyak Saudara dan Sahabat kita yang karena Takdirnya sudah dipanggil lebih dulu dan tidak bisa lagi menemui Ramadhan dan kitapun belum tentu tahun depan masih diberi kesempatan untuk bisa menemui Ramadhan_.
*Salam*
No comments:
Post a Comment