*ONE DAY ONE HADIST*
_Sabtu , 16 Mei 2020 / 23 Ramadhan 1441 H_
*TIGA HARI BERSAMA PENGHUNI SURGA*
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda :
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
_Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlaq yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa mengalahkan derajat orang yang rajin puasa (sunah) dan rajin shalat (sunah)_. (HR. Tirmidzi no. 2134. Syaikh Al-Abani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih Al Jaami’ no. 5726.)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah ﷺ, tiba-tiba beliau ﷺ bersabda :
يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
*_Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga_*.
Benar saja tak lama kemudian datang seorang laki-laki Anshar lewat di hadapan mereka. Dari penampilannya terlihat bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya dan tangan kirinya menenteng sandal.
Keesok harinya dihari kedua Nabi ﷺ bersabda lagi : Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga. Tak lama kemudian kemudian muncul lagi lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.
Dihari ketiga Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .
Peristiwa tersebut membuat salah seorang Sahabat Nabi yaitu *Abdullah bin Amr bin Ash* penasaran dengan laki-laki tersebut yang selama tiga hari selalu disebut oleh Baginda Nabi ﷺ sebagai Penghuni surga.
Akhirnya Abdullah bin Amr bin Ash pun berusaha mengetahui amalan apa yang telah dilakukan oleh laki-laki tersebut sehingga membuat laki-laki itu dikatakan Rasulullah ﷺ sebagai penghuni surga.
Ketika mendapat kesempatan , Abdullah bin Amr bin Ash pun mendekati laki-laki tersebut dan menyatakan keinginannya untuk bermalam selama tiga hari di rumah laki-laki tersebut dengan *_membuat alasan seolah-olah_* Abdullah bin Amr bin Ash sedang ada masalah dengan Ayahnya sehingga ia untuk sementara waktu ingin tinggal ditempat lain dan Abdullah bin Amr bin Ash minta izin laki-laki tersebut agar diperkenankan untuk tinggal di rumahnya.
Laki-laki tersebut rupanya tidak keberatan dengan keinginan dari Abdullah bin Amr bin Ash.
Setelah menginap dirumah laki-laki tersebut , Abdullah bin Amr bin Ash merasa heran karena dilihatnya *_ternyata laki-laki tersebut ketika malam hari tidak melakukan Qiyamul Lail. Hanya saja jika laki-laki tersebut terjaga dari tidurnya ia selalu membaca dzikir dan Takbir_* dan ketika menjelang Waktu Subuh ia mengambil air wudhu. Selain itu jika berbicara dengan laki-laki tersebut , Abdullah bin Amr bin Ash tidak pernah mendapati laki-laki tersebut berbicara kecuali *_isi pembicaraannya selalu hal2 yang baik-baik_*.
Setelah tiga hari menginap dirumah laki-laki tersebut , timbul dalam hati Abdullah bin Amr bin Ash yang meremehkan amalan laki-laki tersebut.
Tidak tahan dengan apa yang dilihatnya , Abdullah bin Amr bin Ash pun akhirnya berbicara jujur kepada Laki-laki tersebut.
Kata Abdullah bin Amr bin Ash : *_Wahai hamba Allah, Sebenaranya aku tidak ada masalah dengan ayahku , hanya saja aku mendengar Rasulullah ﷺ selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda : Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga. Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau_*. Hal itu membuat aku ingin ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian ?
Laki-laki itupun menjawab :
مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ
*_Tidak ada amalan yang aku kerjakan melainkan seperti apa yang telah kamu lihat selama ini_*.
Mendapat jawaban seperti itu , Abdullah bin Amr bin Ash pun pamit untuk meninggalkan rumah laki-laki tersebut.
Namun baru beberapa langkah meninggalkan rumah laki-laki tersebut , laki-laki tersebut memanggilnya dan berkata :
مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ، غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي غِلًّا لِأَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ، وَلَا أَحْسِدُهُ عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللَّهُ إِيَّاهُ
_Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja *aku tidak pernah mempunyai perasaan dendam kepada siapapun* diantara kaum muslimin dan juga *tidak pernah punya perasaan iri / dengki* terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya_.
Mendapat jawaban seperti itu , maka Abdullah bin Amr bin Ash pun berkata :
هَذِهِ الَّتِي بَلَغَتْ بِكَ، وَهِيَ الَّتِي لَا نُطِيقُ
*_Rupanya itulah amalan yang menyebabkan engkau mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya_*.
Kisah tersebut diatas dikutip dari Hadits yang diriwayatkan oleh : [1]. Al-Imam Ibnul Mubarak –rahimahullah– dalam Az-Zuhd wa Ar-Roqo’iq (hal. 241_242), cet. Darul Kutub Al-Ilmiyyah, [2]. Ahmad dalam Al-Musnad (3/166), [3]. Abdur Rozzaq Ash-Shon’aniy dalam Al-Mushonnaf (20599), [4]. An-Nasa’iy dalam As-Sunan Al-Kubro(10633), [5]. Ibnus Sunni dalam Amal Al-Yaum wa Al-Lail (no. 756), [6]. Al-Ashbahaniy dalam At-Targhib wa At-Targhib(2274), [7]. Al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iman (6181 & 6182) dan yang lainnya dengan sanadnya sampai kepada Az-Zuhriy dari Anas bin Anas.
Al-Imam Al-Hafizh Nuruddin Al-Haitsamiy –rahimahullah- berkata tentang sanad hadits ini,
وَرِجَالُ أَحْمَدَ رِجَالُ الصَّحِيحِ، وَكَذَلِكَ أَحَدُ إِسْنَادَيِ الْبَزَّارِ
_Rijal-nya (rawi-rawinya) Ahmad adalah rawi-rawi Kitab Shohih. Demikian pula salah satu dari dua sanad Al-Bazzar_.”
Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah tersebut yaitu berupa 3 Akhlak Mulia yang membuat orang tersebut dijamin masuk surga :
1. Jika berbicara selalu yang baik-baik.
2. Tidak pernah punya rasa dendam kepada siapapun.
3. Tidak pernah iri / dengki atas nikmat yang Allah berikan kepada orang lain.
Sepintas mungkin akhlak seperti itu mudah dilakukan padahal Abdullah bin Amr bin Ash sendiri mengatakan betapa berat menjalani akhlak tsb.
Kisah tersebut juga memberi pelajaran kepada kita bahwa : banyak jalan menuju surga dan betapa akhlak yang baik bisa mencapai derajat yang tinggi. Betapa Akhlak yang baik sangat Berat timbangannya dan *tidak ada amalan sunah yang lebih berat timbangannya dari akhlak yang baik*.
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda :
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
_Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlaq yang mulia. Sesungguhnya *orang yang berakhlaq mulia bisa mengalahkan derajat orang yang rajin puasa (sunah) dan rajin shalat (sunah)*_. (HR. Tirmidzi no. 2134. Syaikh Al-Abani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih Al Jaami’ no. 5726.)
Dalam hadits lain bahkan Rasulullah ﷺ mengecam orang yang berakhlak buruk walau ia suka sholat malam dan puasa sunah.
يا رسول الله! إن فلانة تصلي الليل وتصوم النهار، وفي لسانها شيء تؤذي جيرانها. قال: لا خير فيها، هي في النار
_Ya Rasulullah, si Fulanah sering shalat malam dan puasa. Namun lisannya suka menyakiti tetangganya. Rasulullah bersabda: *Tidak ada kebaikan padanya, ia di neraka*_. (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak 7385, dinilai shahih oleh Al Albani dalam Shahih Adabil Mufrad 88)
Mungkin kita tidak mampu berakhlak seperti laki-laki yang dikisahkan dalam hadits tersebu diatas. Jangan pernah putus asa. Jika kita karena kekhilafan melakukan kesalahan / dosa segera iringi dengan amal kebaikan, Insya Allah dosa tersebut akan terhapus dengan amal kebaikan yang kita lakukan.
اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن
_Bertakwalah kepada Allah di manapun anda berada. Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik_. (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih).
Selamat menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan.
_Semoga Ibadah Ramadhan kali ini akan menjadi *Ibadah Ramadhan terbaik* yang bisa kita lakukan selama dalam hidup kita_. Aaaamiiin.
_Jangan sia-siakan Ramadhan , betapa banyak Saudara dan Sahabat kita yang karena Takdirnya sudah dipanggil lebih dulu dan tidak bisa lagi menemui Ramadhan dan kitapun belum tentu tahun depan masih diberi kesempatan untuk bisa menemui Ramadhan_.
*Salam*
No comments:
Post a Comment